Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menakar Pentingnya Personal Branding di Dunia Mahasiswa

6 Januari 2025   20:10 Diperbarui: 7 Januari 2025   04:58 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi personal branding | Image by NOICE

Liburan semester kali ini masih sama seperti biasanya bagi mahasiswa rantau. Tidak sedikit dari kami yang memilih bertahan di kota perantauan, bukan karena tidak ingin pulang, tapi lebih karena hemat biaya. Ongkos pesawat atau kapal untuk pulang kampung bukan angka kecil. Saya termasuk di antaranya.  

Siang hingga sore, waktu terasa lambat. Kegiatan monoton membuat bosan semakin mencekik. Malam harinya, saya dan beberapa teman akhirnya memutuskan untuk nongkrong di warung kopi dekat kosan.

Obrolan pun mengalir, mulai dari cerita ringan tentang keseharian, info tentang kampus, hingga tema yang cukup berat tentang NPD (Narcissistic Personality Disorder) dan personal branding.  

Fenomena NPD dan Personal Branding

Seiring perkembangan zaman, dua istilah ini semakin sering terdengar, terutama di kalangan mahasiswa. Ketika media sosial menjadi panggung bagi banyak orang, kita semakin sadar bahwa apa yang kita tampilkan bisa memengaruhi cara orang memandang kita. Tapi, apakah semua ini sehat?  

NPD, atau gangguan kepribadian narsistik adalah kondisi psikologis yang ditandai dengan rasa penting diri yang berlebihan, kebutuhan akan pujian yang konstan, dan kurangnya empati terhadap orang lain.

Menurut American Psychiatric Association (2013) dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), individu dengan NPD sering merasa dirinya istimewa dan layak mendapat perlakuan khusus. Hal ini bisa membuat mereka sulit membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.  

Di sisi lain, branding diri adalah konsep yang berbeda. Personal branding, menurut Tom Peters dalam artikelnya The Brand Called You (1997), adalah bagaimana seseorang memasarkan dirinya seperti sebuah merek.

Peters menjelaskan bahwa membangun personal branding bukan hanya tentang menunjukkan siapa kita, tetapi juga tentang membangun kepercayaan dengan audiens. 

Ketika kami berdiskusi, seorang teman bertanya, "Jadi, apa bedanya branding diri dengan narsistik?" 

Apa yang Membedakan NPD dan Personal Branding?  

Pertanyaan ini memancing diskusi panjang, hingga pada kesimpulan bahwa NPD dan branding diri memang sering terlihat mirip, terutama di era media sosial. Tapi, keduanya memiliki perbedaan mendasar.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun