Hai, pernahkah kamu berada di situasi di mana kamu harus berkomunikasi atau bekerja sama dengan seseorang yang pandangannya sangat berbeda dari pandanganmu? Tentu hal ini tidak jarang terjadi, terutama di era sekarang yang penuh dengan keragaman pemikiran.
Mungkin kamu pernah mendengar ungkapan "sepakat untuk tidak sepakat", dan itu bisa menjadi dasar penting untuk tetap terhubung dengan orang yang tidak sejalan dengan cara pandang kita.
Namun, pada kenyataannya, menjalin hubungan atau koneksi dengan orang yang tidak sepaham bukanlah hal yang mudah. Jadi, bagaimana kita bisa membangun hubungan yang baik dengan mereka tanpa harus mengorbankan prinsip atau pandangan kita sendiri?
Pertama, mari kita lihat bahwa perbedaan pendapat adalah sesuatu yang wajar dan bahkan bisa menjadi sumber kekayaan dalam interaksi sosial. Bayangkan, dunia ini akan terasa membosankan jika semua orang memiliki pikiran yang seragam.
Tentu akan lebih mudah jika kita hanya berteman dengan orang yang sepemikiran, tetapi realitanya, kita tidak hidup di dunia yang seragam. Ada banyak nilai, keyakinan, dan pandangan yang dipegang oleh berbagai orang, yang semuanya terbentuk oleh latar belakang, pengalaman hidup, dan pendidikan yang berbeda.
Mengakui dan menghargai bahwa setiap orang berhak memiliki pendapat yang berbeda adalah langkah awal dalam membangun koneksi yang lebih baik.
Kunci utama untuk menjalin koneksi dengan orang yang tidak sepaham adalah kemampuan mendengarkan. Sering kali, ketika kita berbicara dengan orang yang tidak sepaham, kita cenderung lebih banyak berpikir tentang bagaimana cara membantah atau memberikan argumen yang lebih kuat.
Padahal, mendengarkan secara aktif adalah salah satu cara paling efektif untuk membangun hubungan yang sehat. Mendengarkan bukan berarti kita harus setuju, tapi ini menunjukkan bahwa kita peduli dengan apa yang orang lain katakan. Ini juga bisa menjadi pintu untuk menemukan kesamaan di antara perbedaan yang ada.
Selain itu, kita perlu mengembangkan empati dalam berinteraksi dengan orang yang berbeda pandangan. Coba posisikan dirimu di tempat mereka dan pikirkan bagaimana perasaan mereka tentang sudut pandang yang mereka yakini.
Mengembangkan empati tidak berarti harus mengubah pandanganmu sendiri, tapi ini akan membantumu memahami mengapa seseorang mungkin sangat berpegang teguh pada pandangannya.