Banyak konflik atau perdebatan terjadi akibat emosi sesaat, yang muncul akibat lepasnya kendali diri saat menghadapi suatu keadaan yang tidak sesuai harapan. Di antara yang paling sering terjadi adalah tersinggung pada sikap, ucapan atau tindakan seseorang, semisal karena insiden di jalan, ketidakcocokan atau kecemburuan sosial.
Konflik dan perdebatan akibat emosi sesaat tidak akan menyelesaikan masalah. Emosi sesaat sering mengakibatkan rusaknya harmoni sosial, perpecahan keluarga dan pertemanan, yang sudah pasti merugikan dan tidak mengenakkan. Emosi sesaat tidak jarang hanya mempermalukan diri sendiri atau bahkan menciptakan masalah baru yang lebih rumit dan sulit diselesaikan.
Prinsip Sing Waras Ngalah memungkinkan seseorang menghindari resiko yang lebih besar. Sedikit kerugian tidak masalah dari pada harus menghadapi masalah yang lebih besar dan mahal untuk diselesaikan.
4. Â Menghindari Perpecahan
Prinsip Sing Waras Ngalah perlu digunakan bila berhadapan dengan perdebatan hal-hal yang Irasional. Ada banyak hal dalam kehidupan ini yang sering menjadi bahan perdebatan bahkan konflik, baik berkenan dengan urusan pribadi maupun sosial. Topik-topik tersebut tidak layak diperdebatkan karena bersifat subyektif, persepsional dan sangat bergantung pada kecenderungan masing-masing orang.
Urusan cinta dan benci, pilihan politik hingga keyakinan agama dapat dengan mudah memancing perdebatan. Padahal urusan-urusan semacam ini sangat bergantung selera masing-masing orang. Berabad-abad lamanya perdebatan yang sama terulang tanpa pernah menghasilkan satu kesimpulan yang dapat diterima oleh semua pihak.
Mengalah menjadi cara bijak melepaskan diri dari perdebatan tanpa ujung seperti berdebat tentang telor dan ayam. Hasil perdebatan bahkan selalu sama, yaitu memancing emosi, mengukuhkan pernedaan hingga memicu konflik.
5. Â Menjaga PeluangÂ
Prinsip Sing Waras Ngalah kadang sama dengan prinsip mengalah untuk menang. Kadang mengalah merupakan pilihan strategis demi bertahan hidup atau bahkan meraup keuntungan yang lebih besar di masa depan. Mengalah ibarat strategi pedagang yang memilih rugi sedikit hari ini, dengan harapan pelanggan akan kembali datang esok pagi.
Diperlukan kemampuan mengendalikan emosi-emosi sesaat dalam menghadapi berbagai persoalan, di bidang pekerjaan atau hubungan sosial. Kadang seseorang bahkan harus bersedia merendah serendah-rendahnya di hadapan orang lain demi mendapatkan keuntungan yang lebih besar di masa depan, karena kesuksesan kadang seperti permata di bawah telapak kaki orang lain.
Tidak ada gunanya memenangkan keuntungan kecil bila besok pelanggan tidak lagi datang. Tidak ada manfaatnya konflik dan perdebatan hari ini bila akibatnya bisnis kita dijauhi pelanggan, atau kehilangan dukungan di masa depan. Kemampuan mengalahkan ego sesaat sering kali menjadi modal kemenangan di kemudian hari.