Mohon tunggu...
Irfan Tamwifi
Irfan Tamwifi Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

Bagikan Yang Kau Tahu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kegamangan PBNU Merespon Polemik Nasab

6 Desember 2024   13:25 Diperbarui: 9 Desember 2024   20:53 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) belum memberikan sikap resmi terkait isu polemik nasab yang menghebohkan warga nahdliyyin. Respon tokoh-tokoh utama PBNU seluruhnya baru sebatas respon pribadi dan tidak ada yang dinyatakan sebagai sikap resmi organisasi.

Menjadi tanda tanya besar, mengapa isu yang begitu mengguncang nahdliyyin bahkan sampai melahirkan gerakan perlawanan dengan berdirinya gerakan Perjuangan Wali Songo Indonesia (PWI) dan Laskar Sabilillah (LS) tidak direspon signifikan oleh pimpinan NU.

Meski dengan opini liar, kiranya ada baiknya mengulik apa yang kira-kira terjadi sehingga PBNU tidak mampu menyikapi secara bijak hal-hal semacam ini.

Pilihan Aman dan Mengamankan

Tidak adanya respon yang tegas atas polemik nasab memperlihatkan bahwa pada dasarnya PBNU gamang menyikapi masalah ini. PBNU kesulitan mengambil sikap, sebab meski tidak semua Habaib merupakan warga NU, bahkan sebagian besar memposisikan diri sebagai lawan NU, tetapi bagaimanapun polemik yang terjadi akan melibatkan sesama warga NU sendiri, karena tidak ada yang respek terhadap Habaib kecuali di lingkungan NU.

Sangat boleh jadi polemik ini sebenarnya juga mewarnai internal pimpinan PBNU, hingga tidak mampu mengambil sikap dan keputusan secara bulat. Berpihak pada salah satu pihak dapat memantik kegaduhan baru karena sudah pasti mendapatkan perlawanan dari pihak lain, yang pada akhirnya hanya akan memperburuk citra NU. 

Pilihan paling aman tentu saja berpegang pada status quo. PBNU tidak mengubah pandangan, posisi dan kedudukan Habaib Ba’alawi di tengah komunitas NU meski diskursus di luar sudah sampai pada pengkajian yang begitu komprehensif dan mendapat dukungan luas, bahkan mulai mengkristal menjadi keyakinan yang harus diperjuangkan hidup-mati.

PBNU bahkan tidak terlihat berinisiatif memfasilitas kedua belah pihak untuk bertemu di forum diskusi ataupun bahtsul masail. Selain tidak semua pihak siap untuk diskusi secara netral dan terbuka, tidak semua Habaib Ba’alawi merupakan warga NU, sehingga polemik nasab pada dasarnya bukan masalah internal NU.

Habaib memiliki ormas tersendiri yang menaungi mereka, Rabithah Alawiyah (RA), yang bukan berada di bawah naungan NU. Secara organisatoris, NU hampir tidak mungkin menyelesaikan polemik ini dengan mempertemukan warganya vis a vis RA, ormas di luar NU. Dengan kata lain, NU memang tidak berkepentingan dengan isu nasab sebab polemik ini terjadi antara warga NU vs RA.

Polemik terkesan rumit karena adanya sebagian Habaib yang menjadi tokoh, pimpinan, bahkan beberapa tahun terakhir sempat menjadi bagian dari icon kegiatan keagamaan baru kaum nahdliyyin. Meski mayoritas pengikut Habaib berasal dari kalangan nahdliyyin tetapi jarang disadari bahwa tidak semua Habaib, bahkan mayoritas lebih sering memposisikan diri berseberangan dengan NU, terutama berkenaan dengan berbagai sikap politik dan keagamaan.

Selain menjadi pilihan aman, posisi status quo dan himbauan berhenti membahas nasab Habaib Ba'alawi menjadi upaya untuk mengamankan eksistensi maupun klaim Habaib sebagai keturunan nabi dan segala ajaran anehnya. Dukungan NU merupakan salah satu pilar bagi tegaknya klaim keabsahan nasab kaum Habaib Baalwi, sebab klaim serupa tidak laku di tempat lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun