[caption id="attachment_329035" align="alignnone" width="300" caption="Beground/Pistol FN 57/Fhoto Aneh Didunia.com"][/caption]
Melihat prilaku Polisi di ranah seribu kubah, kota Bagan Siapi Api Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau dengan gaya bandit seperti di dalam film, kita teringat akan ucapan Alm Abdul Rahman Wahit (Gusdur) ketika menjabat Presiden Indonesia. Gusdur mengatakan ada polisi Bimob Pakaiaan preman rambut Gondrong pakai anting di telinga menenteng sejata di Aceh, “ Ini Polisi atau bandit?” kata Gusdur waktu itu.
Persis seperti inilah prilaku Polisi di kota Bagan Siapi Api, yang penduduknya mayoritas turunan Cina. Polisi di kota Bagan Siapi Api ada yang berambut gonrong di kucir, memperlihatkan pestol di pinggang, keluar masuk hotel dan warung warung kopi yang banyak terdapat di kota Touwonnya Riau. Apakah mereka ini bagian intel yang sedang memburu mangsanya, juga tidak terlihat seperti itu.
Yang jelas kemana mana mereka pergi pestol tetap terselip di pinggang, baju kaous yang di pakai diangkat sedikit bagaian belakang sehingga terlihat gagang pestol di pinggangnya. Apakah memperlihatkan pestol di pinggang agar masyarakat mengetahui kalau mereka adalah Polisi, atau sekedar untuk menakut nakuti masyarakat agar masyarakat tahu kalau mereka ini Polisi. “ Kami polisi lho kamu jangan main main”, atau memperlihatkan pestol di pinggang karena merasa takut bahwa mereka tidak di kenali sebagai Polisi.
Akan tetapi jika melihat sikap arogan yang mereka tontonkan kepada masyarakat, pistol di pinggang adalah untuk menakut nakuti masyarakat, agar masyarakat jangan main main dengan mereka. Kalau tidak untuk tujuan menakut nakuti masyarakat buat apa mereka menunjuk kan pistolnya. Bagaimanapu masyarakat tahu kalau mereka ini adalah aparat hukum yakni Polisi. Bukan Bandit seperti yang pernah di katakan oleh Mantan Presiden Alm Gusdur.
Lagi pula situasi kota Bagan Siapi Api, masih tetap dalam keadaan aman dan kondusip. Tidak ada Teroris atau pengacau ke amanan di kota ini. Buat apa Polisi harus memperlihatkan Pestolnya di kota yang begitu aman. Tapi kalau kota Bagan Siapi Api ini dalam keadaan kacau balau, atau bagaikan daerah koboy, boleh lah Polisi mempertontonkan Pistolnya, demi untuk keselamatan mereka dalam menjalankan tugas.
Seharusnya sebagai penegak hukum, pengayom masyarakat, mereka tidak perlu untuk memperlihatkan sikap untuk menakut nakuti masyarakat. Karena tidak semua masyarakat berani dekat dengan Polisi, apa lagi dengan Pistol yang mereka perlihatkan. Masyarakat yang menganggap polisi adalah momok sehingga banyak masyarakat kita yang merasa takut dengan Polisi, sekalipun bahwa masyarakat itu tidak mempunyai kesalahan.
Ketakutan masyarakat terhadap Polisi, di sebabkan masa lalu Polisi yang begitu suram di Zaman Orde Baru. Zaman dimana Soeharto menjadi Presiden, Polisi sepertinya bisa melakukan tindakan apa saja sehingga masyarakat menjadi takut. Ketakutan masyarakat itu kini terbawa bawa, apa lagi masyarakat yang terbilang agak kolotan jangankan untuk berurusan dengan Polisi, melihat Polisi saja mereka sudah merasa ketakutan. Apa lagi bila melihat polisi sedang menenteng senjata.
Sikap yang di perlihatkan oleh Polisi Rokan Hilir ini, seharusnya menjadi perhatian Kapolres, selaku atasan langsung para Polisi yang bertugas di Kabupaten Rokan Hilir, tapi nampaknya sampai sejauh ini tidak terlihat adanya tindakan yang di lakukan oleh Kapolres. Sehingga sikap arogan yang di perlihatkan oleh Polisi di Bagan Siapi Api ini semakin menjadi jadi.
Untuk itu masyarakat di kota Bagan Siapi Api meminta kepada Kapolda Riau, maupun Kapolri, untuk menertipkan anggotanya, yang sering memperlihatkan pistol di pinggangnya kepada masyarakat. Tanpa memperlihatkan Pistolnyapun masyrakat sudah mengetahui kalau mereka itu Polisi. Buat apa mereka menakut nakuti masyarakat yang memang sudah trauma dengan prilaku Polisi. Semoga Kapolda dan Kapolri mengetahui hal ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H