Mohon tunggu...
Nargis Mahdiyah
Nargis Mahdiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - University

Sebagai mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Sains Informasi, saya memiliki minat yang mendalam dalam dunia penulisan artikel yang beragam dan inspiratif. Penulisan bagi saya adalah salah satu cara untuk menyampaikan informasi yang relevan, mendidik, dan tentunya menginspirasi pembaca dalam menyikapi perubahan dunia yang semakin dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aksi Bela Palestina, Perjuangan Setahun Badai Al-Aqsha Longmarch dari Kedubes AS ke PBB

11 Oktober 2024   00:37 Diperbarui: 11 Oktober 2024   00:50 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1.1 Aksi Demo Bela Palestina di depan Kedubes AS. Sumber: Nargis Mahdiyah, 2024 (Dokumen Pribadi)

Aksi Bela Palestina: Perjuangan Setahun Badai Al Aqsha, Longmarch dari Kedubes AS ke PBB

Jakarta, 7 Oktober 2024 -- Ratusan masyarakat berkumpul di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk menggelar aksi solidaritas dan kemanusiaan dalam memperingati setahun Badai Al Aqsha. 

Aksi ini menjadi simbol perlawanan atas ketidakadilan yang dirasakan oleh bangsa Palestina, sekaligus untuk memperingati genosida yang dilakukan Israel selama setahun terakhir. Aksi ini menjadi bagian dari gerakan global yang mengecam tindakan brutal Israel terhadap warga sipil Palestina, terutama dalam konflik yang terus berlangsung antara Israel dan Palestina.

Pukul 14.00 WIB, para demonstran mulai berkumpul di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, di mana mereka mengadakan orasi untuk menyuarakan dukungan kepada Palestina. 

Orasi tersebut dipimpin oleh sejumlah tokoh masyarakat, aktivis kemanusiaan, dan pemimpin agama, yang menuntut Amerika Serikat untuk menghentikan dukungannya terhadap Israel. Para orator menyampaikan pesan kuat bahwa masyarakat internasional tidak bisa lagi diam menghadapi penindasan terhadap bangsa Palestina.

"Aksi ini bukan hanya tentang perlawanan fisik, tapi juga bentuk solidaritas kemanusiaan. Kita berdiri di sini untuk menuntut keadilan bagi Palestina, untuk menunjukkan bahwa ada harapan dan dukungan dari seluruh penjuru dunia," ujar salah satu orator dalam aksi tersebut.

Setelah melakukan orasi di depan Kedubes AS, para demonstran kemudian memulai longmarch menuju Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berlokasi tidak jauh dari kedutaan.

 Longmarch tersebut berlangsung damai dan tertib, dengan ratusan peserta membawa spanduk, bendera Palestina, bendera Indonesia, serta poster-poster yang menuntut penghentian genosida dan keadilan untuk Palestina. Slogan-slogan yang menyerukan pembebasan Palestina menggema sepanjang perjalanan, sementara beberapa peserta menyanyikan lagu-lagu perjuangan.

Demonstrasi ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk menunjukkan keberpihakan pada bangsa Palestina yang selama bertahun-tahun berjuang mempertahankan hak mereka atas tanah yang diduduki. Isu genosida yang dilakukan oleh Israel selama 365 hari terakhir menjadi sorotan utama, mengingat banyaknya korban sipil, termasuk bayi, perempuan dan anak-anak, yang menjadi sasaran kekerasan dalam konflik tersebut.

Gambar 1.2 Aksi Demo Bela Palestina di depan Kantor PBB. Sumber: Nargis Mahdiyah, 2024 (Dokumen Pribadi)
Gambar 1.2 Aksi Demo Bela Palestina di depan Kantor PBB. Sumber: Nargis Mahdiyah, 2024 (Dokumen Pribadi)
Setibanya di Gedung PBB, sekitar pukul 16.00 WIB, orasi kedua dimulai. Kali ini, fokus orasi adalah menuntut PBB untuk mengambil tindakan nyata dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina, serta memberikan tekanan internasional kepada Israel agar menghentikan serangan brutal terhadap warga Palestina. 

Para orator menegaskan bahwa PBB memiliki peran penting dalam menjaga perdamaian dunia dan melindungi hak asasi manusia, termasuk hak rakyat Palestina untuk hidup damai di tanah mereka sendiri.

"Tidak ada perdamaian tanpa keadilan! PBB harus segera bertindak untuk menghentikan pembantaian ini. Palestina berhak merdeka, dan kita di sini untuk menuntut agar hak-hak mereka dihormati," teriak salah satu orator di depan Gedung PBB.

Aksi ini juga diisi dengan doa bersama untuk para korban konflik di Palestina, yang mendoakan agar perjuangan mereka segera mencapai kemenangan dan perdamaian abadi. 

Doa dipimpin oleh para tokoh agama yang turut hadir dalam aksi ini, menyerukan kepada Tuhan untuk memberikan kekuatan kepada bangsa Palestina dalam menghadapi segala penderitaan yang mereka alami.

Meskipun demonstrasi ini berlangsung di bawah cuaca yang cukup panas dan terik, semangat para peserta tidak surut. Mereka tetap berkomitmen untuk menyuarakan dukungan mereka hingga akhir acara yang berlangsung sampai pukul 17.00 WIB. Aksi ini pun diakhiri dengan penyuaraan di depan geduang PBB, berisi tuntutan agar komunitas internasional segera bertindak dan menghentikan genosida yang dilakukan terhadap Palestina.

Selain menggelar orasi dan longmarch, aksi bela Palestina ini juga menjadi ajang untuk memperingati setahun tragedi Badai Al Aqsha, yang menjadi simbol perjuangan rakyat Palestina untuk membebaskan diri dari penjajahan dan penindasan. Badai Al Aqsha merupakan serangkaian aksi perlawanan terhadap pendudukan Israel di Masjid Al Aqsha, yang menjadi titik api dalam konflik Israel-Palestina sejak tahun 2023.

Gambar 1.3 Perjalanan Aksi Demo Bela Palestina. Sumber: Nargis Mahdiyah, 2024 (Dokumen Pribadi).
Gambar 1.3 Perjalanan Aksi Demo Bela Palestina. Sumber: Nargis Mahdiyah, 2024 (Dokumen Pribadi).
Aksi ini juga mendapat perhatian luas dari media, dengan berbagai organisasi hak asasi manusia dan komunitas internasional yang memberikan dukungan penuh terhadap gerakan ini. Banyak yang berharap agar aksi ini dapat menjadi titik balik dalam upaya diplomasi internasional untuk menghentikan kekerasan di Palestina.

Keberpihakan pada Palestina tidak hanya terlihat dari jumlah peserta yang memadati jalanan Jakarta, tetapi juga dari solidaritas yang terjalin antara berbagai kelompok masyarakat. Aksi ini diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, aktivis, hingga tokoh agama, yang semuanya bersatu dalam satu tujuan: keadilan untuk Palestina.

Seiring dengan berakhirnya aksi damai ini, para peserta tetap optimis bahwa suara mereka akan didengar oleh dunia internasional. Mereka berharap agar pemerintah Indonesia dan komunitas global lebih aktif lagi dalam memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina dan menghentikan agresi Israel yang telah berlangsung bertahun-tahun.

Dengan aksi ini, masyarakat kembali menegaskan bahwa solidaritas terhadap Palestina tidak akan pernah padam, dan perjuangan untuk kebebasan Palestina akan terus berlanjut hingga mereka merdeka. Aksi yang berlangsung selama tiga jam tersebut menjadi bukti bahwa suara perlawanan terhadap penindasan akan terus hidup, selagi masih ada ketidakadilan yang menghantui bangsa Palestina.

Perjuangan Palestina, yang telah berlangsung lebih dari tujuh dekade, adalah cerminan dari ketangguhan sebuah bangsa yang tidak pernah menyerah. Aksi bela Palestina di Jakarta ini adalah satu langkah kecil dalam perjuangan global untuk keadilan dan perdamaian, sebuah panggilan moral yang mengajak seluruh dunia untuk tidak tinggal diam di tengah tragedi kemanusiaan yang sedang berlangsung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun