Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Revolusi Pemikiran, Guru dan Materialisme

14 Oktober 2024   15:12 Diperbarui: 17 Oktober 2024   11:27 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang guru | Image by Kompas.id/HERYUNANTO

Pernahkah kita merenung sejenak dan bertanya, mengapa di tengah semua peluang karier yang menjanjikan, seseorang tetap memilih jalan sebagai seorang pendidik?

Pertanyaan ini muncul ketika saya tengah berbincang santai dengan seorang kawan di sebuah kedai kopi, tempat biasa mahasiswa mencari inspirasi dan bertukar pikiran.

Suasananya hangat, dengan aroma kopi yang menyelimuti udara, dan di tengah percakapan yang mengalir, tiba-tiba kawan saya menanyakan sesuatu yang cukup memantik refleksi lebih dalam. "Guru kan gajinya kecil, kenapa orang kaya kamu tertarik di bidang pendidikan?"

Pertanyaan itu mungkin sederhana, namun cukup menggugah hati saya. Jawaban yang saya berikan saat itu keluar begitu saja, tanpa perlu dipikirkan terlalu lama. 

"Kalau semua orang berpikir bahwa menjadi guru hanya soal gaji, lalu untuk apa kita kuliah di pendidikan? Kalau tujuan akhirnya hanya mencari uang, mengapa harus repot-repot mendalami ilmu pendidikan?"

Kalimat itu terlontar spontan, tapi sebenarnya mengandung makna yang lebih besar dari sekadar ungkapan sesaat.

Saya percaya bahwa jika kita semua memandang profesi guru hanya sebagai sarana mencari nafkah, maka tak ada yang tersisa dari semangat mulia dalam mendidik.

Dan hasilnya? Kualitas tenaga pendidik yang terus menurun, karena profesi ini hanya dilihat sebagai "pekerjaan" bukan sebagai panggilan jiwa.

Seiring berjalannya percakapan, saya semakin yakin bahwa inilah yang sering kali kita lupakan sebagai masyarakat.

Profesi guru di negeri ini seolah kehilangan sinarnya, seolah tak lagi menjadi pilihan utama bagi mereka yang bercita-cita tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun