Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Wajah-Wajah Senja, Menggapai Ikhlas dalam Keterbatasan

14 November 2024   13:23 Diperbarui: 14 November 2024   13:36 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kunjungan ke Pondok Lansia Dinas Sosial Kota Malang | Image by Dokpri Hasyim

Kami mulai dengan memperkenalkan metode Tahsin, cara sederhana namun efektif untuk memperbaiki bacaan Al-Qur'an. Salah satu tutor kami, yang sudah berpengalaman dalam mengajarkan Tahsin, memimpin sesi ini.

Pengajar Qur'ani & Kajian Islami oleh Ust. Hilal | Image by Dokpri Hasyim
Pengajar Qur'ani & Kajian Islami oleh Ust. Hilal | Image by Dokpri Hasyim

Beliau melafalkan surat Al-Fatihah dengan jelas, lalu mengajak para ibu mengikuti setiap ayat secara perlahan. Ada saat-saat di mana kami membagi mereka menjadi dua kelompok kecil untuk mempermudah proses pembelajaran.

Setiap kelompok menirukan bacaan secara bergantian, berusaha mengulang hingga terdengar lebih baik. Bagi kami, ini adalah aktivitas yang biasa dilakukan, tetapi hari itu terasa berbeda, karena ada semangat di dalam diri kami untuk benar-benar memberikan yang terbaik.

Di akhir sesi, salah satu dari para ibu mengangkat tangan dan bertanya dengan suara bergetar, "Bagaimana sih caranya ikhlas ketika kita ditimpa musibah seperti ini?"

Pertanyaan itu langsung menorehkan keheningan di antara kami. Sebuah pertanyaan yang mungkin tak mudah dijawab dengan kata-kata, namun sangat mewakili perasaan para ibu di sana.

Salah seorang dari kami, dengan tenang, memberikan jawaban sambil mengutip Surah Al-Baqarah ayat 216, yang artinya, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui."

Kami pun menjelaskan makna ayat ini dengan penuh kehati-hatian, mencoba menyampaikan bahwa setiap peristiwa yang menimpa seseorang pasti memiliki tujuan yang baik, meski tak selalu terlihat di awal.

"Ikhlas bukan berarti tidak merasakan sakit, bu," kata teman kami, "tapi meyakini bahwa Allah selalu memberi yang terbaik, meskipun terkadang sulit kita pahami."

Di sisi lain, seorang teman kami juga ikut menambahkan, "Belajar ikhlas itu memang tak mudah, bu, apalagi ketika hati kita masih dipenuhi oleh perasaan sedih. Tapi berlarut-larut dalam kesedihan hanya akan menambah beban mental, yang akhirnya membuat kita menjauh dari Allah.  Ada pepatah yang bilang, menaruh harapan kepada manusia hanya akan melukai kita jika kenyataan tak sesuai harapan. Tetapi Allah tak pernah mengecewakan hamba-Nya yang selalu bersandar pada-Nya."

Pembicaraan itu berjalan mengalir, penuh dengan kehangatan yang tak terduga. Meskipun kami tahu bahwa apa yang kami sampaikan hanyalah untaian kata-kata, namun kami berharap semoga ada kekuatan yang mampu tersampaikan melalui perkataan kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun