Mohon tunggu...
Ahmad Nashiruddin
Ahmad Nashiruddin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

lakukan perubahan tanpa perbudakan (MarjiNaL)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sholeh: “Terkadang Nikmat dan Cobaan Selalu Datang Tak Terduga“

17 Oktober 2015   14:48 Diperbarui: 17 Oktober 2015   15:03 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam berbagai literatur serta pemahaman agama sering didengungkan kalimat “terkadang Tuhan memberikan ni’mat kepada umatnya dari arah yang tidak pernah disangka-sangka sebelumnya“. Teks-teks seperti ini tentu tidak hanya sekedar dilihat dari satu sisi saja. Artinya ada sisi lain yang juga memiliki makna serupa, misalnya “terkadang Tuhan memberikan cobaan kepada umatnya dari arah yang tidak pernah disangka-sangka sebelumnya“.

Percaya atau tidak, tapi inilah kenyataan hidup. Terkadang ni’mat dan cobaan datang secara tiba-tiba tanpa ada prediksi dan perkiraan sebelumnya. Salah satunya kisah perjalanan hidup Sholeh yang rekan-rekan datangi beberapa waktu yang lalu. Ia adalah seorang pemuda asal Desa Sitiluhur Kec. Gembong Kab. Pati - Jawa Tengah yang sudah sekitar 5 bulan mengalami luka di kedua kakinya karna kecelakaan kerja (kesetrum).

Awalnya ia adalah pemuda normal sebagaimana pemuda pada umumnya. Peristiwa naas menimpanya saat ikut menjadi “tukang sound system“ guna mencarikan nafkah keluarganya. Saat akan memasang “tratak“ di sebuah acara, tak sengaja ia mengalami kecelakaan kerja, “kesetrum“ di sekujur tubuhnya. Saat dibawa ke rumah sakit, ia pun masih berpakain lengkap dengan kaos dan celana. Hingga akhirnya saat celananya mau dicopot, kulit-kulit dikakinya terkelupas hingga menyebabkan luka bakar hingga menjadi “borok“ terutama di kaki kanannya. Hampir seluruh kakinya mengalami luka bakar yang sangat serius, hingga ia sekarang tak mampu berbuat banyak.

Kini yang bisa ia lakukan hanya terbaring di kasur karna kedua kakinya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Sejauh ini ia hanya dirawat biasa dengan olesan salep kulit setiap hari. Parahnya lagi sebelumnya ia adalah tulang punggung keluarga karna bapaknya telah lama meninggal. Sedangkan ibunya hanya kerja serabutan yang tidak tentu penghasilannya. Imbas dari kekurangan itu, adiknya pun harus rela putus sekolah dan ikut membantu perekonomian keluarga. Sungguh betapa pedih keadaannya.

Terkadang begitulah kenyataan hidup. Tuhan memang sengaja “mempermainkan“ kehidupan umatnya agar kelak terlihat mana yang benar-benar bersyukur dan bersabar atas ni’mat dan cobaan yang DIA berikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun