Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Meretas Pendidikan Konvensional, Membangun Ruang Belajar yang Fleksibel dan Adaptif

16 September 2024   08:06 Diperbarui: 17 September 2024   14:23 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pendidikan | Dok. SHUTTERSTOCK via Kompas.com

Saat ini, kita hidup di era yang serba dinamis, di mana perubahan terjadi dengan sangat cepat. Teknologi terus berkembang, kebutuhan dunia kerja terus bergeser, dan cara kita mengakses informasi semakin tidak terbatas.

Namun, ironisnya, pendidikan formal yang menjadi fondasi pembelajaran manusia selama berabad-abad justru terlihat statis dan cenderung kaku.

Sistem pendidikan konvensional yang sering kali berfokus pada kurikulum kaku, ruang kelas yang tertutup, serta metode pengajaran satu arah, tidak lagi mampu mengakomodasi perubahan besar yang sedang terjadi.

Maka dari itu, meretas pendidikan konvensional menjadi langkah penting untuk menciptakan ruang belajar yang fleksibel dan adaptif, yang lebih sesuai dengan kebutuhan peserta didik saat ini.

Pendidikan Konvensional, di Mana Letak Kelemahannya?

Pendidikan konvensional, dengan segala prestasi yang telah dicapai, tak dapat dipungkiri memiliki kelemahan. Salah satu kritik terbesar adalah metode pengajaran yang sering kali berorientasi pada hasil, bukan proses.

Siswa dinilai dari nilai ujian, sementara keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan menyelesaikan masalah jarang menjadi fokus utama.

Selain itu, ruang kelas tradisional sering kali membatasi potensi peserta didik. Semua siswa diperlakukan sama, dengan harapan mereka menyerap pengetahuan yang sama dalam waktu yang sama.

Padahal, setiap individu memiliki gaya belajar yang berbeda; beberapa lebih unggul dalam belajar visual, sementara yang lain lebih nyaman dengan metode auditori atau kinestetik.

Sistem pendidikan yang kaku ini sulit beradaptasi dengan kebutuhan individu, sehingga menciptakan kesenjangan antara apa yang siswa butuhkan dan apa yang ditawarkan oleh sekolah.

Membangun Ruang Belajar yang Fleksibel

Di sinilah gagasan untuk membangun ruang belajar yang fleksibel menjadi relevan. Ruang belajar tidak lagi harus dibatasi oleh dinding kelas. Dengan bantuan teknologi, pembelajaran bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Fleksibilitas dalam ruang dan waktu adalah kunci untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal dan efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun