Mohon tunggu...
Narendra Ning Ampeldenta
Narendra Ning Ampeldenta Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis tentang isu Politik, Sosial, dan hal-hal menarik lainnya.

Penulis Paruh Waktu, Pembelajar Sepanjang Waktu. Bangga Menjadi Anak Indonesia. Teknik Interdisiplin Hochschule RheinMain, Jerman.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemilu 2019: Sebuah Catatan untuk Demokrasi Kita

3 April 2019   22:03 Diperbarui: 3 April 2019   22:34 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erwin Aksa. Sumber Foto: kumparan.com

Politik di Indonesia sepertinya belum menemukan jati dirinya. Demokrasi pun tak jelas maksudnya. Kita sering sekali mendengar jargon "Semua orang punya hak untuk memilih", "pilihlah dengan hati nurani". Ya, Anda betul,ini adalah ciri Politik Liberal. Politik Liberal percaya bahwa pemilih lah yang paling tau, memilih bedasarkan hati nurani. 

 Namun kasus Erwin Aksa membuat Demokrasi di Negeri ini makin rumit. Erwin Aksa diberhentikan dari kepengurusan partai karena pilihan politiknya berhaluan dengan pilihan partainya. Ini adalah ciri Politik Sosialis, dalam hal ini, partai selalu benar dan setiap individu harus mendengarkan ke mana partainya mengarah. 

Baru hampir 21 tahun keran demokrasi di negeri dibuka. Ibarat manusia, ini adalah masa-masa pencarian jati diri dan belum menemukan bentuk pasti. Politik di negeri inipun tak jelas mana berhaluan kanan dan kiri.

 Bicara pilihan saya? Yang jelas biar saya dan Tuhan yang tahu, yang akan saya pertanggungjawabkan di dalam kotak suara nanti. Tak ada yang bisa mengintervensi pilihan saya sekalipun keluarga dan kerabat dekat.

Bahkan jika ada yang tak memilih, kita tak bisa paksakan mereka untuk memilih, itu hak mereka. Toh Politik kita juga masih labil tak jelas berhaluan "Liberal" maupun "Sosialis".

 Satu hal yang pasti, Pancasila dan nilai-nilainya harus tetap lestari di negeri ini, tak ada seorang pun dan golongan mana pun yang berhak mengganti Ideologi ini.

 Indonesia harus tetap satu, walau berbeda pilihan.
 Indonesia harus tetap satu, walau ada yang tak menggunakan hak pilihnya.
 Indonesia harus tetap satu, sesuai cita-cita pendiri Bangsa ini.

 Mengutip penggalan Doa dari Prof. Quraish Shihab:

 "Ya Allah, anugerahilah Capres dan Cawapres yang menang kemampuan mensyukuri kemenangan tanpa keangkuhan, dan bimbing pula mereka agar sukses memimpin bangsa dengan adil dan benar, tanpa membedakan pendukung dan yang tidak mendukungnya"

 Amin Yaa Rabbalalamin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun