Mohon tunggu...
Nasakti On
Nasakti On Mohon Tunggu... -

Hidup adalah menunda kekalahan Karena kehidupan adalah awal dari kematian Dan Kematian adalah awal dari kehidupan Yang kekal dan abadi

Selanjutnya

Tutup

Money

Lomba Resensi Buku Cara Jitu Menjadikan Buku Laris Manis

1 Desember 2014   22:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:19 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_379687" align="alignnone" width="600" caption="Ilustrasi/Kompasiana"][/caption]

Resensi Buku berhadian adalah salah satu jurus jitu untuk melariskan sebuah buku. Dan ide ini telah di suguhkan oleh DR.Yansen TP.MSi melalui penulisan resensi buku miliknya yang berjudul Revormasi Dari Desa melaui laman Media Sosial Zitizen Warga Kompasiana.

Bupati Malinau itu menulis buku yang bertitik berat tentang pembangunan desa, melalui program yang di gagasnya Gerakan Desa Membangun (Gardema). Buku setebal 180 halaman itu di cetak oleh Percetakan buku PT Elex Media Koputindo Jakarta. Yasen menceritakan bahwa Gardema yang dirintisnya kini telah membuahkan hasil, sehingga Malinau yang dahulunya merupakan Kabupaten terkebelakang dan kini maju pesat dalam pembangunan.

Jika membaca buku yang ditulis oleh Bupati Malinau ini, bukanlah buku yang spaetakuler, isinya biasa biasa saja, dan pesan yang di sampaikanpun tidaklah terlalu amat penting, karena Buku seperti yang di tulis oleh Yansen TP ini, banyak di dapati diberbagai toko buku, baik di Gramedia, maupun toko toko buku lainnya. Dengan versi yang berbeda beda.

Namun ada kelebihan DR Yasen TP.MS.i dalam memasarkan bukunya, agar menjadi buku Betseler dan laris manis di pasaran. Yakni melalui iklan dan lomba penulisan Resensi buku yang di tulisnya.

Menjelang berakhirnya batas waktu lomba penulisan resensi buku Revormasi Dari Desa tanggal 30 Nopember 2014 semalam, kalau tidak salah tercatat sekitar 10 Peresensi buku memfosting tulisannya di Kompasiana. Semua peresensi mengulas buku yang di tulis oleh Bupati Malinau itu dari berbagai asfek dan sudut pandang yang berbeda.

Seluruh peresensi menulis dengan penuh semangat, dengan mengagumi ide Bupati Malinau lewat Gardema nya. Walaupun sesungguhnya mungkin bertentangan dengan hati nurani para peresensinya. Tapi karena ini lomba, terpaksalah para peresensi mengenyampingkan rasa hati nuraninya. Yang penting bagaimana tulisan yang di fosting bisa menarik hati si pemilik buku dan terlebih hati para dewan juri.

Program Gardema yang di canangkan oleh Bupati Malinau yang kemudian di tuangkannya kedalam sebuah buku adalah hal biasa bila di bandingkan dengan program program yang serupa yang telah pernah di laksanakan oleh para Kepala Daerah yang ada di Indonesia. Hanya saja mungkin para Kepala  Daerah yang memiliki program senada tidak perlu untuk membuku kannya, sehingga rakyat Indonesia tidak mengetahui ada program yang sama dengan program Gardema yang di lakukan oleh para Kepala Daerah.

Di Sumatera Utara misalnya, sewaktu Raja Inal Siregar Alm menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara, ada program yang di lahirkannya untuk membangun desa desa yang ada di Sumatera utara. Program tersebut bernama “ Marsipature Huta Nabe “ dalam pengertian bebasnya “ Membangun Kampung Halaman Masing Masing “.

Pengertian dan maksud tujuannya sama dengan Gardema. Program Marsipature Huta Nabe yang di canangkan oleh Mantan Gubernur Sumatera Utara ini lahir jauh sebelum Gardema nya Bupati Malinau. Hanya saja Raja Inal Siregar tidak menuangkan Ide nya dalam Program Marsipature Huta Nabe itu kedalam bentuk buku.

Program Marsipature hutanabe itu memang jitu dalam menggerakkan pembangunan di Desa. Sipirok yang merupakan daerah terisolir di Kabupaten Tapanuli Selatan sebelum pemekaran, dapat berkembang menjadi sebuah kota. Si Pirok di poles dengan program Marsipature Huta Nabe, bangkit menjadi daerah Wisata dengan danau Marsabutnya yang sebelumnya tidak begitu di kenal oleh masyarakat Sumatera Utara, setelah ada program Marsipature Huta Nabe yang menjadikan Sipirok menjadi daerah tujuan wisata  maka prekonomian masyarakat Sipirokpun bangkit dan menjadi terkenal.

Jika Raja Inal waktu itu membukukan ide Programnya Marsipature Huta Nabe, dan membuat lomba menulis resensi buku berhadiah, tentu banyak peresensi yang akan menulis buku Marsipature Huta Nabe dengan gaya penulisan yang sipatnya memuja dan memuji kehebatan buku itu, demi untuk sebuah hadiah. Sama seperti apa yang di lakukan oleh para peresensi buku Revormasi Dari Desa Karya DR.Yansen TP MS.i yang di fosting di Kompasiana kemaren.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun