Mohon tunggu...
Narendra Kirana
Narendra Kirana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Fotografi dan menulis adalah caraku menangkap keajaiban dunia, tertarik di bidang sains, teknologi, dan sejarah. Dengan kecenderungan mengamati daripada berbicara, aku menemukan cerita besar dalam hal-hal kecil.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena ASMR: Mengapa Kita Menemukan Kedamaian dalam Suara-Suara Sederhana?

28 November 2024   23:49 Diperbarui: 29 November 2024   00:21 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar mendengarkan ASMR. (Sumber : DALL-E dari OpenAI)

Fenomena ASMR: Mengapa Kita Menemukan Kedamaian dalam Suara-Suara Sederhana?

Dalam dunia yang semakin bising, ASMR (Autonomous Sensory Meridian Response) muncul sebagai fenomena yang menawarkan keheningan dan kedamaian lewat cara yang unik. ASMR adalah sensasi fisik berupa getaran atau kesemutan yang dirasakan pada kulit kepala, leher, atau tulang belakang, yang dipicu oleh rangsangan tertentu, seperti suara pelan, gerakan lembut, atau perhatian personal. Meski baru dikenal luas dalam dekade terakhir, ASMR telah menjadi oasis bagi banyak orang yang mencari ketenangan di tengah tekanan hidup. Tetapi, mengapa suara sederhana seperti bisikan atau gemericik dapat memberikan efek menenangkan?

Apa Itu ASMR?

Istilah ASMR pertama kali diciptakan pada tahun 2010 oleh Jennifer Allen, seorang pengguna internet yang ingin mendeskripsikan pengalaman unik ini secara ilmiah. Meski belum banyak penelitian yang menjelaskan secara detail mekanisme biologisnya, ASMR sering dikaitkan dengan aktivitas otak dan respons saraf. Stimulus ASMR bisa sangat beragam, mulai dari suara bisikan, ketukan pelan, suara gemericik, hingga gerakan tangan tertentu. Beberapa orang bahkan merasakan ASMR saat menonton video yang menampilkan seseorang dengan lembut membuka kemasan, menguyah makanan, atau bahkan sekadar mengetuk benda.

ASMR sering disebut sebagai "pijat otak" karena sensasi yang ditimbulkan memberikan rasa nyaman dan santai, mirip seperti efek relaksasi pada terapi pijat. Namun, tidak semua orang bisa merasakan ASMR. Sensitivitas terhadap stimulus ini sangat bervariasi, dan sebagian orang mungkin membutuhkan jenis rangsangan yang spesifik untuk menciptakan efek tersebut.

Mengapa ASMR Menenangkan?

Ada beberapa hipotesis yang mencoba menjelaskan mengapa ASMR memberikan rasa damai. Salah satu teori utama adalah bahwa ASMR mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, yang bertanggung jawab untuk respons "istirahat dan cerna" tubuh. Respons ini berlawanan dengan sistem saraf simpatik yang memicu stres atau respons "lawan atau lari". Ketika tubuh berada dalam mode parasimpatis, detak jantung melambat, tekanan darah menurun, dan tubuh masuk ke dalam kondisi relaksasi.

Tidak hanya itu, ASMR juga bisa memberikan efek meditasi. Mendengarkan suara-suara sederhana dengan perhatian penuh serupa dengan teknik mindfulness, yang membantu menenangkan pikiran dari gangguan sehari-hari. Proses ini memungkinkan otak untuk fokus pada momen saat ini, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan rasa kesejahteraan.

Popularitas ASMR di Era Digital

Platform seperti YouTube dan TikTok telah menjadi rumah bagi komunitas ASMR yang berkembang pesat. Ribuan kreator ASMR memproduksi konten yang dirancang khusus untuk memicu sensasi ASMR. Dari video membisikan kata-kata, menguyah makanan, hingga membunyikan benda-benda.

Popularitas ASMR juga didorong oleh kebutuhan akan cara-cara baru untuk mengatasi stres. Dengan tekanan kerja, gangguan media sosial, dan tantangan kehidupan modern, banyak orang mencari pelarian yang sederhana namun efektif. Video ASMR sering diakses sebelum tidur sebagai alat bantu relaksasi, atau saat menghadapi kecemasan untuk menenangkan pikiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun