Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pendidikan dan Realitas, Kenapa Menyentuh Isu Sosial Bukan Lagi Pilihan?

11 November 2024   12:14 Diperbarui: 12 November 2024   07:36 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Data BPS 2023 menunjukkan bahwa angka putus sekolah meningkat di jenjang SMP (0,98%) dan SMA (1,03%), memperparah kesenjangan sosial akibat keterbatasan akses pendidikan (Sumber: bps_statistics)

Dalam riuh rendah kehidupan modern, pendidikan sering digadang sebagai kunci utama kesuksesan. Sayangnya, di balik fokus pada prestasi akademis dan inovasi teknologi, ada satu sisi yang luput dari perhatian, yaitu realitas sosial yang menyentuh kehidupan banyak orang, tetapi kerap tersisih dari sistem pendidikan formal.

Mengapa kita jarang sekali berbicara tentang ketimpangan sosial, kemiskinan, diskriminasi, dan ketidakadilan dalam kurikulum sekolah kita? Apakah pendidikan benar-benar cukup hanya berfokus pada pencapaian individu, tanpa mengajarkan nilai empati dan kepekaan terhadap isu-isu sosial? Inilah kenyataan yang kerap terabaikan.

Menghindari Cermin Realitas

Di ruang kelas, para siswa belajar matematika, sains, bahasa, bahkan seni. Tapi, seberapa sering mereka diajak menyelam dalam isu-isu sosial yang ada di sekeliling mereka? Kita hidup di dunia yang semakin terkoneksi, di mana berita tentang perang, pengungsi, ketidakadilan, dan perubahan iklim begitu mudah diakses.

Meski begitu, seakan ada tembok tak kasatmata yang memisahkan dunia pendidikan dari realitas tersebut. Pendidikan, yang seharusnya menjadi cermin bagi kehidupan, malah menjadi sebuah labirin teori tanpa arah yang jelas.

Pendidikan yang hanya berfokus pada akademis ibarat berjalan di tempat yang sama, berputar-putar tanpa arah yang nyata. Tanpa kesadaran sosial, apa artinya pintar berhitung jika tidak mampu melihat bahwa ada orang yang tidak bisa membeli makanan? Apa artinya pandai bicara jika tak pernah berdialog tentang ketidakadilan? Pendidikan yang sesungguhnya adalah tentang membuat setiap individu peduli dan berani menghadapi dunia yang penuh tantangan ini.

Mengapa Peduli Itu Penting?

Bayangkan seorang anak yang tumbuh di lingkungan serba cukup, tidak pernah kekurangan apapun, dan jarang bersinggungan dengan kesulitan. Pendidikan yang ia terima mungkin hanya mencakup apa yang tertulis di buku teks, nyaris tak menyentuh kenyataan pahit kehidupan.

Ketika ia dewasa, ada kemungkinan besar ia tak punya pemahaman yang cukup untuk merasakan apa yang dialami oleh mereka yang hidup dalam keterbatasan. Saat ia melihat orang lain tertatih-tatih berjuang, mungkin ia hanya akan menganggap itu sebagai "pilihan hidup" atau "kurang usaha." Tanpa memahami konteks sosial, pendidikan berubah menjadi alat kesombongan.

Ketidakpedulian terhadap isu sosial bukan lagi pilihan karena kita tidak hidup dalam ruang hampa. Apa yang terjadi pada satu kelompok masyarakat akan mempengaruhi yang lainnya.

Dalam realitas yang kompleks ini, pendidikan yang tidak sensitif terhadap isu sosial hanya akan mencetak individu-individu egois yang tak memahami arti keberagaman. Pendidikan yang benar bukanlah tentang menjadi yang terbaik di antara orang lain, tetapi menjadi yang paling bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

Berhadapan dengan Tantangan Moral

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun