Mohon tunggu...
Nasih Muhamad
Nasih Muhamad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengikat Buruan

Ikatlah buruanmu dengan Pengikat yang sangat kuat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berdirinya ASEAN dari Kacamata Ekonomi dan Keamanan

10 Oktober 2023   09:30 Diperbarui: 10 Oktober 2023   10:19 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.freepik.com/

ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah sebuah organisasi regional yang didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 oleh lima negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Sejarah berdirinya ASEAN dilihat dari sisi ekonomi mencerminkan upaya untuk mengatasi tantangan ekonomi yang dihadapi oleh negara-negara anggota di kawasan Asia Tenggara. Pada tahun 1960-an, Asia Tenggara merupakan kawasan yang geografisnya strategis, namun ekonominya masih terbelakang dan rentan terhadap konflik politik dan ketegangan regional. 

Dalam konteks ini, negara-negara anggota ASEAN merasa perlunya kerja sama ekonomi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan mengurangi ketidakstabilan politik di kawasan tersebut. Salah satu langkah awal dalam sejarah ASEAN adalah penandatanganan Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967, yang menjadi tonggak berdirinya organisasi ini. Deklarasi ini menggarisbawahi komitmen negara-negara pendiri untuk bekerja sama dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi. Visi ekonomi awal ASEAN adalah untuk menciptakan zona perdagangan bebas di kawasan tersebut.

Selama dasawarsa pertama, ASEAN fokus pada upaya mengurangi hambatan perdagangan antarnegara anggota dan menggalang investasi asing. Pada tahun 1977, ASEAN menandatangani Protokol Pertama tentang Perdagangan Barang-Bahan Mentah yang menjadi dasar untuk penghapusan bea cukai dan hambatan perdagangan lainnya. Langkah ini membantu meningkatkan perdagangan intra-ASEAN dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Selanjutnya, pada tahun 1992, ASEAN membentuk ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang bertujuan untuk menciptakan zona perdagangan bebas di antara anggotanya. AFTA bertujuan untuk menghilangkan bea cukai, hambatan non-tarif, dan mendorong liberalisasi perdagangan di kawasan ini. Melalui AFTA, ASEAN berupaya memperkuat posisinya dalam perdagangan global dan meningkatkan daya saing ekonomi anggota di pasar global.

Selain itu, ASEAN juga berfokus pada kerja sama dalam hal investasi dan pembangunan infrastruktur. Ini termasuk proyek-proyek seperti Koridor Ekonomi Kawasan Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT) dan Koridor Ekonomi Selatan ASEAN (ASEAN-SEZ), yang bertujuan untuk mempromosikan investasi, pembangunan infrastruktur, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di wilayah-wilayah tertentu.

Selama beberapa dekade terakhir, ASEAN telah menjadi pemain penting dalam perekonomian global. Kawasan ini telah menjadi tujuan utama investasi asing, dan perdagangan antarnegara anggota terus berkembang. Selain itu, ASEAN telah mengembangkan kerja sama ekonomi dengan mitra-mitra regional dan global, termasuk dalam bentuk Perjanjian ASEAN Plus dan keterlibatan dalam RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership), sebuah perjanjian perdagangan yang melibatkan sejumlah besar negara di Asia.

Sebagai kesimpulan, sejarah berdirinya ASEAN dalam perspektif ekonomi mencerminkan dorongan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, mengurangi ketidakstabilan politik, dan meningkatkan perdagangan dan investasi di Asia Tenggara. Dalam perjalanan sejarahnya, ASEAN telah berhasil mengembangkan kerja sama ekonomi yang kuat, membantu anggotanya mengatasi tantangan ekonomi, dan menjadi pemain utama dalam perekonomian global.

Sejarah Berdirinya ASEAN dari perspektif Keamanan  

Sejarah berdirinya ASEAN dilihat dari kacamata keamanan menggambarkan evolusi organisasi ini sebagai wadah untuk supaya mengatasi tantangan keamanan regional di Asia Tenggara. Pada tahun 1960-an, kawasan ini dihadapkan pada sejumlah ancaman keamanan, termasuk konflik antara negara-negara anggota, ketegangan politik yang muncul, dan pergeseran kekuatan global yang mempengaruhi stabilitas regional. Dalam menghadapi situasi ini, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand secara resmi mendirikan ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967 dengan penandatanganan Deklarasi Bangkok. Salah satu tujuan utama pembentukan ASEAN adalah menciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan ini melalui dialog politik dan diplomasi.

Selama sejarahnya, ASEAN mengusung prinsip non-interferensi dalam urusan dalam negeri negara-negara anggotanya. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan konflik dan ketegangan di antara negara-negara anggota, serta memungkinkan mereka untuk menyelesaikan masalah internal mereka sendiri. Prinsip ini menjadi salah satu pilar utama yang menjaga kohesi dalam organisasi ini.

Dalam rangka mencapai tujuannya, ASEAN aktif terlibat dalam mediasi dan diplomasi untuk mengatasi konflik di kawasan ini. Contoh yang mencolok adalah peran ASEAN dalam menengahi konflik di Kamboja, yang menghasilkan Perjanjian Perdamaian dan Persahabatan Bangkok pada tahun 1987. Selain itu, ASEAN juga berperan dalam mengatasi krisis politik di Myanmar, menunjukkan komitmen organisasi ini terhadap stabilitas regional.

Tidak hanya berfokus pada pendekatan konflik dan resolusi, ASEAN juga telah mengembangkan kerja sama keamanan yang lebih luas di antara anggotanya. Ini termasuk pendirian Forum Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan ASEAN (ADMM) serta berbagai mekanisme dialog keamanan dengan mitra-mitra di luar kawasan. Melalui upaya ini, ASEAN berusaha untuk memperkuat kerja sama dalam menghadapi tantangan keamanan bersama, seperti terorisme, penyebaran senjata nuklir, dan perubahan iklim.

Terakhir, ASEAN telah memainkan peran yang semakin penting dalam isu-isu keamanan global. Organisasi ini aktif dalam partisipasinya dalam kerja sama internasional terkait dengan isu-isu keamanan, mencerminkan komitmen ASEAN terhadap stabilitas global.

Dalam rangka mencapai tujuan utamanya jika dilihat dari kacamata keamanan, berikut adalah poin-poin utama yang terkandung dalam sejarah berdirinya ASEAN:

1.         Pembentukan ASEAN untuk menciptakan stabilitas keamanan di Asia Tenggara melalui dialog politik dan diplomasi.

2.         Prinsip non-interferensi sebagai dasar untuk meminimalkan konflik antarnegara anggota dan memungkinkan penyelesaian masalah internal secara independen.

3.         Peran aktif dalam mediasi dan diplomasi untuk mengatasi konflik regional.

4.         Pengembangan kerja sama keamanan, termasuk pendirian ADMM dan mekanisme dialog keamanan.

5.         Partisipasi dalam isu-isu keamanan global, seperti terorisme dan penyebaran senjata nuklir, mencerminkan peran ASEAN dalam stabilitas global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun