Namun, daripada langsung mengambil keputusan impulsif seperti menyerah atau marah kepada diri sendiri, mereka bisa mengambil waktu untuk merenung dan merencanakan langkah berikutnya.Â
Mereka bisa mencari bantuan tambahan, memperbaiki metode belajar mereka, atau berbicara dengan seorang mentor untuk mendapatkan perspektif baru.Â
Jadi dengan memberikan waktu bagi diri kita sendiri untuk merespons secara rasional, kita dapat menghindari keputusan yang didorong oleh emosi sesaat yang bisa merugikan.
Filsuf Stoik, Epictetus, mengajarkan bahwa "Tidak ada yang dapat mengganggu kedamaian pikiran kita kecuali kita mengizinkannya." Prinsip ini menekankan betapa pentingnya kita untuk memelihara kendali atas pikiran dan reaksi kita sendiri.Â
Begitu juga, menurut Viktor Frankl, seorang psikoterapis dan penulis buku Man's Search for Meaning, "Antara stimulus dan respons ada ruang. Dalam ruang itu terletak kekuatan kita untuk memilih respons kita. Dalam respons kita terletak pertumbuhan dan kebebasan kita."Â
Ini mengingatkan kita bahwa meskipun kita tidak dapat mengendalikan semua situasi, kita selalu memiliki kendali atas bagaimana kita merespons.
Sebagai tambahan, Carl Jung, seorang psikolog terkenal, mengatakan, "Apa yang kita lawan, bertahan." Ini menunjukkan bahwa melawan emosi atau perasaan kita tanpa pemahaman hanya akan memperburuk situasi.Â
Dengan demikian, memberi diri kita waktu untuk merenung dan menenangkan diri sebelum bertindak adalah kunci untuk membuat keputusan yang lebih baik dan menjaga kesehatan mental kita.
Jadi ketika memahami bahwa setiap tindakan kita memiliki konsekuensi, kita dapat lebih bijaksana dalam menghadapi kekecewaan.Â
Ingatlah bahwa waktu yang diambil untuk merenung dan menenangkan diri sebelum bertindak bukanlah tanda kelemahan, tetapi tanda kebijaksanaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H