Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - طلب العلم

Setiap tulisan adalah jejak dari perjalanan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Transparansi Eksistensial, Refleksi Filosofis tentang Kehidupan yang Terlihat

23 Agustus 2024   18:18 Diperbarui: 23 Agustus 2024   18:19 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diawasi sang Maha Kuasa | Image by Freepik

Namun, ada sisi lain dari koin ini yang sering kali menimbulkan ketidaknyamanan bagi banyak orang. Ide bahwa kita selalu diawasi bisa dianggap sebagai ancaman terhadap kebebasan dan privasi individu.

Dalam dunia modern, di mana teknologi memungkinkan pengawasan yang lebih intensif oleh pemerintah dan korporasi, gagasan tentang pengawasan ilahi bisa terasa sebagai pengesahan terhadap pengawasan duniawi yang mengekang kebebasan pribadi.Di sinilah letak dilema filsafat modern: bagaimana kita bisa menyeimbangkan keyakinan akan pengawasan ilahi dengan kebutuhan akan privasi dan kebebasan individu?

Pada akhirnya, perenungan tentang privasi dalam konteks pengawasan ilahi membawa kita kembali ke pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang eksistensi manusia dan makna hidup. Apakah kita hidup hanya untuk diri kita sendiri, atau ada tujuan yang lebih besar yang mengarahkan tindakan kita? Jika kita menerima bahwa privasi sejati tidak pernah ada, bahwa kita selalu diawasi oleh sang Maha Kuasa, maka hidup kita harus dijalani dengan kesadaran moral yang lebih tinggi.

Setiap tindakan, sekecil apa pun, memiliki dampak dan makna yang melampaui batas-batas privasi individu.

Dalam dunia filsafat, refleksi ini menjadi landasan untuk memahami tidak hanya konsep privasi, tetapi juga bagaimana kita seharusnya hidup sebagai makhluk yang diawasi, bukan hanya oleh mata dunia, tetapi oleh mata ilahi yang selalu hadir dan tidak pernah tidur. Dan dari sinilah kita bisa menarik kesimpulan bahwa privasi sejati mungkin hanyalah ilusi; yang ada hanyalah transparansi eksistensial di hadapan yang Maha Kuasa, yang menuntut kita untuk hidup dengan integritas, moralitas, dan tanggung jawab yang tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun