Mohon tunggu...
Narendra Angkita
Narendra Angkita Mohon Tunggu... -

A changemaker

Selanjutnya

Tutup

Politik

Media: Informasi atau Provokasi?

15 Oktober 2016   12:10 Diperbarui: 15 Oktober 2016   12:28 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikut tanggapan saya atas demo besar menuntut Gubernur Basuki Tjahaja Purnama terhadap ucapannya yang "mengusik" salah satu agama yg dipercayai di Indonesia.

Setelah sekitar 4 tahun saya bekerja di bidang media, pertama saya ingin mengomentari sikap yg diambil beberapa media online mainstream terhadap demo yg terjadi di area balai kota-tugu tani-gambir. Dari pantauan saya, perbandingan berita tentang demo ini adalah 1:20, maksudnya dari 20 berita hanya 1 berita yg berisi tentang demo ini. Mengapa? Nanti di akhir tulisan ini saya akan berikan tanggapan saya.

Kedua, ada media yg mengatakan bahwa jumlah demonstran hanya "ratusan". Sekarang teman-teman bisa cek di tv sendiri, berapa jumlah demonstran yg turun ke jalan? Puluhan ribu dan tidak kurang. Mengapa? :)

Ketiga, menurut tanggapan saya pribadi, demo dengan jumlah demonstran puluhan-ratusan bisa dibilang dengan demo bayaran, masuk akal. Demo dengan jumlah demonstran ratusan-ribuan bisa dibilang dengan gabungan dari beberapa demo bayaran, masuk akal. Demo dengan jumlah demonstran PULUHAN RIBU, menurut saya pribadi ini adalah murni suara rakyat, ok mungkin sebagian di dalamnya ada yg merupakan demonstran bayaran beberapa ratus, lalu sisanya? Tidak lupa kita dengan daerah lain yg juga ikut demonstrasi seperti Bandung, Medan dan lainnya.

Mengutip rekan saya "Kalau masalah agama diusik, org yg jarang ibadah juga bakal emosi kalau agamanya diusik"

Keempat, terdapat 2 tv berita nasional yg menjadi panutan akan berita terkini di negara tercinta kita ini. Namun pantauan saya pribadi pukul 15.30 tanggal 14 Oktober 2016 , disaat tv yg satu menyiarkan demo PULUHAN RIBU masyarakat, tv yg satu dengan cerianya menyiarkan berita sepak bola internasional. Sebagai tambahan, tv yg menyiarkan berita bola ini adalah tv yg menyebutkan jumlah pendemo hanya "ratusan" :)

Jadi teman-teman, apa ada yg aneh dr fakta-fakta yang saya berikan diatas, atau semuanya sudah wajar bagi kalian?

Fakta, media di Indonesia sudah tidak ada yg netral. Dapat dikihat dari fakta yg telah saya berikan, PULUHAN RIBU masyarakat yg berdemo ini adalah suara real dari rakyat. Mengapa hanya sedikit berita di online tentang demo ini? Ya, karena memang media-media tersebut tidak ingin agar berita menyebar lebih luas di masyarakat, masyarakat dibutakan oleh media.

Media yg diawal merupakan mata dan telinga tambahan bagi masyarakat, kini telah beralih fungsi menjadi kacamata kuda, kita telah menjadi kuda bagi media yg berperan sebagai kusir. Ya, media yg menyebutkan junlah demonstran hanya "ratusan" dan pada saat PULUHAN RIBU demonstran turun ke jalan digantikan dengan berita bola adalah media yg dimiliki oleh ketua umum salah satu partai yg mendukung Gubernur petahana dalam Pilkada Jakarta 2017.

Jadi? Pintar-pintarlah dalam mencari berita, jangan hanya terpaku pada satu media, cari tau kebenaran berita tersebut dari beberapa sumber. Pelajari juga siapa orang-orang besar dibalik sebuah media massa, siapa mereka yg menyetir berita yang diberikan tiap tiap media. Ga bodoh kan? Ga mau kan jadi kuda terus?

Ya, saya tidak mendukung Gubernur petahana, namun bukan itu poin saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun