Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perjalanan Belajar Mencoret, 100 Tulisan Jejak Pemikiran

6 Oktober 2024   18:26 Diperbarui: 6 Oktober 2024   18:31 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis | Image by Republika

Setiap penulis pasti memulai langkah pertamanya dengan penuh kebingungan, ketidakpastian, dan mungkin rasa minder. Itulah yang dirasakan oleh penulis yang mengenalkan dirinya dengan nama "Belajar Mencoret."

Dalam perjalanan menulisnya, penulis ini menyadari bahwa segala sesuatu berawal dari coretan kecil; sebuah usaha sederhana yang mungkin diabaikan oleh banyak orang, namun di dalamnya terkandung makna besar. Menulis, bagi penulis adalah bentuk belajar terus menerus, sebuah pencarian makna yang mendalam melalui goresan kata.

"Belajar Mencoret" sendiri adalah sebuah ungkapan yang sederhana, namun penuh filosofi. Kata "belajar" menandakan bahwa proses menulis tidak pernah berakhir. Bahkan setelah menulis 100 tulisan, penulis masih merasa bahwa dirinya dalam proses belajar, tidak pernah merasa sepenuhnya 'selesai'.

Ini bukan sekadar soal menghasilkan karya, tetapi tentang proses memahami diri sendiri, memperbaiki cara berpikir, dan bagaimana menyampaikan ide dengan cara yang tepat. Sedangkan "mencoret" melambangkan sebuah langkah awal yang ringan, tanpa beban, namun penuh eksplorasi. Sebuah langkah kecil yang pada akhirnya bisa menjadi pintu bagi gagasan besar.

Menulis adalah jejak dari perjalanan pikiran. Setiap kata yang tertulis, setiap paragraf yang tersusun, adalah wujud nyata dari perjalanan yang dilalui seorang penulis. Perjalanan ini dimulai dengan satu pertanyaan mendasar; bagaimana cara menyampaikan keresahan, gagasan, atau cerita yang dimiliki?

Bagi penulis "Belajar Mencoret", pertanyaan ini yang mendorongnya untuk memulai sebuah perjalanan di dunia tulisan, di mana tulisan ke-101 ini menjadi penanda bahwa perjalanan tersebut masih terus berlanjut.

Coretan yang Menjadi Ruang Ekspresi

Menulis adalah bentuk ekspresi diri yang paling jujur. Di setiap coretan, ada perasaan, ada pemikiran, ada cerita yang mungkin sulit disampaikan secara verbal. Menulis juga memberi kesempatan untuk merangkai kata-kata yang dapat mewakili perasaan terdalam atau mungkin gagasan yang sekilas tampak sederhana namun ternyata membawa makna yang lebih besar.

Sebagaimana manusia selalu bertumbuh, demikian pula dengan tulisan. Dalam perjalanan menghasilkan 100 tulisan sebelumnya, penulis belajar bagaimana menyampaikan pikirannya secara lebih terstruktur, bagaimana membuat pembaca tertarik pada apa yang ingin disampaikan, dan bagaimana membuat tulisannya tidak hanya menjadi catatan pribadi, tetapi juga bisa bermanfaat bagi orang lain.

Di awal, mungkin coretan-coretnya terasa tidak sempurna, penuh dengan kekurangan, dan jauh dari harapan. Namun, justru dari coretan-coretan itulah penulis menemukan esensi dari proses belajar. "Belajar Mencoret" mengajarkan bahwa kesalahan dan ketidaksempurnaan bukanlah hambatan, melainkan bagian dari proses.

Setiap tulisan, baik yang menurut penulis sukses maupun yang dianggap gagal, memiliki nilai tersendiri. Di setiap coretan, ada pengalaman, ada refleksi, dan ada pelajaran berharga.

Menulis sebagai Bentuk Pemberontakan

Ada saat-saat ketika menulis adalah satu-satunya cara untuk melawan. Melawan kebingungan, melawan ketidakpastian, dan kadang melawan diri sendiri. Dalam setiap tulisan, penulis mencoba merangkum keresahan-keresahan yang mungkin juga dirasakan oleh banyak orang.

Keresahan tentang kehidupan, tentang masa depan, tentang makna dari setiap kejadian yang dialami. Menulis menjadi cara untuk berkomunikasi dengan diri sendiri, untuk merenung, dan akhirnya untuk memahami.

Bagi "Belajar Mencoret", setiap tulisan adalah bentuk pemberontakan yang halus, tapi penuh kekuatan. Setiap kata yang tercoret di atas kertas, atau di layar digital, adalah bentuk perlawanan terhadap kebingungan.

Melalui proses menulis, penulis tidak hanya menemukan jawaban bagi dirinya sendiri, tetapi juga mungkin bisa membantu orang lain yang sedang berada di persimpangan yang sama.

Refleksi dari 100 Tulisan

Seratus tulisan bukanlah angka yang kecil. Ini adalah bukti konsistensi, ketekunan, dan dedikasi. Bagi penulis, seratus tulisan ini bukan hanya soal jumlah, tapi soal bagaimana setiap tulisan membawa perubahan, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk pembaca.

Dalam perjalanan panjang ini, penulis belajar untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar, lebih terbuka terhadap kritik, dan lebih bijaksana dalam merangkai kata.

Tulisan-tulisan tersebut telah menjadi ruang berbagi cerita, ruang untuk berbagi gagasan, dan ruang untuk menciptakan dialog dengan pembaca. Setiap komentar, setiap masukan dari pembaca menjadi cermin bagi penulis untuk terus memperbaiki diri.

Setiap kritik bukanlah bentuk kegagalan, melainkan bahan bakar untuk terus belajar dan tumbuh. Penulis menyadari bahwa perjalanan ini belum selesai, dan masih banyak yang harus dipelajari. Namun, dari 100 tulisan yang telah dihasilkan, penulis merasa bangga karena telah memulai sesuatu yang berarti.

Harapan ke Depan

Tulisan ke-101 ini menjadi penanda bahwa perjalanan "Belajar Mencoret" belum berakhir. Justru ini adalah awal dari babak baru. Penulis berharap bahwa tulisan-tulisan ke depan bisa lebih bermanfaat, lebih memberikan inspirasi, dan mungkin bisa menjadi jembatan bagi orang lain untuk menemukan suara mereka sendiri.

Penulis juga berharap bisa terus belajar, tidak hanya dari proses menulis, tetapi juga dari pembaca, dari kritik yang diberikan, dan dari pengalaman hidup yang terus berkembang.

Harapan besar penulis adalah agar tulisan-tulisannya bisa memberikan dampak positif, bukan hanya sebagai sarana ekspresi pribadi, tetapi juga sebagai alat untuk menciptakan perubahan kecil di dunia.

Setiap coretan mungkin tampak sederhana, tetapi jika ditekuni dengan penuh kesungguhan, setiap coretan bisa menjadi bagian dari perubahan yang lebih besar.

Pesan untuk Pembaca

Bagi pembaca yang mungkin sedang berada di awal perjalanan menulis, atau mungkin baru berencana untuk memulai, penulis "Belajar Mencoret" ingin menyampaikan satu pesan; jangan pernah takut untuk memulai, jangan takut untuk mencoret, dan jangan takut untuk salah.

Menulis adalah proses yang panjang, tetapi di setiap prosesnya, ada pelajaran berharga yang bisa dipetik. Tidak ada tulisan yang sia-sia, karena setiap kata yang tertulis adalah jejak dari perjalanan pikiran.

Teruslah belajar, teruslah mencoret, dan jangan pernah berhenti mencari makna. Menulis adalah tentang merangkum perasaan, menggali pemikiran, dan menyampaikan keresahan dengan cara yang jujur dan autentik. Pada akhirnya, menulis adalah tentang berbagi, tentang memberi makna pada setiap kata, dan tentang menciptakan ruang untuk merenung dan tumbuh.

Dengan tulisan ke-101 ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pembaca yang telah setia mengikuti perjalanan ini. Setiap komentar, setiap masukan, dan setiap apresiasi menjadi bahan bakar untuk terus melangkah.

Semoga tulisan ini, dan tulisan-tulisan berikutnya, bisa terus memberikan manfaat dan inspirasi. Mari kita terus belajar dan mencoret bersama, karena perjalanan ini masih panjang, dan masih banyak yang bisa dipelajari.

Pena Narr, Belajar Mencoret...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun