Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tuntas Tanpa Harus Sempurna, Menggali Esensi di Balik Skripsi

4 November 2024   15:49 Diperbarui: 4 November 2024   15:54 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis skripsi | Image by Kompas.id/Supriyanto

Kalimat "skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai" mungkin sudah sering kita dengar, terutama dari dosen atau kalangan akademik yang berpengalaman. Ungkapan ini sederhana, namun mengandung makna yang dalam.

Di satu sisi, ini mengingatkan kita akan pentingnya penyelesaian tugas akhir, sementara di sisi lain, juga memberikan pandangan bahwa kualitas skripsi tidak hanya ditentukan oleh kompleksitas atau kebaruan ide yang diusung.

Pada tahap skripsi, tujuan utama mahasiswa bukanlah untuk menemukan teori baru atau membuat gebrakan inovatif, melainkan untuk memperkuat pemahaman tentang metode penelitian, menjalankan prosedur riset dengan benar, dan memupuk kemampuan dalam mengolah serta menganalisis data secara tepat.

Skripsi pada dasarnya adalah latihan bagi mahasiswa untuk memahami langkah-langkah yang terlibat dalam penelitian ilmiah, termasuk bagaimana merumuskan masalah, memilih metode penelitian yang sesuai, mengumpulkan data, menganalisisnya, hingga menarik kesimpulan yang logis.

Ilustrasi tahapan penelitian skripsi | Image by Skripsiexpress.com
Ilustrasi tahapan penelitian skripsi | Image by Skripsiexpress.com

Proses ini sebenarnya lebih penting daripada hasil akhirnya. Kemampuan untuk melakukan analisis yang kritis dan objektif menjadi nilai tersendiri yang diperoleh selama proses ini.

Sebagai mahasiswa, tujuan kita adalah untuk memahami bagaimana penelitian itu dilakukan secara sistematis dan bagaimana setiap langkah di dalamnya saling berhubungan.

Ini adalah pengalaman berharga yang tidak hanya akan berguna dalam konteks akademis, tetapi juga akan menjadi keterampilan yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan dan pekerjaan.

Di tengah perjalanan ini, banyak mahasiswa terjebak dalam pola pikir perfeksionis. Keinginan untuk menghasilkan skripsi yang sempurna sering kali membuat mahasiswa merasa terbebani atau bahkan merasa tidak percaya diri terhadap apa yang telah mereka kerjakan.

Mereka mungkin merasa harus memberikan hasil yang sangat mendalam atau menciptakan sebuah penelitian yang benar-benar "beda" agar bisa dianggap baik. Padahal, jika dipahami dengan baik, tujuan skripsi adalah untuk membentuk pola pikir yang logis dan analitis, bukan untuk membuat sebuah karya yang sepenuhnya luar biasa.

Mungkin ada perasaan yang muncul bahwa semakin sulit skripsi yang dikerjakan, semakin hebatlah hasilnya. Kenyataannya, skripsi yang baik adalah skripsi yang dikerjakan dengan penuh pemahaman terhadap tujuan dan metode yang diterapkan.

Memang benar bahwa skripsi adalah langkah penting dalam perjalanan akademis seorang mahasiswa, namun langkah ini tidak harus menjadi beban yang menakutkan. Banyak mahasiswa yang merasa terlalu terbebani oleh harapan yang terlalu tinggi terhadap diri sendiri, atau bahkan dari lingkungan sekitar.

Padahal, setiap orang memiliki proses yang berbeda dalam menyelesaikan skripsi. Sifat perfeksionis yang kadang muncul, bukannya memberikan dorongan positif, justru dapat menjerumuskan kita pada perasaan cemas berlebihan.

Ilustrasi sifat perfeksionis dalam penelitian | Image by Kompas.id/Supriyanto
Ilustrasi sifat perfeksionis dalam penelitian | Image by Kompas.id/Supriyanto

Sering kali, upaya untuk membuat skripsi sempurna malah membuat mahasiswa terjebak dalam revisi yang berulang-ulang hingga akhirnya merasa lelah dan kehilangan motivasi.

Kita perlu menyadari bahwa skripsi yang baik bukan berarti sempurna tanpa cela, melainkan skripsi yang sudah melewati proses penelitian sesuai dengan standar akademik yang berlaku.

Jika kita kembali pada esensi dari skripsi, kita akan melihat bahwa pengalaman meneliti jauh lebih penting daripada hasil akhir. Pengalaman ini mengajarkan banyak hal, seperti bagaimana bekerja secara mandiri, mengelola waktu, serta menghadapi tantangan dan hambatan yang mungkin muncul selama proses penelitian.

Keterampilan ini adalah modal yang sangat berharga ketika mahasiswa memasuki dunia profesional, di mana kemampuan berpikir kritis, kemampuan dalam menganalisis data, dan ketekunan adalah hal yang sangat dihargai.

Dengan demikian, fokus utama seharusnya tidak hanya pada hasil akhir yang sempurna, melainkan pada proses belajar dan perkembangan pribadi yang diperoleh selama pengerjaan skripsi.

Lebih jauh, dosen pembimbing dan pihak akademik lainnya memahami bahwa mahasiswa yang sedang menempuh skripsi umumnya belum memiliki kemampuan yang sama dengan para peneliti yang berpengalaman.

Oleh karena itu, harapan terhadap skripsi pun diatur agar sesuai dengan kapasitas seorang mahasiswa yang sedang belajar, bukan seorang ahli.

Yang diinginkan dari sebuah skripsi adalah menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut mampu memahami topik yang dipelajari, menjalankan metode penelitian dengan benar, dan dapat mempresentasikan hasil penelitiannya dalam bentuk yang terstruktur dan logis.

Hal ini berbeda dengan penelitian tingkat lanjut yang menuntut penemuan atau inovasi besar. Di tingkat skripsi, yang lebih penting adalah mengasah keterampilan dasar yang akan menjadi fondasi dalam perjalanan karier akademik maupun profesional.

Menulis skripsi juga bisa menjadi sarana untuk melatih kepercayaan diri. Sering kali, mahasiswa merasa ragu atau minder terhadap apa yang telah mereka tulis, terutama jika merasa skripsi mereka tidak sekompleks atau sesulit teman-teman mereka.

Namun, setiap skripsi memiliki keunikan dan tantangannya sendiri. Membandingkan diri dengan orang lain hanya akan membebani diri sendiri dan menghambat proses kreatif serta produktivitas.

Dalam hal ini, dukungan dari dosen pembimbing, teman-teman, dan lingkungan sekitar sangat penting agar mahasiswa merasa didukung dan tidak terbebani secara emosional. Dosen dan pembimbing sering kali mengingatkan mahasiswa bahwa skripsi bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan bagian dari proses belajar.

Skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai dan menunjukkan proses belajar yang dijalani dengan sungguh-sungguh. Selesainya skripsi juga memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk melanjutkan ke fase kehidupan selanjutnya, baik itu melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi maupun memulai karier profesional.

Dalam hal ini, yang utama adalah bagaimana skripsi tersebut membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kemampuan analisis, dan ketekunan dalam menyelesaikan tugas yang kompleks. Semua ini akan menjadi bekal yang berharga dalam perjalanan hidup.

Jadi, untuk semua mahasiswa yang sedang berjuang menyelesaikan skripsi, jangan terlalu fokus pada hasil yang sempurna atau teori yang benar-benar baru. Fokuslah pada proses belajar dan pengalaman yang diperoleh selama perjalanan ini.

Ingatlah bahwa skripsi yang baik adalah skripsi yang memberikan manfaat bagi diri sendiri, bukan semata-mata memenuhi ekspektasi tinggi. Dengan menghilangkan tuntutan untuk menjadi sempurna, kita dapat menikmati setiap langkah dalam proses penelitian, dan pada akhirnya menyelesaikan skripsi dengan rasa puas dan bangga atas pencapaian kita sendiri.

Pena Narr, Belajar Mencoret...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun