Mohon tunggu...
Narendra Diaksa2
Narendra Diaksa2 Mohon Tunggu... Mahasiswa - PMM Bhaktimu negeri kelompok 75 gelombang 13

Pengabdian masyarakat oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

PMM Kelompok 75 Usung Konsep Pengenalan Jamu

13 Oktober 2021   16:55 Diperbarui: 14 Oktober 2021   02:34 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbagai bencana yang muncul di Indonesia sepanjang 6 bulan kebelakang sangat berpengaruh pada kondisi daerah daerah yang terdampak. 

Terutama yang saat ini masi menjadi sorotan kita saat ini yaitu pandemi COVID-19 yang muncul di penghujung tahun 2019 dan masuk ke Indonesia pada awal maret menimbulkan dampak cukup besar dalam berbagai aspek.

Berbagai elemen masyarakat membutuhkan perhatian lebih di masa masa sekarang ini, termasuk anak-anak yatim piatu di panti asuhan.

Kondisi pandemi juga turut mendorong meningkatkan kebersihan melalui penerapan protokol kesehatan serta konsumsi makanan yang sehat, apalagi anak-anak termasuk ke dalam kelompok usia yang sangat rentan terhadap penularan COVID-19 dari lingkungan sekitarnya.

PENGENALAN TANAMAN OBAT

Salah satu awal langkah dalam menjalani hidup sehat dalam lingkungan panti asuhan yang terbilang mudah adalah menanam tanaman obat keluarga (TOGA) yang bermanfaat jangka panjang.

Menurut Wikipedia, Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat dengan media sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan.

"Dalam PMM Kali ini Kami mengusung konsep Aktif dan produktif dimasa Pandemi melalui gerakan masyarakat sehat dengan berfokus pada Tanaman Obat serta Jamu yang asing bagi anak anak panti" Ujar Rendra selaku Koordinator.

Pemilihan Tanaman Oleh PMM Kelompok 75 sendiri adalah tanaman yang bukan hanya bisa dimanfaatkan sebagai obat pencegah sakit, akan tetapi bisa dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, seperti kunyit, jahe, dan temulawak.

"Kami menginginkan program ini bisa berjalan untuk jangka panjang bagi lingkungan panti sehingga mereka tidak perlu lagi membeli kebutuhan bahan bahan yang berasal dari Toga yang telah ditanam" imbuhnya.

ENAKNYA RASA JAMU

Minuman ini merupakan ramuan tradisional asli indonesia yang akrab di telinga masyarakat kita karena khasiat yang di hasilkan dan mudah nya cara pembuatan serta mendapatkan bahan bahan.

Namun bagi sebagian orang, termasuk anak anak, jamu memiliki stigma yang kurang disukai termasuk rasa dan baunya sehingga beberapa jamu di modifikasi dengan penambahan beberapa bahan untuk memperbaiki rasa dan bau tersebut agar lebih mudah diterima lidah anak anak yang mengkonsumsinya.

"Disini kami mengenalkan Jamu Sinom, memiliki manfaat menyegarkan tubuh, melancarkan peredaran darah, membantu proses detoksifikasi, melancarkan buang air besar, dan keunggulan Jamu ini adalah rasa yang enak untuk anak anak" ungkap Rendra.

Bahan yang dibutuhkan untuk membuat jamu sinom sendiri sangat mudah, yaitu Daun Sinom, Asam Jawa, Kunyit, Gula Merah, dan Sedikit Garam. Cara membuatnya pun cukup mudah, siapkan air yang sudah mendidih lalu masukkan semua bahan sesuai dengan yang dibutuhkan. Gunakan garam sedikit saja untuk menyeimbangkan rasa. Setelah jamu berwarna kuning kecoklatan, saring dan pindahkan ke wadah minum untuk dikonsumsi dengan disajikan dingin lebih nikmat.

SERUNYA MENANAM TOGA

"Dalam Mendukung jalannya program jangka panjang untuk panti, maka kami juga mengakrabkan anak anak panti dengan cara menanam beberapa tanaman yang disebut diatas untuk selanjutnya bisa dilakukan oleh pengurus pantinya" terang Rendra.

Polybag berukuran 12x12 tanah, media tanah, dan beberapa rimpang tanaman yang digunakan sudah dalam keadaan dipotong agar anak anak mudah dalam menanam. Cara menanamnya pun cukup mudah yaitu membenamkan rimpang tanaman kira-kira 5 cm dibawah permukaan tanah kemudian disiram dengan air merata keseluruh permukaan tanah.

Lakukan penyiraman rutin setiap pagi dan sore agar pertumbuhan tanaman maksimal, secukupnya saja dan jangan sampai air menggenang karena rimpang akan membusuk. Apabila sudah sesuai dan merawat dengan baik, perkiraan tumbuh sekitar 1 bulan sejak pertama kali di tanam.

Panen untuk tanaman ini sendiri bisa dilakukan sekitar 7 sampai 8 bulan ditandai dengan berubahnya warna daun yang Hijau menjadi kuning bahkan layu sehingga diharapkan rimpang yang panen tidak kusut, sehat, tidak cepat membusuk, beratnya ideal, dan tetap segar meskipun disimpan dalam waktu yang lama.

"Kami berharap semoga program-program ini bisa membantu meringakan beban panti di masa pandemi karena kesehatan anak yang sangat penting di jaga dan diperhatikan dimulai dari hal yang paling mudah ditemukan di sekitar, yaitu pemanfaatan tanaman obat ini " kata Rendra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun