Warga kota dapat mengembangkan urban farming dengan ketermpilan merawat tanaman serta pengembangan media tanaman dengan berbagai kreasi dan bentuk yang diingini. Misalnya pot vertikal dengan paralon PVC, pot gantung dari ban mobil bekas, sepatu boots bekas, botol bekas dan sebagainya.
Selama musim kemarau penyiraman dapat dilakukan dengan air dari tandon yang dibuat, pupuk tanaman dapat diambilkan dari isi biopori yang telah membusuk. Tinggal mengatur jadwal perawatan rutin untuk tanaman-tanaman tersebut.
Sediakan pendukung kegiatan urban farming
Kegiatan urban farming sangat cocok untuk masyarakat kota yang kebanyakan memiliki lahan sempit dan terbatas, namun jarang dimanfaatkan. Sebaiknya hiasi rumah dengan tanaman dan manfaatkan lahan sempit dengan berbagai tanaman manfaat seperti tanaman sayuran, buah stroberi, dan tanaman obat, atau bahkan dibuat taman keluarga.
Untuk itu, sebagai masyarakat kota perlu turut mengembangkan urban farming dengan menyediakan selalu peralatan dan bahan-bahan pendukung. Sehingga ketika akan menanam, semua sudah tersedia.
Untuk alat-alat bisa menyediakan: solder, gergaji besi, cetok, sabit/pisau, kawat, selang kecil, lakban kertas, cat plastik warna-warni, gunting tanaman, tali plastik, lem paralon. Sementara untuk bahan bisa disediakan sabut kelapa, barang bekas seperti disebut di atas, toples roti bekas, kaleng bekas, karung goni bekas, media tanam yang bisa dibuat sendiri atau membeli.
Selain itu, bisa juga menyediakan bibit tanaman sayuran, tanaman obat, atau tanaman hias yang diingini. Bagi yang belum tahu caranya, dapat mencari tutorialnya di internet, kemudian mempraktikkannya. Ketika semua sudah siap, maka kita pun siap mendukung urban farming dalam rangka andil dalam kegiatan konservasi air. (*)