Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Membaca Arah Baru Pendidikan Indonesia, Reformasi Kementerian dalam Kabinet Prabowo

22 Oktober 2024   07:03 Diperbarui: 27 Oktober 2024   08:44 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo Subianto melantik menteri Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024). (Foto: KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN)

Pemecahan Kementerian Pendidikan di kabinet Prabowo Subianto menghadirkan perubahan besar dalam tata kelola pendidikan di Indonesia. Langkah ini tentu menuai berbagai reaksi, namun secara umum memberikan harapan baru bagi sistem pendidikan yang lebih fokus dan terarah.

Kementerian Pendidikan yang sebelumnya dipegang oleh Nadiem Makarim kini dibagi menjadi tiga, yakni Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, serta Kementerian Kebudayaan. Pemecahan ini tentu memiliki implikasi besar, baik dalam hal kebijakan maupun pelaksanaannya di lapangan.

Penunjukan Prof. Abdul Mu'ti sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah memberikan angin segar bagi sektor yang menjadi fondasi sistem pendidikan. 

Pendidikan dasar dan menengah selama ini menjadi pondasi awal dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya berpengetahuan, tetapi juga berkarakter.

Tantangan yang dihadapi sektor ini cukup kompleks, mulai dari pemerataan akses pendidikan, kualitas pengajaran, hingga peningkatan kesejahteraan guru. 

Abdul Mu'ti, dengan latar belakang akademis dan pengalamannya sebagai tokoh di Muhammadiyah, diharapkan mampu mendorong reformasi pendidikan dasar dan menengah yang lebih merata, inklusif, dan berdaya saing.

Fokus pada pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman, penguatan pendidikan karakter, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang pendidikan dasar dan menengah menjadi harapan besar yang dibebankan pada pundak Abdul Mu'ti.

Pemisahan kementerian ini memberikan ruang yang lebih luas bagi pendidikan tinggi dan teknologi untuk berkembang. Di bawah kepemimpinan Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, sektor pendidikan tinggi diharapkan dapat lebih siap menghadapi tantangan globalisasi dan revolusi teknologi.

Satryo, yang memiliki latar belakang kuat di bidang sains dan teknologi, dipandang sebagai figur yang tepat untuk memimpin sektor ini. Pendidikan tinggi selama ini dianggap sebagai ujung tombak dalam mencetak tenaga kerja terampil yang dapat bersaing di pasar global.

Tantangan utama yang dihadapi oleh pendidikan tinggi di Indonesia adalah kesenjangan antara kualitas pendidikan dan kebutuhan pasar kerja. 

Pemisahan kementerian ini memberikan kesempatan bagi pemerintah untuk lebih fokus dalam mengembangkan riset, inovasi, dan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan industri.

Tantangan berikutnya adalah bagaimana kebijakan pendidikan tinggi dapat menciptakan lulusan yang tidak hanya kompeten di bidang akademik, tetapi juga mampu berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan zaman. 

Selain itu, Satryo juga diharapkan mampu meningkatkan peran perguruan tinggi dalam penelitian dan pengembangan teknologi.

Perguruan tinggi di Indonesia perlu didorong untuk lebih aktif dalam berkontribusi terhadap solusi permasalahan nasional, seperti ketahanan pangan, energi, dan teknologi informasi. Dengan pemisahan kementerian ini, diharapkan pengembangan sektor pendidikan tinggi dan riset di Indonesia dapat lebih terarah dan efektif.

Sektor kebudayaan yang kini berada di bawah kepemimpinan Fadli Zon sebagai Menteri Kebudayaan juga menjadi sorotan. Kebudayaan merupakan bagian integral dari identitas bangsa, dan tantangan yang dihadapi adalah bagaimana memadukan pelestarian budaya dengan perkembangan zaman.

Globalisasi yang semakin pesat membawa pengaruh besar terhadap kebudayaan lokal, dan pemisahan kementerian ini memungkinkan adanya fokus khusus dalam menjaga dan mengembangkan kebudayaan nasional. Fadli Zon, dengan latar belakang politiknya, diharapkan dapat memanfaatkan posisinya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebudayaan dalam pembangunan nasional.

Tantangan yang dihadapi sektor kebudayaan meliputi pelestarian budaya lokal, pengembangan industri kreatif berbasis budaya, serta integrasi nilai-nilai budaya dalam sistem pendidikan.

Tiga Menteri Pendidikan Prabowo Subianto di Kabinet Merah Putih | Image by Tugujatim.id
Tiga Menteri Pendidikan Prabowo Subianto di Kabinet Merah Putih | Image by Tugujatim.id

Dari perspektif akademisi, pemecahan Kementerian Pendidikan ini merupakan langkah strategis yang bertujuan untuk memperkuat sektor-sektor pendidikan yang selama ini mungkin terabaikan. Dengan adanya tiga kementerian yang terpisah, diharapkan setiap sektor dapat fokus pada tanggung jawab masing-masing tanpa harus terbebani oleh beban yang terlalu besar.

Hal ini juga memungkinkan adanya kebijakan yang lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan di setiap jenjang pendidikan. Pemisahan ini juga memungkinkan adanya sinergi yang lebih baik antara sektor pendidikan dan industri, terutama dalam hal pengembangan riset dan teknologi.

Namun, pemecahan kementerian ini juga menghadirkan tantangan, terutama dalam hal koordinasi antara ketiga kementerian tersebut. Sistem pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, dan setiap jenjang pendidikan memiliki keterkaitan yang erat.

Jika tidak dikelola dengan baik, pemisahan ini dapat menimbulkan kesenjangan antara pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Oleh karena itu, koordinasi yang baik antar-kementerian menjadi kunci suksesnya reformasi ini. Selain itu, pemerintah juga perlu memastikan bahwa anggaran yang dialokasikan untuk pendidikan dapat dikelola dengan efisien, mengingat adanya peningkatan birokrasi dengan tiga kementerian yang terpisah.

Dalam menghadapi tantangan global, reformasi ini diharapkan mampu membawa dampak positif bagi pendidikan Indonesia. Dengan fokus yang lebih terarah pada pendidikan dasar, menengah, tinggi, serta kebudayaan, pemerintah diharapkan mampu menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif, merata, dan berdaya saing global.

Peran penting dari para pemangku kepentingan, termasuk akademisi, praktisi pendidikan, serta masyarakat luas, sangat dibutuhkan dalam mengawal implementasi kebijakan ini agar tujuan idealnya dapat tercapai.

Kesimpulannya, pemecahan Kementerian Pendidikan merupakan langkah yang diharapkan mampu memberikan fokus yang lebih baik bagi setiap sektor pendidikan di Indonesia. Penunjukan figur-figur berkompeten di setiap kementerian memberikan harapan bahwa reformasi ini dapat berjalan dengan efektif dan memberikan dampak nyata bagi pendidikan nasional.

Keberhasilan reformasi ini bergantung pada koordinasi yang baik, pelaksanaan yang terarah, serta evaluasi yang berkelanjutan. Dengan dukungan dari semua pihak, reformasi ini diharapkan mampu membawa sistem pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik, merata, dan siap menghadapi tantangan global.

Maju terus Indonesiaku!

Pena Narr, Belajar Mencoret...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun