Mohon tunggu...
Annissa Rizki
Annissa Rizki Mohon Tunggu... -

Banyak membaca, mengamati, mencerna, dan menikmati. Kadang menuangkan hal-hal dalam tulisan tapi seringkali cukup menyimpan banyak cerita dalam pikiran dan hati.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum 2013: Belajar Lebih Cepat, Berkembang Lebih Cerdas

22 September 2014   19:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:56 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah hampir sembilan bulan sejak saya berpindah jalur dari dunia litigasi yang saya jalani selama empat tahun lamanya dengan menangani berbagai kasus-kasus hukum,  dan kemudian memutuskan untuk terjun dan menyelami dunia yang berkaitan erat dengan pendidikan, khususnya pendidikan hukum. Saya dan rekan-rekan di lingkungan pekerjaan saat ini tengah disibukkan dengan salah satu kegiatan yakni persiapan terkait penyusunan kurikulum bagi Sekolah Tinggi Hukum yang dirintis oleh Yayasan Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (YSHKI), yayasan yang menaungi tempat saya bekerja.

Sambil menjalani proses persiapan untuk menyusun kurikulum pada level pendidikan tinggi tersebut, sehari-hari saya juga berkutat dengan berbagai pelatihan, diskusi, dan kuliah umum. Dalam memberikan pelatihan, kantor saya menggunakan konsep accelerated learning (cara belajar yang dipercepat). Pelatihan tidak hanya mengasah ketajaman otak kiri, tetapi juga mengaktivasi kreativitas otak kanan. Konsep ini sudah teruji dan terbukti efektif bagi para peserta pelatihan dalam menyerap materi-materi yang disampaikan oleh para pengajar serta mampu membuat mereka selalu berpartisipasi aktif dalam tanya-jawab terbuka, diskusi, mengerjakan tugas-tugas dan kerja kelompok, serta melakukan presentasi.

Oleh karena bidang pekerjaan saya tersebut, saya pun menjadi tertarik dengan perkembangan dunia pendidikan di Indonesia di masa sekarang ini, yang mana telah terjadi pergeseran paradigma dalam belajar baik ciri maupun model pembelajaran yang diakui dalam pengembangan kehidupan dan pengetahuan abad 21. Adanya pergeseran tersebut kemudian telah diantisipasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan membuat sistem Kurikulum 2013. Kurikulum ini dikembangkan dengan tema besar yakni untuk dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Pada intinya, Kurikulum 2013 berupaya melakukan penyederhanaan dan dilakukan secara tematik-integratif. Kurikulum 2013 dipersiapkan untuk dapat mencetak generasi yang siap dalam menghadapi masa depan. Kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan dengan obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaannya menekannya pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.

Setelah membaca dan mencermati lebih dalam mengenai Kurikulum 2013 ini, saya baru benar-benar sadar bahwa apa yang saya lakukan selama di kantor ternyata sejalan dengan pencapaian dalam tema besar yang diusung Kurikulum 2013 tersebut. Untuk mencapai tema itu, dibutuhkan proses pembelajaran yang mendukung kreativitas. Itulah sebabnya kurikulum dirumuskan dengan mengedepankan pengalaman pribadi melalui proses mengamati, bertanya, menalar, dan mencoba (observation based learning) untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Di samping itu, peserta didik akan terbiasa dengan bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning. Pengembangan kurikulum 2013, selain untuk memberi jawaban terhadap beberapa permasalahan dalam sistem kurikulum sebelumnya, juga bertujuan untuk mendorong para siswa supaya mampu menjadi lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang telah diperoleh atau diketahui setelah mereka menerima materi pembelajaran.

Kurikulum 2013 merupakan investasi jangka panjang yang sangat baik bagi para generasi penerus bangsa dan penggerak kemajuan negara. Untuk dapat mencapai keberhasilan kurikulum ini, disebutkan bahwa sedikitnya ada dua faktor besar yang dibutuhkan. Pertama, faktor penentu yakni kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dengan kurikulum dan buku teks. Kedua, faktor pendukung yang terdiri dari tiga unsur yakni: (i) ketersediaan buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang mengintegrasikan standar pembentuk kurikulum; (ii) penguatan peran pemerintah dalam pembinaan dan pengawasan; dan (iii) penguatan manajemen dan budaya sekolah. Selain itu semua, menurut saya penting bagi masyarakat pada umumnya dan orang tua siswa pada khususnya serta bagi para siswa yang akan menerima Kurikulum 2013 ini untuk dapat mendukung dan menjalaninya dengan sebaik-baiknya supaya para siswa dapa tbelajar dengan lebih cepat dan berkembang lebih cerdas. Lebih jauh lagi, hal tersebut juga penting agar keberhasilan kurikulum ini dapat tercapai secara komprehensif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun