Mohon tunggu...
Nashwa aishakamila
Nashwa aishakamila Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi menonton

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gimmick Politik dalam Pilpres 2024

14 Desember 2023   12:44 Diperbarui: 14 Desember 2023   13:15 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Capres nomor urut satu, Anies Baswedan, berpendapat bahwa walaupun gimik politik dapat dilakukan, sebaiknya tidak menjadi kegiatan rutin bagi capres-cawapres. Anies, bersama cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, menyatakan bahwa mereka sesekali terlibat dalam gimmick politik. Namun, yang lebih pokok, menurutnya, adalah fokus pada gagasan dan program. Anies Baswedan menyatakan bahwa meskipun terkadang ada kejadian kecil yang tidak terduga, hal tersebut tidak dilakukan secara rutin. Menurutnya, yang menjadi rutin adalah penyampaian gagasan. Anies menekankan bahwa adu gagasan menjadi hal yang lebih krusial untuk disampaikan kepada masyarakat dalam Pilpres 2024, sehingga ia merasa perlu hadir di setiap diskusi publik.

Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo juga menyatakan penghormatan terhadap gimmick yang diterapkan oleh pasangan capres-cawapres lain. Tetapi, menurutnya, penting untuk memberikan edukasi kepada anak muda bahwa politik tidak hanya soal gimmick, melainkan juga berkaitan dengan visi, misi, dan program konkret yang diusung.

Dasco menyatakan bahwa seharusnya tidak ada permasalahan terkait dengan gimik "gemoy" Prabowo Subianto. Menurutnya, dalam konteks kontestasi politik, tindakan untuk menarik simpati masyarakat adalah hal yang wajar, dan gimmick tersebut muncul sebagai respons terhadap dinamika yang sedang berkembang.

Lebih lanjut, Dasco mengungkapkan bahwa jika pasangan calon lain memiliki sedikit gimmick, hal tersebut di luar kendali mereka. Pasangan calon nomor 2, menurutnya, secara jelas terlihat memiliki dukungan yang banyak dan heboh di media sosial terkait dengan gimmick-gimmik mereka.

Pak prabowo kan jarang muncul di pubik bicara gagasan tapi kenapa elektabilitasnya naik terus?

Banyak yang bilang ini karena Gimmick, Gemoy, Joget-joget, tapi jika semua ini soal gimmick, kenapa cuman pak prabowo yang mendapatkan elektabilitas yang naik, kenapa yang lain nggak, padahal kalau bicara gimmick pak anis dan cak imin juga ada gimmick nya kok, slepet slepet sarung itu gimmick, pak ganjar dan pak mahfud juga banyak gimmick nya. Jawabannya simple persoalannya bukan di gimmick nya jika kita semua ini menganggap ini semua karena gimmick berarti kita gagal memahami persoalan yang sebenarnya bicara soal hubungan pak jokowi dengan pak prabowo, pak prabowo adalah orang yang ngajakin pak jokowi membuka pintu untuk jalan politik pak jokowi dari solo ke Jakarta dan beliau kalah dari pak jokowi, namun beliau walaupun mementori pak jokowi, membuka pintu untuk pak jokowi, dikalahkan oleh pak jokowi ketika ada ajakan untuk bergabung rekonsiliasi pasca pemilu dari pak jokowi beliau turut serta membangun bangsa ini bersama pak jokowi, ada kebesaran hati disana, beliau adalah salah satu menteri dengan kinerja  paling memuaskan bagi public di survei survei, belum lagi kita bicara karakternya pak prabowo nggak ada yang di buat buat bagaimana beliau peduli dengan binatang, kecintaan nya kepada anak kecil dan itu secara otentik dilakukkan oleh beliau tidak di buat buat, dan makin kesini gue makin yakin apa yang sempat dikatakan oleh almarhum Gus Dur bahwa bapak prabowo adalah orang paling ikhlas di republik ini itu benar adanya.

Dari apa yang telah kita bahas di atas terdapat kesimpulan yang perlu kita ingat bahwa kita perlu memilah dan menyadari dari beragam gimmick yang sering ditampilkan di media massa dan media sosial. Kemampuan untuk menyadari bahwa gimmick sejatinya hanyalah tipuan belaka menjadi penting dipunya. Sejatinya permainan gimmick politik hanya akan membawa ajang kontestasi politik jadi semacam hiburan semata. Mari berpolitik yang cerdas, beretika dan bermartabat. Di era politik yang mirip panggung sandiwara ini, kemampuan berakting menjadi penting bagi semua orang. Materi politik yang biasanya terlihat serius dan menakutkan dapat menjadi lebih fleksibel dan mengalir. Berbagai gimmick politik kadang-kadang dibutuhkan untuk menciptakan suasana yang lebih santai. Terkadang, masyarakat memerlukan hiburan. Namun, untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat, dibutuhkan lebih dari sekadar permainan gimmick semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun