Jamaah haji Indonesia pada umumnya akrab dengan kegiatan belanja berbagai oleh-oleh sebagai suvenir haji, mulai dari makanan, pakaian, hingga alat elektronik. Di antara barang-barang belanjaan yang sering diburu oleh jamaah adalah gadged dan arloji. Memberikan arloji apalagi gadget seperti handphone dan tablet sebagai suvenir haji kepada sanak saudara memberikan kesan dan kebahagiaan tersendiri. Di berbagai toko dan pusat perbelanjaan di Makkah dan Madinah banyak terpajang arloji dan berbagai tipe gadget dari berbagai merek, mulai dari yang paling ternama hingga yang hanya dikenal di etalase pedagang.
Meski demikian, membeli barang elektronik, terutama gadget dan arloji pada saat berhaji dan umrah di tanah suci seyogyanya dihindari, bilamana jamaah haji tidak ingin membuang uang secara percuma. Beberapa pertimbangan mengapa membeli dua benda tersebut perlu dihindari adalah karena pertimbangan kualitas, kredibilitas, kesesuaian, dan harga.
KUALITAS
Sepintas penampilan berbagi arloji dan gadget yang dijual di Makkah dan Madinah begitu menawan karena penataannya di etalase begitu menarik. Apalagi tawaran harganya sering kali cukup terjangkau, bahkan jauh di bawah harga yang tersebar di situs-situs jua-beli online di Indonesia.
Sekalipun demikian, barang-barang tersebut kebanyakan sulit dipercaya keaslian dan kualitasnya. Sebagian besar arloji dan gadget bahkan merupakan barang palsu yang didesain mirip dengan produk aslinya, sehingga ditawarkan dengan harga jauh lebih murah dibanding barang aslinya. Sudah barang tentu kualitasnya jauh di bawah barang aslinya, karena fungsi sebenarnya tak lebih dari sekedar suvenir yang asal ada. Membeli barang-barang tersebut di pasaran kota Makkah dan Madinah potensial mengantarkan pada kekecewaan dan hanya membuang uang.
Selain tidak ada garansi yang dapat dipertanggung jawabkan, kualitas arloji yang dijual di berbagai toko di Makkah dan Madinah pada umumnya sangat buruk, jauh dari kualitas yang diharapkan pembeli. Kebanyakan arloji dan gadget yang dijual di toko-toko yang tersebar di Makkah dan Madinah hanya berfungsi beberapa saat saja, bahkan saat dibeli hingga beberapa hari saja. Membeli suvenir berupa pakaian dan alat ibadah yang bertekstur khas dan unik mungkin masih dapat diterima, tetapi membeli barang-barang berteknologi tinggi sebaiknya dipikirkan masak-masak.
KREDIBILITAS
Pedagang di Makkah dan Madinah pada dasatnya hanya memanfaatkan nafsu belanja para jamaah haji tanpa mempedulikan kepuasan konsumen. Arab Saudi memang negara kaya karena minyak bumi, tetapi dalam tradisi perdagangan masyarakatnya jauh di bawah masyarakat Indonesia.
Pedagang di berbagai toko dan mall yang rata-rata berwajah India, masih berjualan dengan cara tradisional. Sistem perdagangan di sekitar masjidil Haram dan masjid Nabawi pada umumnya masih mengandalkan model penawaran secara lisan layaknya penjual obat tradisonal tempo dulu dan proses pembeliannya mengandalkan tawar-menawar layaknya pasar tradisional. Bahkan di counter-counter resmi toko arloji dan gadget di mall-mall di sekitar masjid juga masih melayani pelanggan  dengan cara tradisional. Perdagangan masih berlangsung tradisional, tanpa ada komputer yang membantu penjualan, dan masih melayani tawar-menawar.
Layanan prima dengan berbagai keramahan dan layanan konsumen yang simpatik dan inforatik sebagaimana lazimnya penjualan arloji dan gadget di Indonesia masih sangat asing bagi pedagang di Makkah dan Madinah. Membeli arloji dan gadget tidak ada bedanya dengan membeli baju dan kurma, harga cocok langsung bayar dan transaksi selesai. Urusan setting dan berfungsi tidaknya barang yang dibeli tergantung pada"nasib baik" sang pembeli.Â
Bila perlu mereka meminta uang terlebih dahulu lalu memberikan barangnya dan transaksi selesai. Kualitas dan keberfungsian produk yang mereka jual sepenuhnya resiko pembeli. Tidak ada tempat untuk komplain, karena para pedagang sendiri umumnya "gaptek", tidak berkompeten dan minim pengetahuan soal produk yang dijual.
KESESUAIAN
Lazim diketahui bahwa berbagai produk teknologi tinggi umumnya dibuat sesuai dengan kebutuhan pasar di suatu negara. Belum tentu produk yang dijual di suatu negara cocok untuk dipakai di negara lain. Setting lokasi handphone yang dijual di Arab Saudi sebagian tidak mendukung untuk dipakai di Indonesia. Kalaupun dibawa pulang ke Indonesa sangat boleh jadi produk tersebut tidak dapat dipakai sebagaimana mestinya.
Mungkin saja para teknisi handphone di Indonesia bisa mengutak-atik, tetapi bagaimanapun tetap saja riskan untuk dipakai di Indonesia. Baterai arloji tertentu di Arab Saudi juga belum tentu dijual di Indonesia, yang tentu saja menyulitkan saat pengguna produk tersebut memerlukan baterei baru.
HARGA
Bila menghendaki arloji yang benar-benar berkualitas, jamaah haji dapat membelinya di counter-counter resmi di Mall-mall sekitar Masjidil Haram, tetapi harganya jauh lebih mahal dibanding di Indonesia. Harga handphone original di Arab Saudi umumnya ditawarkan lebih mahal beberapa ratus ribu rupiah dibanding di Indonesia, sedangkan arloji original harganya bisa 2,5 sampai 3 kali harga di Indonesia.
Bilamana membutuhkan barang-barang tersebut untuk keperluan pribadi jamaah haji seyogyanya mempersiakan sejak di Indonesia. Jaminan pelayanan dan kualitas produk-produk tersebut di Indonesia jauh lebih dapat diandalkan dibanding dj Arab Saudi. Terkecuali dalam keadaan darurat, seperti handphone atau arloji hilang atau rusak, membeli produk tersebut di Makkah dan Madinah merupakan pilihan yang penuh resiko.
Bila bermaksud memberikan arloji dan gadget yang layak untuk sanak saudara akan lebih baik bila meminta bantuan sanak saudara di tanah air untuk membelikannya di counter-counter atau toko-toko online di dalam negeri yang jauh lebih terpercaya. Meski demikian, berbagai pertimbangan ini tidak berlaku bagi mereka yang memang memiliki budged belanja berlebih, yang tidak perlu mempertimbangkan harga dalam berbelanja. Buat Anda yang ingin membawakan suvenir berupa gadget yang benar-benar dibeli di kota Makkah dan Madinah tanpa peduli berbagai resiko tersebut silakan saja belanja sesukanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H