Mohon tunggu...
nasarudin yusma
nasarudin yusma Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar/mahasiswa

suka ngopi gak suka rokok

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

bijakkah reaksioner pemilih pilkada mencoret surat suara

2 Desember 2024   05:40 Diperbarui: 2 Desember 2024   07:09 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bijakkah Tindakan Ini?

Tindakan mencoret surat suara, meskipun mencerminkan rasa frustrasi yang bisa dipahami, secara objektif bukanlah langkah yang bijak. Tindakan ini lebih menyerupai reaksi emosional daripada aksi yang strategis dalam konteks demokrasi. Ketika suara Anda tidak digunakan dengan bijak, Anda kehilangan kesempatan untuk memengaruhi hasil pemilu dan sekaligus memperkuat angka golput, yang sering kali dianggap sebagai tanda apatisme.

Dalam demokrasi, kekuatan suara rakyat tidak hanya terlihat di bilik suara tetapi juga di ruang publik. Ketidakpuasan terhadap sistem atau kandidat perlu diungkapkan dengan cara yang konstruktif dan terorganisasi. Dengan begitu, pesan yang disampaikan tidak hanya terdengar tetapi juga mampu memengaruhi perubahan nyata.

Mencoret surat suara sebagai bentuk reaksi terhadap pilkada bukanlah langkah yang efektif atau bijak. Sebaliknya, partisipasi aktif dalam memilih, menyampaikan aspirasi melalui jalur resmi, atau mendorong reformasi sistem politik adalah langkah yang lebih strategis untuk menciptakan perubahan. Demokrasi membutuhkan partisipasi aktif, bukan sekadar reaksi emosional. Mari gunakan hak suara kita dengan bijak, karena masa depan daerah ada di tangan kita semua.

Referensi:

  1. Komisi Pemilihan Umum (KPU). (2023). Panduan Pemilih dan Surat Suara Sah.
  2. Journal of Elections, Public Opinion and Parties. (2022). Protest Voting and Its Impact on Electoral Outcomes.
  3. IDEA International. (2021). Democracy and Voter Engagement in Emerging Economies.
  4. American Political Science Review. (2023). The Effectiveness of Non-Traditional Forms of Electoral Protest.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun