Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Diam yang Memekakkan, Ketika Suara Perempuan Terkubur dalam Ruang Publik

19 September 2024   21:10 Diperbarui: 19 September 2024   21:13 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilistrasi gerakan #NamaBaikKampus | Image by Koran Tempo

Sebagai masyarakat, kita harus lebih banyak mendengar. Jika kita terus membiarkan suara perempuan terkubur dalam kebisuan yang memekakkan, kita tidak hanya kehilangan perspektif yang berharga, tetapi juga potensi besar untuk menciptakan dunia yang lebih inklusif, adil, dan seimbang.

Karena diam perempuan bukanlah tanda ketidakberdayaan; itu adalah tanda bahwa dunia belum sepenuhnya siap untuk mendengar suara yang begitu kuat, jujur, dan revolusioner.

Sumber:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun