Mohon tunggu...
Narendra Angkita
Narendra Angkita Mohon Tunggu... -

A changemaker

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Keberpihakan Google Indonesia Terhadap Jokowi

8 Juli 2014   22:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:58 2164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_332721" align="aligncenter" width="560" caption="Terms & Policy Google Ads Indonesia"][/caption]

Jakarta, 8 Juli 2014 – Saya pribadi adalah salah satu orang yang mengikuti perkembangan perang sosial media antara pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor 1 dan 2 beberapa bulan terakhir. Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 2, Joko Widodo dan Jusuf Kalla kerap melancarkan “serangan udara” berupa iklan berskala besar di berbagai media online.

Jumlah iklan dari pasangan nomor urut 2 tersebut terlihat sangat kontras di media manapun apabila dibandingkan dengan iklan dari pasangan nomor urut 1 – Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa yang terbilang sedikit, entah apa alasannya - baik kurangnya dana, maupun tidak diterimanya iklan mereka oleh berbagai media.

Fenomena ini juga didukung oleh isu yang telah lama beredar bahwa banyak pemilik media di Indonesia yang mendukung pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 2.

“Serangan” ini juga dilancarkan oleh pasangan nomor urut 2 di website Google.com dan juga Youtube.com yang terbilang netral dalam politik. Google sendiri sudah mencantumkan secara jelas dalam website resmi mereka (klik di sini) bahwa Google tidak memperbolehkan adanya iklan untuk partai politik dan juga kandidat capres. Bahkan dalam website resmi Google tersebut, mereka mencantumkan negara Indonesia secara khusus – tidak diperbolehkan adanya iklan politik.

Ketidak netralan media-media di Indonesia seperti Google tersebut meneurut saya dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap media yang ada. Sampai sekarang pun, meski sudah memasuki minggu tenang masa kampanye, iklan-iklan tersebut masih saja mengudara di berbagai media. Meski KPU tidak menuliskan aturan kampanye di media sosial dan online, namun menurut saya ini tetap saja akan mengotori masa tenang kampanye yang seharusnya dipakai untuk masyarakat yang belum menentukan pilihan mencari lagi informasi tentang kedua pasangan calon tanpa dipengaruhi oleh iklan-iklan seperti ini.

Sampai kapan hal-hal ini akan mengotori pesta demokrasi di Indonesia? Sampai kapan media akan mempengaruhi pilihan masyarakat secara negatif dalam pemilu? Apa tidak ada lagi media yang benar-benar netral di Indonesia?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun