Mohon tunggu...
RM Dionisius Narendratama
RM Dionisius Narendratama Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA

Pelajar yang ingin terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kekurangan Tenaga Kesehatan di Desa-desa Indonesia: Ancaman Bagi Akses Kesehatan Masyarakat

27 April 2024   22:22 Diperbarui: 27 April 2024   22:29 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://stikes-isfi.ac.id/web/berita/14946-pengobatan-gratis-upaya-perluasan-akses-layanan-kesehatan-masyarakat-desa-tatah-8230

Akses kesehatan yang memadai merupakan salah satu hak dasar bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun, di balik hebatnya kemajuan sistem kesehatan di kota-kota besar, masih terdapat kenyataan pahit yang dihadapi masyarakat di desa-desa. Kekurangan tenaga kesehatan menjadi ancaman yang menghantui para warga desa, dan tentunya ini juga menghambat tercapainya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan merata.

Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2024, rasio ideal dokter per 1.000 penduduk adalah 1:1.000. Kenyataannya, rasio ini jauh tertinggal. Kemenkes mencatat rasio kecukupan tenaga dokter secara nasional masih di bawah standar, yakni 0,32 dokter per 1.000 penduduk. Kekurangan ini juga diperburuk dengan distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata. Kebanyakan tenaga kesehatan yang sudah berkembang hanya terpusat di pulau Jawa dan kota-kota besar.

Dampak yang Mengkhawatirkan dan Mendesak untuk Diatasi

Dampak dari krisis ini pun tidak terhindarkan. Masyarakat di desa-desa terpencil harus menempuh jarak yang jauh dan waktu yang lama untuk mendapatkan layanan kesehatan dasar, seperti pemeriksaan, persalinan, dan pengobatan penyakit. Hal ini tidak hanya membuang waktu dan tenaga, tetapi juga berpotensi memperburuk kondisi kesehatan mereka.

Penundaan penanganan medis akibat minimnya tenaga kesehatan di desa juga dapat berakibat fatal, terutama bagi ibu hamil, bayi baru lahir, dan lansia. Kurangnya akses ke layanan kesehatan preventif seperti pemeriksaan rutin dan imunisasi juga meningkatkan risiko penyakit menular dan tidak menular di desa.

Kurangnya tenaga kesehatan yang layak di desa-desa tidak hanya disebabkan oleh distribusi yang tidak merata, tetapi juga berbagai faktor lain, seperti:

  • Gaji dan tunjangan yang rendah bagi tenaga kesehatan di daerah terpencil. Hal ini membuat profesi ini kurang menarik dan mendorong tenaga kesehatan untuk mencari peluang di kota-kota besar.

  • Fasilitas dan infrastruktur kesehatan yang minim di desa-desa. Kekurangan infrastruktur seperti puskesmas dan rumah sakit yang memadai membuat tenaga kesehatan enggan untuk mengabdi di desa.

  • Kurangnya peluang pengembangan diri bagi tenaga kesehatan di daerah terpencil. Minimnya akses pelatihan dan pendidikan berkelanjutan membuat mereka merasa tertinggal dan tidak termotivasi untuk tetap bekerja di desa.

Menemukan Solusi yang Tepat dan Berkelanjutan

Pemerintah telah berupaya untuk mengatasi permasalahan ini, namun masih banyak yang perlu dilakukan. Diperlukan strategi yang komprehensif dan berkelanjutan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan di desa-desa. Selain itu, menyelesaikan krisis tenaga kesehatan di desa-desa membutuhkan komitmen dan kerjasama dari berbagai pihak.

1. Meningkatkan daya tarik profesi tenaga kesehatan di desa:

  • Meningkatkan gaji dan tunjangan yang diberikan kepada tenaga kesehatan di daerah terpencil. Hal ini akan meningkatkan kesejahteraan mereka dan membuat profesi ini lebih menarik.

  • Memberikan tunjangan khusus seperti tunjangan kemahalan, tunjangan terpencil, dan tunjangan resiko untuk menarik tenaga kesehatan ke daerah terpencil.

2. Memperbaiki infrastruktur dan fasilitas kesehatan di desa:

  • Membangun puskesmas dan rumah sakit yang memadai di desa-desa terpencil, dengan dilengkapi peralatan dan obat-obatan yang lengkap.

  • Memperbaiki akses air bersih dan sanitasi di desa-desa, karena ini merupakan faktor penting untuk kesehatan masyarakat.

  • Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan akses layanan kesehatan di desa, seperti telemedicine dan e-health.

3. Meningkatkan peran dan keterlibatan masyarakat:

  • Memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan dan pola hidup sehat.

  • Mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu, imunisasi, dan program kesehatan lainnya.

Pemerintah, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk membangun sistem kesehatan yang adil dan merata. Pemerintah juga perlu memastikan bahwa setiap penduduk Indonesia dan di mana pun mereka tinggal, tetap dapat memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas. Mari kita bersama-sama upayakan agar kekurangan tenaga kesehatan di desa-desa tidak lagi menjadi hambatan bagi tercapainya kesehatan yang optimal bagi seluruh rakyat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun