Mohon tunggu...
Uun Nashikhun
Uun Nashikhun Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Kata orang saya biasa-biasa saja, tapi menurut Ibu saya luar biasa \r\n--------------------------------------------------\r\nhttp://kidungbumi.blogspot.com/\r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Luxor: Napak Tilas Peninggalan Fir’aun yang Mencengangkan (Part IV)

1 Maret 2013   20:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:28 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebelah Utara kuil terdapat Kuil lagi yang dinamai Abu Simbel kecil,  Ia diukir pada batu atas perintah Ramses II dan ditujukan kepada dewi Hathor, dewi cinta dan kecantikan, dan juga kepada isteri kesayangannya, Nefertari. Bagian depan dihiasi oleh enam patung, empat Rameses II dan dua Nefertari; yang luar biasa adalah keenam patung tersebut sama tinggi, yang menunjukkan layaknya Nefertari dipuja. Dinding timur mempunyai ukiran tulisan menunjukkan Rameses II membunuh musuh dihadapan Ra-Harakhte dan Amun-Ra.Gambaran dinding lain menunjukkan Rameses II dan Nefertari memberi korban kepada dewa-dewa.

Botanical Garden menjadi tujuan selanjutnya, Sebuah kebun rindang yang ditanami pohon-pohon dari berbagai Benua.Tempatnya yang menarik, disebuah pulau kecil ditengah-tengah sungai Nil.

Untuk pencapai kebun itu harus menggunakan perahu layar atau perahu boat. Kebun itu sangat tidak istimewa bagi saya dibandingkan kebun yang ada di Indonesia, akan tetapi tempatnya yang berada ditengah-tengah Nil membuat kebun itu sangat berbeda, lalu lalang perahu layar dan boat cukup untuk membuat saya berlama-lama menikmati indahnya pemandang ini.

[caption id="attachment_246453" align="aligncenter" width="576" caption="Nil Aswan / Doc. Pribadi"]

1362169993716503866
1362169993716503866
[/caption]

Setelah cukup puas berada di Botanical Garden, kami menggunakan perahu boat menlanjutkan perjalanan ke kampung nubia. Perjalanan yang sangat menyenangkan dan memanjakan mata, bagaimana tidak, menyusuri sungai Nil yang biru, tidak jarang ditengah-tengahnya terdapat bebatuan besar yang memperindah sungai, padang pasir yang lembut, pohon-pohon yang menghijau, perahu layar putih dan burung-burung yang terbang kesana-kemari membuat kami sangat nyaman seperti merasakan keindahan alami yang sesungguhnya.

Setelah lama di perahu, akhirnya sampai juga. banyak para turis yang sudah disana sebelum kami datang, kami serombongan masuk kedalam salah satu rumah penduduk, didalamnya terdapat Tiga buaya yang masih hidaup didalam jeruji, tidak lama setelah itu tuan rumah keluar sambil membawa Dua teko minuman yaitu karede dan Teh Mind.

Saya cukup kesulitan memahami percakapan antara warga Nubia, hanya penyebutan bilangan saja yang saya mengerti, meski begitu mereka cukup ramah dan bersahabat. konon dulu ketika terjadi peperangan bahasa suku nubia ini yang menjadi bahasa isyarat kala itu.

Meski sudah banyak tempat wisata yang telah membuat kami puas, ternyata masih belum habis sampai disitu, besoknya akan menjadi hari terakhir sekaligus penutup keindahan jalan-jalan di Luxor dan aswan. dengan menggunakan perahu boat kami kembali dari kampung nubia sambil menikmati Sunset yang kemudian disambung dengan taksi sampai depan hotel sarah.

[caption id="attachment_246454" align="aligncenter" width="576" caption="Kampung Nubia / Doc. Pribadi"]

13621700961803891350
13621700961803891350
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun