Oleh karena itu, skeptisisme radikal memaksa kita untuk mengevaluasi kembali dasar-dasar moralitas kita. Jika kita tidak bisa yakin bahwa nilai-nilai kita benar secara objektif, mungkin kita perlu mencari cara baru untuk memahami dan mempraktikkan moralitas, mungkin dengan lebih mengutamakan pengalaman, konteks, dan otonomi pribadi dalam membuat keputusan etis.
Dengan demikian, skeptisisme radikal tidak harus dianggap sebagai ancaman, tetapi sebagai kesempatan untuk merumuskan kembali moralitas dalam cara yang lebih manusiawi dan relevan dengan kondisi kita yang serba tidak pasti.
***
Daftar Bacaan
- https://lsfdiscourse.org/skeptisisme-descartes-vs-hume/
- https://plato-stanford-edu.translate.goog/entries/skepticism-moral/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
- https://nationalhumanitiescenter.org/on-the-human/2010/03/moral-skepticism-and-moral-disagreement-developing-an-argument-from-nietzsche/
- https://www.gramedia.com/best-seller/nihilism/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H