Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - طلب العلم

Setiap tulisan adalah jejak dari perjalanan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Komunikasi Adalah Kunci dalam Setiap Relasi

15 Agustus 2024   21:22 Diperbarui: 15 Agustus 2024   21:27 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era sekarang, kita sering melihat sebuah paradoks dalam cara kita berkomunikasi. Meskipun teknologi telah memberikan banyak cara untuk tetap terhubung, nyatanya banyak orang merasa semakin jauh dan kurang terhubung secara emosional. Media sosial dan aplikasi pesan memang memudahkan kita untuk berbicara dengan banyak orang, tetapi sering kali komunikasi yang terjadi hanya sebatas permukaan. Seperti yang dikatakan oleh Sherry Turkle, seorang psikolog;

Kita lebih terhubung daripada sebelumnya, tetapi kita lebih kesepian dari sebelumnya.

Ini menunjukkan bahwa meskipun kita lebih mudah berkomunikasi, kualitas hubungan kita mungkin tidak sebaik yang kita kira.

Komunikasi bukan hanya soal bicara, tetapi juga soal mendengarkan. Seperti yang pernah dikatakan oleh Stephen R. Covey, seorang penulis Amerika;

Kebanyakan orang tidak mendengarkan untuk memahami; mereka mendengarkan untuk menjawab.

Sering kali, kita terlalu sibuk memikirkan apa yang akan kita katakan selanjutnya, hingga lupa mendengarkan apa yang sebenarnya dikatakan oleh orang lain. Akibatnya, pesan yang disampaikan bisa salah ditangkap, dan ini bisa menyebabkan kesalahpahaman dan bahkan konflik.

Dalam hubungan pribadi, baik itu dengan pasangan, keluarga, atau teman, komunikasi yang jujur dan terbuka sangatlah penting. Dr. John Gottman, seorang ahli dalam hubungan pernikahan, mengatakan bahwa;

Pasangan yang sukses adalah mereka yang bisa saling mendengarkan dan menghargai perasaan serta kebutuhan satu sama lain.

Ketika kita bisa berbicara dengan jujur dan merasa didengar tanpa takut dihakimi, hubungan kita akan menjadi lebih kuat dan tahan lama.

Namun, kita tahu bahwa berkomunikasi tidak selalu mudah. Terkadang, perbedaan budaya, nilai, atau cara pandang bisa menjadi penghalang. Oleh karena itu, penting untuk berkomunikasi dengan empati, yakni mencoba memahami sudut pandang orang lain. Seperti yang pernah dikatakan oleh Dalai Lama, seorang pemimpin spiritual masyarakat Tibet;

Ketika kita berbicara dengan kasih dan pengertian, kita menciptakan suasana di mana cinta dan rasa hormat bisa tumbuh.

Dengan berempati, kita bisa menjalin hubungan yang lebih harmonis.

Dalam dunia kerja, komunikasi yang baik juga sangat penting. Banyak masalah di tempat kerja, seperti rendahnya produktivitas atau konflik antar rekan kerja, sering kali berawal dari kurangnya komunikasi. Peter Drucker, seorang ahli manajemen, pernah mengatakan;

Komunikasi yang paling penting adalah mendengarkan apa yang tidak dikatakan. 

Ini berarti kita juga harus peka terhadap hal-hal yang tidak langsung diungkapkan, seperti bahasa tubuh atau nada suara, agar bisa memahami situasi dengan lebih baik.

Teknologi memang telah mengubah cara kita berkomunikasi, tetapi kita harus ingat bahwa komunikasi tatap muka tetap memiliki nilai yang sangat penting. Seperti yang dikatakan oleh Albert Einstein; 

Saya takut suatu hari teknologi akan melampaui interaksi manusia. Dunia akan memiliki generasi idiot.

Ini adalah pengingat bahwa, meskipun teknologi memudahkan kita berkomunikasi, kita tidak boleh melupakan pentingnya interaksi langsung yang penuh dengan emosi dan nuansa.

Pada akhirnya, komunikasi adalah inti dari setiap hubungan. Ketika kita berkomunikasi dengan baik, kita tidak hanya menghindari konflik, tetapi juga membangun hubungan yang lebih kuat dan bermakna. Baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional, kemampuan untuk mendengarkan, memahami, dan merespons dengan cara yang penuh empati dan hormat adalah kunci untuk menciptakan hubungan yang sukses dan memuaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun