Mohon tunggu...
Nasha ZahratunNisa
Nasha ZahratunNisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional

Sosial dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Financial

Dolar Amerika Serikat (USD) sebagai Mata Uang Internasional: Mengapa Tetap Dominan?

29 Februari 2024   13:32 Diperbarui: 7 Maret 2024   14:24 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dolar Amerika Serikat (USD) telah lama menjadi tonggak dalam sistem keuangan global, memainkan peran yang sangat signifikan sebagai mata uang internasional yang dominan digunakan dalam berbagai transaksi lintas negara. Penggunaan dollar Amerika tidak hanya berpengaruh  dalam bidang ekonomi, tetapi juga  dalam bidang lainnya seperti politik, keamanan, dan perdagangan internasional. Penetapan dolar sebagai mata uang dominan ini bukanlah sesuatu yang tiba-tiba terjadi tetapi, hasil dari interaksi sejumlah faktor yang kompleks. Dalam tulisan ini, kita akan merangkum dan mengeksplorasi faktor-faktor tersebut untuk memahami dolar AS tetap menjadi mata uang utama dalam perdagangan internasional dan upaya mempertahankan posisinya sebagai pilar dalam sistem keuangan global.


Peran dolar AS sebagai mata uang internasional yang dominan dapat ditelusuri kembali ke Perjanjian Bretton Woods yang ditandatangani pada tahun 1944. Perjanjian ini muncul sebagai respons terhadap gejolak pasca Perang Dunia II yang dimana terjadi inflasi besar-besaran yang terjadi di Eropa yang menyebabkan sistem standar emas tidak dapat digunakan lagi. Perjanjian ini menjadikan dolar AS dipegang teguh oleh standar emas dan negara-negara lain menetapkan nilai mata uang mereka terhadap dolar. Perjanjian tersebut menyebabkan terjadinya perubahan sistem yang menjadikan dollar sebagai standar dan nilai mata uang lainnya bergantung kepada nilai dollar AS. Namun, sistem tersebut hancur sekitar tahun 1970-an. Hal ini disebabkan oleh kegagalan Amerika dalam menjamin mata uangnya. Meskipun sistem tersebut telah runtuh, masyarakat masih memiliki kepercayaan yang kuat dengan dollar AS daripada mata uang lainnya.


Seiring berjalannya waktu, kekuatan ekonomi Amerika Serikat menjadi salah satu faktor kunci yang mempertahankan dominasi dolar. AS memiliki ekonomi terbesar di dunia. Hal ini ditunjukkan dengan produk domestik bruto (PDB) yang jauh melampaui negara-negara lain. Kekuatan ekonomi ini memberikan stabilitas dan daya tarik yang signifikan terhadap dolar sebagai alat tukar yang diakui secara internasional. Selain itu, dominasi AS dalam perdagangan internasional juga berkontribusi secara substansial terhadap posisi dolar. Dolar AS menjadi mata uang yang paling banyak diperdagangkan di pasar valuta asing (forex) dengan jumlah pangsa pasar mencapai sekitar 90%.


Keberadaan dolar dalam sebagian besar transaksi internasional menjadikannya mata uang yang sangat likuid dan mudah diterima di seluruh dunia. Namun, kekuatan ekonomi saja tidak cukup untuk menjelaskan dominasi dolar AS. Kepercayaan global terhadap dolar juga merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan. Meskipun tidak memiliki gelar resmi, dolar AS tetap menjadi mata uang yang paling banyak diterima dan dipercaya diseluruh dunia. Ini disebabkan oleh stabilitas ekonomi Amerika Serikat dan keberlanjutan sistem moneter AS yang telah terbukti selama bertahun-tahun. Kepercayaan ini diperkuat oleh peran dolar sebagai investasi yang sangat diminati. Lebih dari 40% utang dunia diterbitkan dalam dolar, dan bank-bank asing membutuhkan dolar untuk berbisnis di pasar global. Selama krisis keuangan global pada tahun 2008, bank-bank non-Amerika memiliki kewajiban internasional sebesar $18 triliun dalam dolar, menunjukkan pentingnya mata uang ini dalam sistem keuangan global.


Ketergantungan terhadap dolar AS juga menjadi faktor yang memperkuat dominasinya. Banyak negara menggunakan dolar untuk perdagangan internasional, utang luar negeri, dan investasi. Hal ini menciptakan permintaan yang kuat terhadap dolar, menjaga nilai dan likuiditasnya di pasar global. Selain itu, regulasi perbankan yang mencegah krisis juga dapat mempengaruhi pasokan dolar. Kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve dapat mengurangi pasokan dolar dengan membuatnya lebih mahal untuk dipinjam. Dalam hal ini, kebijakan moneter AS memiliki dampak langsung terhadap ketersediaan dan nilai dolar di pasar global.
Dominasi dolar AS tidak hanya mencerminkan kekuatan ekonomi Amerika Serikat, tetapi juga simbol kepercayaan global dalam stabilitas dan likuiditas mata uang ini dalam sistem keuangan global yang kompleks. Dengan demikian, dolar Amerika Serikat tetap menjadi pilar dalam sistem keuangan global, dan peran serta keberadaannya terus memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas dan keseimbangan dalam perdagangan internasional.


Selain faktor-faktor yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat beberapa aspek tambahan yang dapat menjelaskan tentang dominasi dolar AS sebagai mata uang internasional yang tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, tetapi juga oleh dinamika politik dan historis yang lebih luas. Salah satu faktor penting adalah peran politik dan keamanan Amerika Serikat dalam menjaga dominasi dolar AS. Sebagai kekuatan politik dan militer terbesar di dunia, Amerika Serikat memiliki pengaruh yang besar dalam menentukan arah kebijakan global. Posisinya yang dominan dalam politik global dan kebijakan luar negeri memberikan kepercayaan tambahan terhadap dolar AS sebagai mata uang yang aman dan stabil. Selain itu, penggunaan dolar AS sebagai alat untuk menerapkan sanksi ekonomi oleh pemerintah AS terhadap negara-negara tertentu juga memperkuat peran dolar sebagai mata uang yang sangat diperhitungkan dalam perdagangan internasional. Selain faktor politik, perkembangan teknologi dan inovasi dalam sistem keuangan global juga berpengaruh terhadap dominasi dolar AS. Misalnya, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempermudah akses terhadap pasar keuangan global, yang pada gilirannya meningkatkan likuiditas dolar AS di pasar forex. Inovasi dalam teknologi keuangan juga berpotensi untuk mempengaruhi peran dan dominasi mata uang tradisional seperti blockchain dan mata uang digital terhadap dolar AS. Meskipun begitu, dolar AS tetap menjadi mata uang yang dominan dan stabil dalam sistem keuangan global.


Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah hubungan ekonomi yang erat antara Amerika Serikat dan sejumlah besar negara di seluruh dunia. Ketergantungan ekonomi negara-negara lain terhadap AS, baik dalam hal perdagangan, investasi, maupun hutang luar negeri, secara tidak langsung memperkuat posisi dolar AS sebagai mata uang yang dominan. Ketergantungan ini menciptakan suatu lingkungan di mana dolar AS menjadi pilihan utama untuk transaksi lintas negara, karena keberadaannya di pasar internasional yang luas dan stabilitasnya yang teruji. Selain itu, peran lembaga keuangan internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia juga berpengaruh terhadap dominasi dolar AS. Meskipun mata uang lain seperti euro juga memiliki peran dalam sistem keuangan global, dolar AS tetap menjadi mata uang yang paling banyak digunakan dalam operasi keuangan internasional dan pembayaran lintas batas. IMF dan Bank Dunia sering menggunakan dolar AS dalam memberikan pinjaman kepada negara-negara anggotanya, yang memperkuat posisi dolar sebagai mata uang dominan dalam sistem keuangan global.


Dalam konteks ini, penting untuk diingat bahwa peran dolar AS sebagai mata uang internasional tidak sepenuhnya bersifat statis. Perubahan dalam dinamika ekonomi global, kebijakan moneter, dan inovasi teknologi dapat mempengaruhi peran dan dominasi dolar AS dalam jangka panjang. Dalam skenario yang lebih luas, penting bagi komunitas internasional untuk terus mengawasi dan mengevaluasi evolusi sistem keuangan global, serta dampaknya terhadap stabilitas ekonomi dan keuangan dunia. Hal ini melibatkan upaya untuk meningkatkan kerja sama antar negara dalam mengelola risiko keuangan global, memperkuat regulasi keuangan internasional, dan mendorong inovasi teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi dan keadilan dalam sistem keuangan global. Dengan demikian, meskipun dolar AS tetap menjadi mata uang dominan dalam perdagangan internasional saat ini, penting untuk memperhitungkan faktor-faktor eksternal dan dinamika global yang dapat mempengaruhi peran dan dominasinya di masa depan. Perubahan dalam lingkungan ekonomi, politik, dan teknologi dapat memicu transformasi dalam sistem keuangan global, yang pada gilirannya dapat memengaruhi peran mata uang internasional seperti dolar AS. Oleh karena itu, penelitian dan pengawasan terus-menerus diperlukan untuk memahami dan mengatasi tantangan serta peluang yang terkait dengan evolusi sistem keuangan global dalam jangka panjang terhadap ekonomi Amerika Serikat juga berkontribusi pada dominasi dolar AS sebagai mata uang internasional. Banyak negara, terutama yang memiliki perdagangan dan investasi yang kuat dengan AS, memilih untuk menggunakan dolar dalam transaksi mereka sebagai bentuk mengamankan nilai dan stabilitas keuangan mereka. Selain itu, banyaknya instrumen keuangan internasional yang dinyatakan dalam dolar, seperti obligasi dan surat berharga lainnya, juga menambah kebutuhan akan dolar dalam sistem keuangan global.


Peran lembaga-lembaga keuangan internasional, seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia juga penting dalam menjaga dominasi dolar AS. Kedua lembaga ini menggunakan dolar sebagai mata uang utama dalam berbagai transaksi dan kegiatan mereka. Keberadaan dolar sebagai mata uang resmi dalam organisasi-organisasi ini memperkuat posisinya dalam sistem keuangan global dan menegaskan statusnya sebagai mata uang internasional yang dominan. Selain faktor-faktor tersebut, penting juga untuk memperhitungkan peran pasar keuangan global dalam mempertahankan dominasi dolar AS. Pasar keuangan global, terutama pasar valuta asing, memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan nilai dan likuiditas mata uang. Volume perdagangan yang sangat tinggi dan likuiditas yang kuat secara alami menjadi pilihan utama bagi para pelaku pasar keuangan di seluruh dunia untuk menggunakan dollar AS. Permintaan yang kuat terhadap dolar dalam perdagangan forex memperkuat posisinya sebagai mata uang yang dominan dan stabil.Selain itu, peran lembaga keuangan Amerika Serikat, terutama Federal Reserve, juga memiliki dampak signifikan terhadap dominasi dolar AS. Kebijakan moneter yang diterapkan oleh Federal Reserve, seperti tingkat suku bunga dan kebijakan kuantitatif, dapat mempengaruhi nilai dolar dan ketersediaannya di pasar global. Dengan memiliki kendali atas salah satu ekonomi terbesar di dunia, Federal Reserve memiliki kekuatan untuk memengaruhi nilai dolar dan menjaga stabilitasnya sebagai mata uang internasional yang dominan.


Penggunaan dollar atas mata uang internasional menyebabkan Amerika Serikat memiliki tanggung jawab kebijakan moneter AS dapat berdampak pada negara-negara lain dan dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi global secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi AS untuk menjaga kebijakan ekonomi yang bertanggung jawab dan koheren untuk tetap mempertahankan kepercayaan dunia terhadap dolar sebagai cadangan mata uang dunia. Dalam menghadapi tantangan dari mata uang lain dan dinamika ekonomi global yang terus berubah, dolar Amerika Serikat masih menjadi mata uang internasional yang dominan. Keberlanjutan posisinya sebagai mata uang utama dalam perdagangan internasional tidak hanya didasarkan pada kekuatan ekonomi Amerika Serikat, tetapi juga oleh faktor-faktor politik, teknologi, dan keuangan global yang kompleks.


Kekuatan Amerika Serikat atas penggunaan dollar sebagai mata uang internasional menyebababkan beberapa negara merasa terancam. Demi mengurangi ketergantungan dengan dollar, beberapa negara telah melakukan dedollarisasi. Dedolarisasi adalah fenomena global yang dipimpin oleh negara-negara maju dengan orientasi ekonomi yang sama. Seiring berjalannya waktu, negara-negara berkembang juga mulai mengurangi penggunaan dolar secara perlahan. Salah satu dampak potensialnya adalah berkurangnya pengaruh Amerika Serikat di pasar keuangan global dengan cara tidak terlalu bergantung pada Dolar ASnegara-negara dapat memiliki kendali lebih besar terhadap kebijakan moneternya dan mengurangi dampak terhadap guncangan ekonomi eksternal. Sehingga lahirlah kesadaran untuk melakukan dedolarisasi, hal ini disebabkan negara dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk mencapai tujuan ekonomi mereka sendiri dan melindungi kepentingan nasional masing-masing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun