Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Parenting Goals, Bagaimana Karakter Orangtua Bikin Pola Asuh Jadi On Point?

28 September 2024   13:17 Diperbarui: 29 September 2024   13:21 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia yang semakin kompleks dan dinamis ini, banyak orangtua mulai menyadari bahwa pola asuh yang efektif tidak bisa lepas dari karakter dan kepribadian mereka.

Bahkan, tak jarang kita mendengar istilah parenting goals yang merujuk pada upaya untuk menciptakan hubungan harmonis dan mendukung antara orangtua dan anak. Namun, bagaimana sebenarnya karakter orangtua berperan dalam membentuk pola asuh yang sukses dan on point? Mari kita bahas lebih dalam mengenai hal ini.

Karakter Orangtua

Sebagai orangtua, mungkin kita sering mendengar bahwa setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Namun, apakah kita sadar bahwa kepribadian atau karakter kita sebagai orangtua juga memainkan peran besar dalam cara kita mendidik anak? Karakter orangtua bukan sekadar soal sifat bawaan, melainkan gabungan dari nilai-nilai, pengalaman hidup, hingga perspektif yang kita bangun seiring perjalanan hidup.

Misalnya, ada orangtua yang cenderung bersifat tegas dan berprinsip kuat, sementara yang lain lebih chill dan santai. Ada yang tipe helicopter parent, selalu mengawasi setiap langkah anak, dan ada juga yang lebih free-range, memberikan kebebasan penuh untuk anak belajar dari kesalahan. Setiap karakter ini akan mempengaruhi pola asuh dan cara orangtua merespons kebutuhan anak.

Pola Asuh yang Nge-blend Sama Karakter Orangtua

Tentu saja, tidak ada satu pola asuh yang mutlak benar untuk setiap keluarga. Yang penting adalah menemukan keseimbangan antara karakter orangtua dan kebutuhan anak.

Kalau karakter orangtua dan pola asuh bisa nge-blend dengan baik, anak akan merasakan suasana yang lebih nyaman dan harmonis. Tapi, kalau keduanya tidak sinkron, anak bisa merasa tertekan atau bingung dengan apa yang diharapkan dari mereka.

Misalnya, kalau kamu tipe orangtua yang tegas tapi anakmu lebih membutuhkan pendekatan yang lembut, mungkin perlu sedikit adjustment dalam cara kamu berkomunikasi dengan anak.

Sebaliknya, kalau kamu tipe yang santai, tapi anakmu butuh struktur dan aturan yang jelas, kamu juga harus siap untuk memberikan batasan yang lebih tegas. Yang jelas, karakter orangtua akan selalu mempengaruhi cara kita mendidik dan berinteraksi dengan anak.

Parenting Style Zaman Now, Beragam dan Fleksibel

Ilustrasi parenting style | Image by Medium.com/Oliver Smith
Ilustrasi parenting style | Image by Medium.com/Oliver Smith

Sekarang ini, kita mengenal beberapa jenis parenting style yang berkembang seiring perubahan zaman. Sebagai contoh, ada "authoritative parenting", di mana orangtua memberikan kebebasan yang cukup namun tetap menetapkan aturan yang tegas.

Ini adalah salah satu pola asuh yang dianggap paling on point karena bisa menyeimbangkan kebutuhan anak untuk merdeka sekaligus memberikan panduan yang jelas.

Di sisi lain, ada juga "permissive parenting", di mana orangtua lebih longgar dalam memberikan batasan. Gaya ini bisa cocok untuk anak-anak yang membutuhkan ruang lebih untuk mengekspresikan diri, tetapi bisa jadi bumerang jika tidak diimbangi dengan pengawasan yang baik.

Kemudian ada "authoritarian parenting", yang lebih fokus pada kontrol dan disiplin, sering kali membuat anak merasa kurang dihargai atau tidak bebas berekspresi.

Lalu, bagaimana cara orangtua menentukan parenting style yang tepat? Jawabannya, tentu tergantung pada karakter kamu sebagai orangtua dan kebutuhan unik anak. Kamu tidak perlu merasa harus mengikuti satu gaya saja. Fleksibilitas adalah kunci, dan kamu bisa mengombinasikan beberapa gaya sesuai dengan situasi.

Membangun Pola Asuh On Point yang Selaras dengan Karakter

Nah, bagaimana caranya membangun pola asuh yang on point? Langkah pertama adalah dengan memahami karakter kita sendiri. Apakah kita cenderung menjadi orangtua yang mengutamakan struktur atau lebih fleksibel? Apakah kita tipe yang mudah berempati atau lebih rasional dalam mengambil keputusan?

Setelah memahami karakter kita sendiri, langkah berikutnya adalah memahami kebutuhan anak. Setiap anak adalah individu yang unik, dengan kepribadian dan kebutuhan emosional yang berbeda.

Orangtua yang efektif adalah mereka yang bisa menyesuaikan karakter mereka dengan kebutuhan anak, bukan memaksakan satu pendekatan untuk semua.

Misalnya, kalau kamu orangtua yang cenderung tegas, mungkin kamu bisa berusaha lebih empatik dan memberikan ruang bagi anak untuk mengungkapkan perasaan mereka. Sebaliknya, kalau kamu lebih santai, mungkin penting untuk memastikan anak tetap memiliki batasan dan struktur yang jelas dalam keseharian mereka.

Komunikasi sebagai Kunci Pola Asuh

Satu hal yang sering dilupakan dalam pola asuh adalah pentingnya komunikasi yang terbuka antara orangtua dan anak. Apa pun karakter kita sebagai orangtua, komunikasi yang baik akan menjadi jembatan yang menghubungkan kebutuhan anak dengan nilai-nilai yang kita bawa.

Misalnya, ketika anak mengalami kesulitan atau masalah, daripada langsung menghakimi atau memberi solusi, coba mulai dengan mendengarkan mereka terlebih dahulu.

Komunikasi yang baik bukan hanya tentang berbicara, tetapi juga mendengarkan dengan tulus. Anak-anak, terutama yang masih dalam masa pertumbuhan, sangat membutuhkan perasaan bahwa mereka didengarkan dan dihargai.

Jika orangtua mampu menciptakan suasana komunikasi yang terbuka, anak-anak akan merasa lebih nyaman untuk berbicara tentang perasaan dan masalah mereka.

Fleksibilitas dalam Pola Asuh, Menghadapi Dinamika Zaman

Saat ini, dunia berubah begitu cepat. Anak-anak kita tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan teknologi, media sosial, dan tekanan sosial yang mungkin berbeda dari apa yang kita alami dulu.

Oleh karena itu, orangtua yang on point adalah mereka yang mampu beradaptasi dengan perubahan ini tanpa kehilangan nilai-nilai inti dalam pengasuhan.

Fleksibilitas menjadi hal yang penting, terutama saat menghadapi tantangan baru dalam pengasuhan. Sebagai contoh, orangtua harus peka terhadap bagaimana anak-anak mereka menggunakan teknologi. Daripada melarang sepenuhnya, mungkin lebih baik untuk mengajarkan anak-anak bagaimana menggunakan teknologi dengan bijak.

Menjadi Orangtua yang On Point

Menjadi orangtua yang on point bukan tentang menjadi sempurna atau memiliki jawaban untuk setiap masalah. Melainkan tentang berusaha memahami diri sendiri, memahami anak, dan berkomunikasi dengan baik. Ini adalah proses yang terus berkembang, dan tidak apa-apa jika kita tidak selalu tahu apa yang harus dilakukan.

Yang terpenting adalah orangtua selalu terbuka untuk belajar, baik dari pengalaman sendiri maupun dari anak-anak mereka. Dengan begitu, pola asuh akan menjadi perjalanan yang lebih menyenangkan dan penuh dengan momen belajar, baik untuk orangtua maupun anak-anak.

Jadi, yuk, tetap on point dalam menjalani peran sebagai orangtua, dan ingat bahwa fleksibilitas, komunikasi, serta pemahaman akan karakter diri dan anak adalah kunci dari pola asuh yang sukses!

Pena Narr, Belajar Mencoret...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun