Mohon tunggu...
Naresha Aulia Balqist Setiawan
Naresha Aulia Balqist Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah salah satu mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dari jurusan Bahasa dan Sastra Inggris. Saya sudah menginjak tingkat 4 lebih tepatnya semester 7.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosialisasi mengenai "Produksi dan Konsumsi Desa" untuk Menciptakan Desa Peduli Lingkungan di Tamansari Kota Bandung

9 Agustus 2022   20:05 Diperbarui: 9 Agustus 2022   20:17 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsumsi dan produksi desa merupakan tujuan ke-12 dari 18 tujuan SDG's desa yang memiliki kaitan dengan upaya mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan terhadap bumi melalui pola produksi dan konsumsi yang sewajarnya. 

SDG's desa sendiri adalah upaya terpadu untuk mewujudkan Desa tanpa Kemiskinan dan Kelaparan, Desa Ekonomi Tumbuh Merata, Desa Peduli Kesehatan, Desa Peduli Lingkungan, Desa Peduli Pendidikan, Desa Ramah Perempuan, Desa Berjejaring, dan Desa Cepat Tanggap Budaya untuk percepatan pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Diantara SDG desa tersebut, kami berfokus terhadap Desa Peduli Lingkungan. 

Berdasarkan SDGS Desa diatas, kami selaku mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di lingkungan tamansari dari Kelompok KKN 70 yang dibimbing oleh Bapak Sjaeful Anwar mencoba memberikan sosialisasi tentang Produksi dan Konsumsi Desa di Tamansari. Tentu saja, hal ini disambut positif oleh warga Tamansari. Kami memberikan sosialisasi di RW. 13 Tamansari sebagai bentuk upaya untuk menyadarkan betapa pentingnya Desa peduli lingkungan.

whatsapp-image-2022-08-09-at-6-31-58-pm-62f245dc3555e446b57e2d54.jpeg
whatsapp-image-2022-08-09-at-6-31-58-pm-62f245dc3555e446b57e2d54.jpeg
Didalam sosialisasi tersebut, kami memaparkan beberapa cara untuk menciptakan Desa Peduli Lingkungan. Lalu, bagaimanakah caranya? 

Yang paling penting untuk menciptakan Desa Peduli Lingkungan adalah dengan mengubah pola konsumsi dan produksi pada masyarakat. Contohnya seperti mengubah cara belanja. Belanja merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan pada masyarakat. Biasanya, ketika kita membawa barang hasil belanjaan kita, seringkali kita menggunakan kantong kresek plastik untuk membawa barang-barang tersebut. Namun, menggunakan kantong kresek plastik sangat berbahaya bagi bumi dan tentu saja lingkungan, mengingat bahan plastik sulit terurai dan dapat membuat lingkungan menjadi tercemar.

Untuk menciptakan Desa peduli Lingkungan, langkah awal yang kita lakukan adalah dengan mengganti tas belanja kantong kresek plastik dengan menggunakan tote-bag yang lebih ramah lingkungna. 

Dengan menggunakan tote-bag berbahan dasar kain membuat lingkungan menjadi lebih ramah. Dan yang lebih penting, dapat digunakan berkali-kali ketika kita akan berbelanja. Berbeda dengan tote-bag, kantong kresek plastik seringkali digunakan 1 kali setiap pemakaiannya sehingga membuat sampah plastik menjadi menumpuk dan sulit diurai.

Selain mengganti tas belanja yang lebih ramah lingkungan, kita bisa mengurangi penggunaan botol plastik dengan menggunakan botol tumbler. 

Saat kita haus, seringkali kita membeli air minum kemasan botol plastik. Tanpa kita sadari, kebiasaan kita ini memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan tentu saja bumi. Botol plastik menyumbang sampah plastik dan setiap tahunnya, hampir tiga juta ton sampah plastik di seluruh dunia berasal dari botol minum kemasan plastik. 

Diperkirakan, sekitar 60 juta botol plastik telah berhasil di daur ulang dan itupun hanyalah sebagian dari jumlah botol yang kita gunakan. Sisa dari botol minum kemasan plastik lainnya berakhir menjadi sampah, dibuang di tempat sampah dan perairan dan hal tersebut membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun