Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Berkembang Tak Selalu Tampil, Kampus Versi Mahasiswa Introvert

2 November 2024   15:13 Diperbarui: 2 November 2024   15:54 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menghabiskan waktu di perpustakaan | Image by Pexels/cottonbro studio

Namun, ketika mereka bicara, sering kali ide yang mereka sampaikan memiliki kedalaman yang jarang ditemukan pada orang-orang yang lebih vokal. Justru karena mereka berhati-hati dalam berbicara, mahasiswa introvert kerap kali memberikan kontribusi yang sangat berarti.

Tapi, dalam situasi yang menuntut keterlibatan kelompok, mahasiswa introvert bisa menghadapi tantangan. Tugas-tugas kelompok yang membutuhkan diskusi aktif dan kolaborasi intens bisa menguras energi mereka lebih cepat.

Tak jarang, mereka terpaksa diam dan dianggap "tidak berkontribusi" karena lebih banyak mengamati dan merenung. Padahal, jika diberi kesempatan untuk bekerja dengan caranya sendiri, mereka mampu menyelesaikan tugas dengan analisis yang mendalam.

Sebenarnya, mahasiswa introvert lebih nyaman jika bekerja mandiri atau dalam kelompok kecil yang lebih intim, di mana mereka bisa berinteraksi tanpa merasa tertekan oleh ekspektasi sosial yang besar. Bagi mereka, keterlibatan tidak selalu harus menjadi pusat perhatian; berkontribusi dari "balik layar" pun sama berharganya.

Di dunia kampus, sering muncul pandangan bahwa untuk benar-benar memaksimalkan waktu belajar, seorang mahasiswa perlu memperluas koneksi, mengasah keterampilan public speaking, teamwork, leadership, dan kualitas sosial lainnya yang dianggap penting untuk masa depan.

Tidak ada yang salah dengan pandangan ini, dan memang benar bahwa pengalaman berorganisasi atau tampil di depan publik bisa memberikan banyak manfaat. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap mahasiswa memiliki caranya sendiri untuk bertumbuh, dan cara tersebut tidak selalu berarti harus berada di tengah keramaian atau tampil secara menonjol.

Mahasiswa introvert mungkin lebih memilih koneksi yang terbatas, tapi bermakna. Alih-alih memperluas jaringan seluas-luasnya, mereka mungkin memilih untuk memperdalam hubungan dengan beberapa teman dekat atau mentor yang mereka percayai. Meski pendekatan ini tidak terlihat sebesar jaringan yang luas, bukan berarti kontribusi mereka kurang bernilai.

Begitu pula dengan keterampilan seperti public speaking, teamwork, dan leadership. Mahasiswa introvert tidak berarti menghindari hal-hal ini, tetapi mereka cenderung mengembangkannya dengan cara yang berbeda. Leadership, misalnya, tidak selalu berarti memimpin kelompok besar, tetapi bisa juga berarti menjadi pemimpin yang bijak dalam kelompok kecil atau menjadi mentor bagi teman seangkatan.

Mereka mungkin tidak menonjolkan kemampuan bicara di depan umum, namun bisa mengekspresikan diri melalui tulisan atau karya yang berdampak. Dengan cara mereka sendiri, introvert tetap bisa mengembangkan soft skill tanpa harus mengubah kepribadian atau keluar dari zona nyaman.

Ilutrasi menikmati momen sendiri | Image by Freepil.com
Ilutrasi menikmati momen sendiri | Image by Freepil.com

Dalam hal akademis, mahasiswa introvert sering kali memiliki kemampuan yang menonjol. Mereka memiliki perhatian lebih terhadap detail dan biasanya menyerap materi dengan baik saat belajar sendirian. Ketenangan dan fokus ini membuat mereka cenderung memahami konsep yang diajarkan lebih mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun