Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jejak Waktu, Menghargai Hidup Sebelum Dunia Terhubung

24 Agustus 2024   22:01 Diperbarui: 24 Agustus 2024   22:04 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan masa lalu, ketika internet belum menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Hari-hari diisi dengan canda tawa, bukan notifikasi yang tak henti-hentinya mengganggu.

Hidup saat itu terasa lebih sederhana, namun penuh warna. Tanpa ponsel di tangan, kita tidak terikat pada layar kecil yang selalu menuntut perhatian. Sebaliknya, kita memiliki kebebasan untuk sepenuhnya hadir di tengah-tengah keluarga dan teman-teman. 

Kita bermain bersama, saling beradu ketangkasan dalam permainan tradisional seperti petak umpet, lompat tali, atau congklak. Saat itu, bermain bukan sekadar mengisi waktu luang, tetapi juga momen berharga untuk membangun persahabatan yang erat. Suara tawa yang terdengar dari kejauhan adalah panggilan untuk bergabung, tanpa perlu diundang melalui pesan singkat atau notifikasi grup chat. 

Saat sore menjelang, jalanan desa atau gang-gang kecil kota menjadi panggung bagi anak-anak yang bermain layang-layang, mengejar bola, atau sekadar berlari-lari tanpa tujuan. Ketika capek, kita duduk di pinggir jalan, saling berbagi cerita tentang hari itu, tanpa gangguan dari dunia maya. Tidak ada yang sibuk memotret atau merekam, karena semua momen itu terekam dalam ingatan kita. 

Di rumah, keluarga berkumpul di ruang tamu, bercengkerama sambil menikmati makanan ringan buatan ibu atau nenek. Televisi mungkin ada, tetapi tidak selalu menyala. Kita lebih memilih untuk berbicara, mendengarkan cerita dari orang tua atau kakek nenek tentang masa kecil mereka yang penuh petualangan. Tak jarang, cerita-cerita itu menjadi inspirasi bagi permainan kita di hari berikutnya. 

Malam hari, sebelum tidur, kita mungkin duduk di teras rumah, melihat bintang-bintang yang bertaburan di langit. Obrolan ringan dengan anggota keluarga terasa hangat, menenangkan, dan membuat kita merasa dekat. Tidak ada rasa khawatir akan kehilangan sinyal atau kehabisan kuota, karena yang penting hanyalah momen kebersamaan itu. 

Tanpa internet, hidup kita di masa lalu berjalan lebih lambat, namun justru di sanalah letak keindahannya. Tidak ada tekanan untuk selalu up-to-date dengan segala hal. Kita punya waktu untuk benar-benar merasakan setiap detik yang berlalu, menikmati kehadiran orang-orang di sekitar kita, dan menghargai hal-hal kecil yang sering kali terlewatkan di tengah kesibukan dunia modern. 

Tentu, kita tidak bisa menolak kemajuan zaman. Internet telah memberikan banyak manfaat dan memudahkan hidup kita dalam berbagai aspek. Namun, tidak ada salahnya jika sesekali kita mengingat kembali masa-masa sebelum internet hadir, ketika hidup terasa lebih nyata dan tidak terputus oleh layar. Kadang, nostalgia itu mengingatkan kita bahwa kebahagiaan tidak selalu ada dalam teknologi, tetapi justru dalam hal-hal sederhana yang sering kali kita lupakan. 

Mungkin, sesekali kita perlu melepaskan ponsel, mematikan koneksi, dan merasakan kembali kebebasan itu. Mari kita kembali ke masa lalu, meski hanya sejenak, untuk mengingat bahwa ada kebahagiaan dalam kebersamaan, tanpa harus bergantung pada internet. Karena pada akhirnya, teknologi hanyalah alat, sementara momen bersama orang-orang tercinta adalah yang paling berharga.

Selamat bernostalgia..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun