Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Redefinisi Sekolah Aman: Stop Violence, Start Healing

3 Oktober 2024   13:04 Diperbarui: 3 Oktober 2024   13:09 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekerasan di sekolah merupakan salah satu masalah serius yang masih menjadi tantangan besar dalam dunia pendidikan. Meski telah banyak usaha yang dilakukan untuk mencegah kekerasan, realitanya masih banyak siswa yang menjadi korban, baik secara fisik, verbal, maupun psikologis.

Kekerasan di sekolah tidak hanya mengancam rasa aman dan kesejahteraan siswa, tetapi juga dapat mengganggu proses pembelajaran secara keseluruhan. Dalam upaya menciptakan sekolah yang aman dan inklusif, ada kebutuhan mendesak untuk berhenti membiarkan kekerasan merajalela dan mulai menyembuhkan luka-luka yang sudah terjadi.

Inilah saatnya kita memprioritaskan perubahan budaya di sekolah "Stop Violence, Start Healing."

Menyadari Kompleksitas Kekerasan di Sekolah

Kekerasan di sekolah tidak terjadi dalam ruang hampa. Banyak faktor yang berkontribusi terhadap kekerasan, baik dari lingkungan keluarga, media, hingga kondisi sosial dan psikologis siswa itu sendiri

Seringkali, pelaku kekerasan di sekolah adalah korban dari siklus kekerasan yang lebih luas, baik di rumah maupun di luar lingkungan sekolah. Mereka membawa frustrasi, ketidakamanan, atau bahkan rasa amarah yang pada akhirnya dilepaskan kepada teman sekelas atau rekan sebaya.

Ilustrasi bullying di sekolah | Image by Alodokter
Ilustrasi bullying di sekolah | Image by Alodokter

Jenis kekerasan yang paling umum ditemukan di sekolah adalah bullying, yang bisa berbentuk verbal, fisik, atau cyberbullying. Bullying tidak hanya menimbulkan luka fisik, tetapi lebih berbahaya lagi, luka psikologis yang bisa bertahan lama.

Rasa takut, rendah diri, dan depresi sering kali muncul sebagai akibat dari perlakuan yang tidak adil ini. Ini menciptakan lingkaran setan yang menyulitkan siswa untuk bangkit dari trauma yang mereka alami.

Selain itu, dampak kekerasan ini tidak hanya dirasakan oleh korban langsung, tetapi juga oleh seluruh komunitas sekolah. Kekerasan mengganggu suasana belajar, menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi pengembangan potensi siswa.

Memulai Proses Penyembuhan

Untuk mewujudkan sekolah tanpa kekerasan, langkah pertama yang harus diambil adalah memulai proses penyembuhan bagi para korban kekerasan. Penting untuk menciptakan ruang aman di mana mereka dapat berbicara tentang apa yang mereka alami tanpa rasa takut atau malu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun