Pergi juga menuntut keberanian. Tidak semua orang siap untuk melepaskan kenyamanan, meninggalkan apa yang telah mereka kenal, dan melangkah ke sesuatu yang tak pasti. Tapi keberanian itu bukan berarti tanpa rasa takut.
Justru, pergi dengan ketakutan yang menggantung di dada adalah bentuk keberanian yang paling murni. Karena ketakutan itu menjadi tanda bahwa kita sedang bergerak menuju hal yang belum kita pahami.
Dan apa yang kita temukan setelah pergi? Tidak selalu berupa kebahagiaan atau kesuksesan seperti yang kita harapkan. Kadang, yang kita temukan hanyalah diri kita yang sama, tetapi dengan cara pandang yang berbeda. Pergi bukan tentang mengubah dunia luar, melainkan mengubah cara kita melihat dunia.
Pergi adalah perjalanan menuju diri sendiri. Tidak peduli seberapa jauh kaki melangkah, yang terpenting adalah apa yang kita bawa dalam hati.
Jika hidup adalah perjalanan, maka perjalanan itu membutuhkan persiapan. Bukan barang bawaan yang berat, melainkan hal-hal ringan yang memberi makna. Saat pergi, bawa harapan, keberanian, dan rasa ingin tahu.
Tinggalkan beban dari masa lalu, karena terlalu banyak menggendong kesalahan hanya akan membuat langkah terasa berat.
Ketika kita melihat hidup sebagai perjalanan, bukan sebagai tujuan akhir, kita memberi ruang bagi diri untuk bernapas, berefleksi, dan berkembang.Â
Kita memahami bahwa tidak ada jalan yang sepenuhnya benar atau salah, hanya ada langkah-langkah yang membawa kita lebih dekat pada pemahaman tentang diri dan dunia.
Jadi, bawalah apa yang penting, hati yang terbuka, jiwa yang tangguh, dan pikiran yang mau belajar. Tinggalkan beban yang hanya membuat langkah terasa berat.
Karena, hidup ini bukan tentang ke mana kita pergi, tetapi tentang siapa yang kita jadi selama perjalanan itu berlangsung.
Pena Narr, Belajar Mencoret...