Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Beban Administrasi, Lenyapnya Esensi Mengajar?

10 September 2024   06:04 Diperbarui: 10 September 2024   22:39 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tantangan ini mungkin terasa menarik bagi para guru muda yang terbiasa dengan teknologi dan perubahan, namun bagi guru senior, hal ini sering kali membingungkan. 

Peralihan dari metode pembelajaran tradisional menuju sistem yang lebih modern dan berbasis digital membuat mereka harus menyesuaikan diri dengan cepat.

Teknologi yang Menjadi Tantangan

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi guru senior adalah teknologi. Para guru muda yang tumbuh dalam era digital cenderung lebih mudah beradaptasi dengan administrasi online.

Sebaliknya, bagi guru yang sudah bertahun-tahun mengajar tanpa komputer, transisi ke era digital bisa terasa seperti belajar bahasa baru. Mereka sering kali merasa tertinggal hanya karena kesulitan menguasai aplikasi atau platform yang diperlukan untuk administrasi.

Kenyataannya, banyak guru senior yang terpaksa harus meminta bantuan kepada anak-anak mereka atau guru muda di sekolah hanya untuk menyelesaikan administrasi yang berbasis teknologi.

Dulu, semuanya bisa dilakukan dengan kertas dan pena, tapi sekarang hampir semuanya dilakukan secara digital. Hal ini tidak hanya menyita waktu, tapi juga memerlukan pembelajaran tambahan di luar jadwal mengajar yang sudah padat.

Beban Administrasi yang Menguras Energi

Keluhan terbesar guru senior mungkin terletak pada beban administrasi yang dirasakan semakin menguras waktu dan energi. Di masa lalu, mereka bisa lebih leluasa mengembangkan materi ajar dan mencari metode kreatif untuk mengajar.

Namun kini, hampir setengah dari waktu kerja mereka dihabiskan untuk menyusun administrasi. Dari delapan jam kerja di sekolah, hanya dua atau tiga jam yang bisa benar-benar dimanfaatkan untuk mengajar. Sisanya dihabiskan untuk mengisi formulir, menyusun laporan, dan memastikan administrasi sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Salah satu contoh beban administrasi yang signifikan adalah penyusunan RPP. Dulu, RPP cukup sederhana dan bisa diselesaikan dalam satu halaman. Namun kini, RPP bisa berlembar-lembar dengan detail yang sangat spesifik.

Setiap perubahan kurikulum pun memerlukan penyesuaian dalam format RPP, yang berarti para guru harus terus-menerus belajar ulang tentang administrasi ini.

Pergantian Kurikulum yang Membingungkan

Perubahan kurikulum juga menjadi salah satu mimpi buruk bagi banyak guru senior. Sejak awal karier mereka, sudah ada beberapa kali pergantian kurikulum, mulai dari Kurikulum 1994, Kurikulum 2004, KTSP, K-13, hingga Kurikulum Merdeka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun