Mohon tunggu...
Narisa H Putri
Narisa H Putri Mohon Tunggu... -

menulis bukan soal dipaksa, tapi karena rasa.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyongsong Pilgub DKI Jakarta, ini Kata Mahasiswa

28 September 2016   22:11 Diperbarui: 29 September 2016   06:51 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

Tiga pasang calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta sudah dirilis beberapa hari lalu. Banyak yang mengangguk maklum, tidak sedikit juga yang terkejut, pasalnya, dua dari tiga cagub merupakan kandidat yang tidak diduga sebelumnya. Opini pun bergulir, tidak terkecuali dari mahasiswa.

Mahasiswa sekarang bisa jadi baru dua kali atau bahkan pertama kalinya mengikuti pilkada serentak yang akan dilakukan tahun 2017 nanti setelah sebelumnya dilaksanakan pada tahun 2015. Hal ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa untuk ikut ambil suara dan menentukan siapa yang pantas menjadi wakil rakyat. Beberapa mahasiswa yang—secara nonformal, saya wawancarai mengungkapkan beragam opini. Cindy (19) salah satunya. Mahasiswi UI yang tinggal di Jakarta Selatan itu mengungkapkan Jakarta jadi semakin rapi dan kemacetan sudah lumayan berkurang pada masa jabatan Gubernur Ahok. Dia pribadi beranggapan bahwa KJP (Kartu Jakarta Pintar) berjalan dengan baik.

Ungkapan kemacetan Jakarta  yang semakin berkurang juga berasal dari Putri (20) yang sudah tinggal di Jakarta sejak kecil. Dia mengungkapkan relokasi pasar-pasar di Jakarta beserta kebijakan ganjil-genap yang sedang digalakkan pemerintah DKI cukup membantu mengurangi kemacetan, “Relokasi pasar bener-bener ngurangin macet, asli!” Katanya.

Opini juga tidak hanya datang dari mahasiswa asal Jakarta yang berkuliah di lingkup DKI Jakarta.  Larissa dan Rahayu (20), mahasiswa asal Jakarta yang berkuliah di UKSW Salatiga juga mengungkapkan bahwa Jakarta sekarang mengalami kemajuan. Kemacetan sudah semakin berkurang, sungai-sungai di Jakarta terlihat lebih bersih, fasilitas busway tambahan dan juga pembangunan jalur untuk MRT dinilai sebagai gebrakan yang cukup bagus meskipun pengerjaannya memakan waktu cukup lama.

Rata-rata, teman-teman mahasiswa tersebut menghendaki Ahok untuk naik menjadi gubernur Jakarta lagi. Melihat beberapa macam program yang belum sepenuhnya terealisasikan, maka timbul dorongan agar program pemerintah sebelumnya tetap dilanjutkan pada pemerintahan selanjutnya. “So we can let him finish what he has started,” Kata Cindy, mahasiswa Sastra Inggris tahun kedua itu. Meskipun Ahok yang dikenal ‘suka ngomel’ tidak disukai oleh sebagian masyarakat, namun tidak sedikit juga yang justru menyukai caranya memimpin sehingga memilih mendukungnya untuk meneruskan menjadi Gubernur DKI Jakarta. “Memungkiri kerja keras Ahok untuk Jakarta itu susah, tapi untuk menyebut Ahok berpotensi juga masih menimbulkan keraguan,” balas Rahayu.

Di lain sisi, tanggapan tentang dua kandidat lain—Anies Baswedan dan Agus Harimurti juga beragam. Ada yang meragukan kemampuan mereka namun ada juga yang berharap untuk “Jakarta yang lebih baik” dari dua calon tersebut. Rahayu sendiri sudah curiga saat Anies Baswedan yang sebelumnya menjabat menjadi Menteri Pendidikan mendadak mundur sebelum masa jabatannya habis. Ternyata memang benar langkah itu diambil lantaran beliau hendak mempersiapkan diri untuk pilgub DKI Jakarta. Kalau untuk Agus sendiri, memang pencalonannya menimbulkan keterkejutan sekaligus pertanyaan. Singkatnya, memang sebagian besar mahasiswa bercerita masih condong ke Ahok, tapi tidak dipungkiri harapan besar juga mereka sematkan kepada dua calon lainnya.

Sebenarnya permasalahan tentang pilkada, khususnya untuk mahasiwa atau pelajar yang baru memiliki hak pilih adalah ketika mereka merasa masih terlalu asing dengan para kandidat. Sikap skeptis juga muncul lantaran mengingat pemerintah sebelum-sebelumnya bertindak tidak sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat. Korupsi, suap yang dilakukan pemerintah dan sebagainya masih menggelayuti setiap orang di negeri ini. Maka, ada baiknya memang ada babak “penjajakan” yang dilakukan antara para calon petinggi dengan masyarakat untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga, bukan golput yang menjadi solusi terakhir.

Selebihnya, terlepas dari siapa yang menjadi Gubernur DKI Jakarta mendatang, atau Gubernur dan petinggi dari wilayah manapun, semua berharap dari setiap tempat terkecil di negeri ini mampu menjadikan Indonesia seluruhnya menjadi lebih baik.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun