Gimik (bahasa inggris: gimmick) istilah umum ini mencakup penggunaan kemasan, penampilan,perangkat tiruan,serta rangkaian adegan untuk menipu, mengejutkan, menciptakan suasana, atau meyakinkan orang lain. Menurut KBBI, ini merujuk pada tindakan menipu actor untuk mengelabui pemeran lainnya.
Kata gimmick merupakan kata yang cukup populer di tengah masyarakat, terutama anak muda. Meskipun istilah "gimmick" jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari, kini bahasa gaul dari kalangan anak muda semakin meluas dan viral di media sosial. Secara umum, "gimmick" sering terdengar dalam konteks hiburan. Dari sisi dunia hiburan, arti gimmick juga digunakan dalam bidang politik, Menurut Dr. Tengku Murphi Nursmir, politik tanpa gimmick kurang menarik.
Gimmick politik mengacu pada tindakan atau strategi yang dilakukan oleh politisi atau partai politik dengan tujuan menarik perhatian, menciptakan citra tertentu, atau mempengaruhi opini publik, seringkali tanpa menunjukkan substansi atau perubahan nyata dalam kebijakan. Gimmick politik dapat mencakup acara publik dramatis, tindakan kontroversial, atau kampanye pemasaran yang bertujuan untuk mencapai keuntungan politik.
Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, kini dikenal dengan gimmick 'gemoy'. Saat pengumuman nomor urut dalam Pilpres 2024, Calon Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka secara mencolok memperlihatkan tulisan 'gemoy' di infraboard sambil melambaikan dua jari.
Belakangan, istilah "gemoy" sering dikaitkan dengan Capres nomor urut dua, Prabowo Subianto, di media sosial. Prabowo juga semakin sering terlihat berjoget dalam beberapa momen, yang menjadi sorotan. Ketua Umum Gerindra ini memberikan tanggapannya terkait pandangan netizen saat berbicara dalam acara dialog terbuka di Universitas Muhammadiyah Surabaya pada Jumat (24/11/2023). Saat berada di podium, Prabowo awalnya terlihat bingung menghadapi sebutan "gemoy" untuk dirinya sendiri, yang pada dasarnya menggambarkan sesuatu yang lucu dan menggemaskan.
Selain terkenal dengan sebutan "gemoy," Prabowo juga dikenal atas gaya jogetnya yang mencolok. Beberapa kali, Prabowo terlihat menari dengan gaya uniknya, termasuk saat pengundian nomor urut pasangan capres-cawapres di Kantor KPU, Jakarta. Prabowo menceritakan bahwa jogetnya muncul secara spontan dan terinspirasi oleh kenangan masa kecilnya. Dia mengungkapkan bahwa joget tersebut bermula dari pengalaman saat mengunjungi rumah kakeknya, di mana ia sering disambut dengan joget seperti yang kini dilakukannya.
Respons terhadap gimmick 'gemoy' Prabowo Subianto pun bermunculan. Kang Dedi Mulyadi mengadakan lomba joget 'Bapak Gemoy' di Lembur Pakuan, Jawa Barat, dianggap berhasil meningkatkan popularitas Prabowo-Gibran menjelang Pilpres 2024.
Koordinator Pergerakan Milenial Nusantara (Permana) Wildan Ghozy Fawwaz mengatakan, sebutan gemoy yang berarti menggemaskan untuk Prabowo Subianto merupakan bukti kecintaan dari para pendukungnya untuk sosok pemimpin yang diidolakan selama ini.
"Anak muda itu suka terhadap pemimpin yang berwibawa seperti Pak Prabowo, tapi juga punya selera humor tinggi dan santuy. Karena politik jangan melulu soal ketengangan yang dikedepankan, namun kebersamaan terus rawat. Ini terlihat dari sikap Pak Prabowo yang segemoy dan menganggap semua kawan maupun lawan adalah keluarga," kata Wildan.
Adu gimmick atau adu gagasan politik?
Jika bicara soal gimmick dan adu gagasan, isu terbesar adalah anak muda kenapa?, karna itu yang akhir akhir ini menjadi atensi anak muda, dan mereka juga melakukan kritik bahwa anak muda juga tidak sekedar bicara soal asal joget gemoy, tapi kami juga bicara soal substansi dan itu engagement nya sampai 402,000. Jadi, bahwa ternyata joget gemoy adalah salah satu gimmick dengan engagement tertinggi bahkan dibandingkan dengan seluruh gimmick yang di lakukkan oleh paslon cawapres lainnya.
Capres nomor urut satu, Anies Baswedan, berpendapat bahwa walaupun gimik politik dapat dilakukan, sebaiknya tidak menjadi kegiatan rutin bagi capres-cawapres. Anies, bersama cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, menyatakan bahwa mereka sesekali terlibat dalam gimmick politik. Namun, yang lebih pokok, menurutnya, adalah fokus pada gagasan dan program. Anies Baswedan menyatakan bahwa meskipun terkadang ada kejadian kecil yang tidak terduga, hal tersebut tidak dilakukan secara rutin. Menurutnya, yang menjadi rutin adalah penyampaian gagasan. Anies menekankan bahwa adu gagasan menjadi hal yang lebih krusial untuk disampaikan kepada masyarakat dalam Pilpres 2024, sehingga ia merasa perlu hadir di setiap diskusi publik.
Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo juga menyatakan penghormatan terhadap gimmick yang diterapkan oleh pasangan capres-cawapres lain. Tetapi, menurutnya, penting untuk memberikan edukasi kepada anak muda bahwa politik tidak hanya soal gimmick, melainkan juga berkaitan dengan visi, misi, dan program konkret yang diusung.
Dasco menyatakan bahwa seharusnya tidak ada permasalahan terkait dengan gimik "gemoy" Prabowo Subianto. Menurutnya, dalam konteks kontestasi politik, tindakan untuk menarik simpati masyarakat adalah hal yang wajar, dan gimmick tersebut muncul sebagai respons terhadap dinamika yang sedang berkembang.
Lebih lanjut, Dasco mengungkapkan bahwa jika pasangan calon lain memiliki sedikit gimmick, hal tersebut di luar kendali mereka. Pasangan calon nomor 2, menurutnya, secara jelas terlihat memiliki dukungan yang banyak dan heboh di media sosial terkait dengan gimmick-gimmik mereka.
Pak prabowo kan jarang muncul di pubik bicara gagasan tapi kenapa elektabilitasnya naik terus?
Banyak yang bilang ini karena Gimmick, Gemoy, Joget-joget, tapi jika semua ini soal gimmick, kenapa cuman pak prabowo yang mendapatkan elektabilitas yang naik, kenapa yang lain nggak, padahal kalau bicara gimmick pak anis dan cak imin juga ada gimmick nya kok, slepet slepet sarung itu gimmick, pak ganjar dan pak mahfud juga banyak gimmick nya. Jawabannya simple persoalannya bukan di gimmick nya jika kita semua ini menganggap ini semua karena gimmick berarti kita gagal memahami persoalan yang sebenarnya bicara soal hubungan pak jokowi dengan pak prabowo, pak prabowo adalah orang yang ngajakin pak jokowi membuka pintu untuk jalan politik pak jokowi dari solo ke Jakarta dan beliau kalah dari pak jokowi, namun beliau walaupun mementori pak jokowi, membuka pintu untuk pak jokowi, dikalahkan oleh pak jokowi ketika ada ajakan untuk bergabung rekonsiliasi pasca pemilu dari pak jokowi beliau turut serta membangun bangsa ini bersama pak jokowi, ada kebesaran hati disana, beliau adalah salah satu menteri dengan kinerja  paling memuaskan bagi public di survei survei, belum lagi kita bicara karakternya pak prabowo nggak ada yang di buat buat bagaimana beliau peduli dengan binatang, kecintaan nya kepada anak kecil dan itu secara otentik dilakukkan oleh beliau tidak di buat buat, dan makin kesini gue makin yakin apa yang sempat dikatakan oleh almarhum Gus Dur bahwa bapak prabowo adalah orang paling ikhlas di republik ini itu benar adanya.
Dari apa yang telah kita bahas di atas terdapat kesimpulan yang perlu kita ingat bahwa kita perlu memilah dan menyadari dari beragam gimmick yang sering ditampilkan di media massa dan media sosial. Kemampuan untuk menyadari bahwa gimmick sejatinya hanyalah tipuan belaka menjadi penting dipunya. Sejatinya permainan gimmick politik hanya akan membawa ajang kontestasi politik jadi semacam hiburan semata. Mari berpolitik yang cerdas, beretika dan bermartabat. Di era politik yang mirip panggung sandiwara ini, kemampuan berakting menjadi penting bagi semua orang. Materi politik yang biasanya terlihat serius dan menakutkan dapat menjadi lebih fleksibel dan mengalir. Berbagai gimmick politik kadang-kadang dibutuhkan untuk menciptakan suasana yang lebih santai. Terkadang, masyarakat memerlukan hiburan. Namun, untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat, dibutuhkan lebih dari sekadar permainan gimmick semata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H