Siapa yang tidak pernah tiba-tiba melayang jauh saat membaca? Fenomena zoning out atau "melamun" adalah hal yang umum terjadi, apalagi di era yang penuh dengan distraksi. Membaca dengan fokus penuh menjadi tantangan tersendiri di tengah berbagai godaan.
Saat ini, rentang perhatian manusia semakin pendek. Berdasarkan sebuah penelitian dari Microsoft, rentang perhatian manusia kini hanya sekitar 8 detik, menurun dari 12 detik pada tahun 2000-an. Ini lebih pendek dari rentang perhatian ikan mas (Ruben Kesherim, 2024).
Akibatnya, banyak orang mendapati diri mereka mudah terhanyut dalam pikiran sendiri saat membaca, kehilangan makna, bahkan lupa apa yang baru saja dibaca.
Namun, kualitas membaca dan pemahaman dapat dipertajam dengan strategi khusus. Berikut kita akan menjelajahi penyebab, dampak, dan cara konkret untuk mengatasi zoning out dalam membaca.
Apa Penyebab Kita Sering Zoning Out?
Kondisi zoning out terjadi akibat sulitnya otak mempertahankan fokus pada satu tugas untuk waktu yang lama. Secara alami, otak cenderung mencari variasi agar terhindar dari kebosanan.
Menurut seorang pakar neuropsikologi, Daniel Levitin, otak kita dirancang untuk menghadapi berbagai rangsangan yang datang, bukan untuk fokus pada satu tugas dalam jangka waktu lama.
Dalam bukunya, The Organized Mind: Thinking Straight in the Age of Information Overload, Levitin menjelaskan bahwa otak cenderung melakukan "berpindah-pindah" fokus sebagai upaya alami untuk mengurangi kelelahan kognitif.
Ketika kita dipaksa untuk fokus pada satu hal secara terus-menerus, otak akan merasa lelah dan rentan beralih ke hal-hal lain, termasuk melamun, sebagai upaya untuk istirahat.