Globalisasi membawa pengaruh besar bagi kehidupan masyarakat baik dikalangan anak-anak, remaja, maupun dewasa. Jika dulu globalisasi membawa pengaruh budaya barat ke Indonesia, sekarang ada fenomena baru yang muncul yaitu Korean Hallyu, atau biasa disebut dengan Korean Wave. Fenomena ini sering kita jumpai di Indonesia dan dampaknya sangat terasa di kalangan gen Z atau akrabnya disebut kalangan millenial.
Sebenarnya apa sih Korean Hallyu? Apa sih dampaknya di kehidupan kita? Mari kita bahas!
Budaya korea mulai berkembang pesat secara global beberapa tahun belakangan ini dan diterima dengan baik oleh berbagai kalangan. Mulai dari musik, drama, variety show, artis, ataupun idolnya menjadi fenomena baru yang diminati oleh banyak orang. Dari sinilah kata Korean Hallyu atau Korean Wave muncul.
Hingga saat ini, budaya Korea mulai diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari seperti fashion, makeup, skincare, makanan, bahasa, bahkan cara makan sekalipun.
Indonesia seakan "rumah" bagi pecinta K-Pop atau yang biasa kita kenal dengan sebutan K-Popers. Bisa kita lihat dari media sosial yang sering membahas tentang Korea. Mulai dari tweet terkait K-Pop, Indonesia berada pada peringkat ke 3 setelah Thailand dan Korea.
Indonesia menjadi "pasar" yang sangat potensial untuk perekonomian Korea Selatan melalui Korean Hallyu. K-Popers tak segan mengeluarkan uang yang banyak hanya untuk membeli album, tiket konser, ataupun chat bersama idolnya.
Adanya Korean Hallyu/Wave ini memunculkan adanya pro dan kontra di kalangan masyarakat. Mempertanyakan apakah budaya kita sudah terganti? Tak sedikit yang membandingkan drama korea dengan perfilman Indonesia. Pada fenomena ini, kita akan kaitkan dengan Pandangan Konstruktivisme.
Apa maksud Pandangan Kosntruktivisme? Apa kaitannya dengan Korean Hallyu? Yuk simak!
Dalam teori Konstruktivisme, disebutkan bahwa struktur dapat memberikan pengaruh kepada tingkah laku atau langkah yang diambil oleh suatu aktor, baik itu aktor negara ataupun individu (Burchill, et al., 2005).
Keberadaan K-Pop sangat mempengaruhi preferensi banyak kalangan. K-Pop juga banyak menyelamatkan nyawa seseorang dari yang sedih, stress, bahkan depresi. K-Pop merupakan pelarian banyak orang ketika sedang mengalami masa sulitnya.
Namun, K-Pop sendiri pun banyak merenggut nyawa idolnya, salah satunya karena pembullyan baik secara langsung maupun dari media sosial. Ada juga yang disebut sasaeng yang sangat membahaya idolnya dikarena obsesi yang sangat berlebihan kepada idolnya, tak segan untuk masuk ke dalam rumah ataupun memesan hotel dan pesawat yang sama dengan idolnya.