Sumber ketergantungan yang kedua adalah kondisi sosial. Hal ini menunjukkan sistem media dan institusi sosial mempengaruhi khalayak dalam menciptakan kebutuhan dan minat. Akhirnya, hal inilah yang mempengaruhi khalayak untuk memilih berbagai media sehingga bukan sumber media massa yang menciptakan ketergantungan melainkan kondisi sosial. Sehingga masyarakat dengan kondisi sosial yang berbeda akan memiliki ketergantungan terhadap media yang berbeda.
Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi yang semakin maju beserta media yang semakin beragam telah mampu mempengaruhi cara hidup masyarakat. Pada era globalisasi saat ini, dengan adanya teknologi dunia seolah menjadi lebih sempit. Aktivitas manusia tidak akan bisa lepas dari manusia yang lainnya. Itulah yang disebut Mc Luhan, pencetus teori determinisme sebagai desa global atau global village (Nurudin, 2004:176).
Mc Luhan dalam Nurudin (2004:174-175) juga mengatakan bahwa kita belajar, merasa dan berpikir terhadap apa yang akan kita lakukan karena teknologi (media) menyediakan sebuah pesan yang mempengaruhi dan membentuk perilaku kita. Hingga sampai pada pernyataan “medium is the message”, bahwa media adalah pesan. Maksudnya, dalam konteks fangirls, ketika kita adalah seorang fangirl dan merupakan pengguna Twitter, pesan yang diperoleh dari Twitter memanglah penting, akan tetapi kehadiran Twitter sebagai media adalah jauh lebih penting.
Kegiatan fangirling atau fanboying tentu tidak lepas dari adanya Twitter dan media massa serta media baru lainnya untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, mau tidak mau, sadar atau tidak, kita telah memilih dan bergantung kepada media tersebut untuk mendapatkan informasi tentang idola masing-masing. Tetapi, akan lebih baik jika ketergantungan tersebut tidak mengganggu aktvitas sehari-hari sehingga para fangirls mampu menjalankan perannya dengan baik dalam real life ataupun virtual life.
Saya menulis artikel ini bukan hanya merujuk kepada pihak fangirls saja. Pada kenyataannya ketergantungan kepada media telah terjadi pada seluruh lapisan masyarakat. Jadi, ada baiknya jika kita menyingkapi hal tersebut secara terbuka dan menggunakan media secara lebih bijaksana.
Sumber:
Junaedi, Fajar. 2007. Komunikasi Massa Pengantar Teoritis. Jakarta, Penerbit Santusta
Nurudin. 2004. Komunikasi Massa. Malang, Penerbit Cespur.
http://tekno.kompas.com/read/2015/03/26/16465417/Pengguna.Twitter.di.Indonesia.Capai.50.Juta diakses 15 September 2015