Institusi pendidikan, terutama yang konservatif, cenderung menutup mata terhadap perilaku ini, menganggapnya sebagai "proses belajar" atau "bentuk disiplin".
Padahal, dampak psikologis yang ditimbulkan terhadap korban sangat signifikan, mulai dari kecemasan, hilangnya rasa percaya diri, hingga gangguan kesehatan mental yang lebih serius.
Dampak yang Tak Terlihat, Hancurnya Produktivitas dan Kualitas Pengajaran
Perundungan di tempat kerja bukan hanya menyakiti individu yang menjadi korban, tetapi juga menggerogoti kualitas institusi pendidikan itu sendiri. Seorang guru yang merasa tertekan karena perundungan akan mengalami penurunan motivasi dalam mengajar.
Akibatnya, proses belajar-mengajar yang seharusnya berjalan dengan dinamis dan interaktif menjadi terhambat. Murid-murid yang menjadi penonton pasif dalam situasi ini tanpa disadari turut terkena dampaknya, karena mereka diajar oleh sosok yang tertekan secara emosional dan psikologis.
Dampak lain yang sering kali luput dari perhatian adalah tingginya angka turnover atau pengunduran diri tenaga pengajar. Guru-guru yang kompeten dan berpotensi memilih untuk hengkang karena tidak tahan menghadapi situasi kerja yang toksik.
Hal ini tentu menjadi kerugian besar bagi institusi pendidikan, mengingat proses rekrutmen dan pelatihan guru baru membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit.
Mengapa Masalah Ini Terus Berlangsung?
Meski dampak perundungan di tempat kerja sangat merugikan, mengapa fenomena ini masih sulit diatasi? Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya pemahaman bahwa perundungan juga bisa terjadi di lingkungan pendidikan.
Banyak pelaku perundungan tidak sadar bahwa perilaku mereka melanggar norma-norma etis. Mereka merasa tindakan seperti mengkritik dengan keras, memberikan tugas yang berlebihan, atau mengisolasi rekan kerja merupakan bagian dari proses adaptasi yang wajar.
Di sisi lain, korban perundungan sering kali memilih diam. Mereka takut dianggap lemah atau tidak profesional jika mengungkapkan keluhan. Selain itu, ada juga ketakutan bahwa melaporkan perundungan akan memperburuk situasi atau, dalam beberapa kasus, korban khawatir justru akan menjadi target serangan yang lebih parah.
Kekhawatiran ini semakin diperparah dengan sikap pasif manajemen yang enggan campur tangan dalam konflik personal, sehingga perundungan dianggap sebagai masalah individu yang tidak memerlukan intervensi institusi.
Strategi Menghadapi dan Mencegah Perundungan
Mengatasi perundungan di tempat kerja dalam lingkungan pendidikan membutuhkan upaya kolektif dan pendekatan strategis yang komprehensif. Langkah pertama yang harus diambil adalah dengan mengakui bahwa masalah ini ada dan merugikan banyak pihak.