Mohon tunggu...
Narendra Ning Ampeldenta
Narendra Ning Ampeldenta Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis tentang isu Politik, Sosial, dan hal-hal menarik lainnya.

Penulis Paruh Waktu, Pembelajar Sepanjang Waktu. Bangga Menjadi Anak Indonesia. Teknik Interdisiplin Hochschule RheinMain, Jerman.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mempersiapkan Indonesia Emas 2045

1 Oktober 2018   18:04 Diperbarui: 1 Oktober 2018   18:39 10961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dimulai dari saat ini dan kedepan Indonesia sedang menyongsong fase bonus Demografi, yakni fase dimana jumlah usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih banyak dari usia non-produktif.  Dalam rentang waktu 2030-2040 Indonesia diprediksi akan mengalami fase tersebut.  

Di tahun 2050 Indonesia diprediksi akan masuk dalam jajaran negara dengan ekonomi terkuat lima besar di dunia. Gerbang Revolusi Industri 4.0 sedang terbuka dihadapan kita. 

Berbeda dengan revolusi industri pertama (1688) yang berhasil merevolusi sistim produksi dari kain katun dengan penggunaan mesin-mesin yang digerakkan oleh roda air dan mesin uap, Revolusi Industi 4.0 ini kita dihadapkan dengan internet dan teknologi yang mempengaruhi dunia industri. Ketika kita melihat perusahaan e-Commerce belum lama ini merilis supermarket Amazon Go, dimana pelanggan dapat berbelanja tanpa menggunakan kasir dengan hanya menggunakan smartphone pintar yang terhubung dengan aplikasi, kita bisa berasumsi bahwa akan ada beberapa pekerjaan yang hilang seperti pegawai Kasir.Jika kita melihat pengembangan Self-Driving Car, dalam beberapa tahun lagi mungkin seorang montir mobil akan digantikan dengan teknisi Komputer karena mobil tersebut sudah sebagian besar terkomputerisasi. 

Namun bila kita melihat kondisi di Indonesia saat ini, kita tidak bisa tutup mata bahwa masih terdapat angka ketimpangan,baik ekonomi maupun dunia pendidikan, tingginya juga angka buta huruf terutama di Indonesia bagian timur.  

Sistem pendidikan yang selama ini terkesan hanya mengejar hasil belum ada fondasi pendidikan dasar yang kuat, juga masalah rendahnya tingkat literasi yang sedikit banyak juga berpengaruh pada cukup meningkat nya tingkat Intoleransi di Indonesia.  

Hal tersebut menjadi salah satu hambatan terbesar kita. Tentunya ini menjadi tantangan apakah bonus demografi akan menjadikan kita negara maju sesuai studi yang memprediksi masa depan Indonesia pada rentang waktu diatas 2030 atau justru sebaliknya menjadi bumerang bencana demografi.  


Pentingnya Pendidikan Dasar Sebagai Fondasi Bangsa 

Pembangunan karakter seseorang saya pikir akan lebih baik jika dilakukan dan ditanamkan saat anak memasuki usia pendidikan Taman Kanak-Kanak atau pra-Sekolah Dasar.  Namun ironis nya, ketika kita berkunjung ke beberapa toko buku di Indonesia, tidak jarang kita menemui buku untuk mengikuti tes masuk Taman Kanak-Kanak.  Sesuatu yang menurut saya sedikit diluar batas kewajaran. 

Pada masa ini anak-anak seharusnya diajarkan beretika dengan baik, sopan satu terhadap guru, melakukan hal-hal kecil yang berdampak positif seperti membuang sampah pada tempatnya atau merapikan sandal atau sepatu dan merapikan mainan setelah selesai bermain pada tempatnya semula. 

Pada kenyataan nya banyak dari Sekolah Taman Kanak-Kanak yang sudah mengajarkan membaca dan menulis, yang dari pandangan saya berlebihan karena pendidikan anak usia dini tidak untuk itu. Akan tetapi terkadang guru-guru di Pendidikan Usia Dini tersebut terjepit oleh tuntutan orang tua murid yang menurut analisa saya banyak dari orang tua murid menuntut anak-anak dapat membaca dan menulis sebagai syarat masuk ujian Sekolah Dasar.

Berbeda dengan Pendidikan Anak Usia Dini di Jerman dan Jepang.  Dimasa ini anak-anak diajarkan dan ditanamkan karakter yang baik dari hal-hal kecil seperti membuka sepatu sendiri dan meletakkan nya di tempat sepatu, membereskan mainan saat selesai digunakan, bermain dan bahkan bernyanyi bersama.  Bahkan di Jerman sendiri kita mungkin tidak akan kaget menemukan anak usia dini yang bertanya bagaimana pesawat bisa terbang karena guru menyisipkan secara tersirat melalui sesi cerita tokoh pembuat pesawat terbang dengan bahasa ringan yang dimengerti anak-anak tersebut.

Jika sistem pendidikan anak usia dini di Indonesia masih mengadopsi sistem yang dewasa ini terjadi, saya beranggapan bahwa sistem ini akan membentuk generasi yang lebih mementingkan hasil dibanding proses. 

Peserta didik bisa jadi melakukan cara apapun untuk memperoleh hasil tanpa menikmati proses.  Sistem Pendidikan tersebut akan berdampak pada timbulnya generasi yang tidak kompetitif juga kedepan karena lebih mementingkan hasil dibanding proses akan menjadi cikal-bakal generasi yang koruptif.

Sistem pendidikan di Indonesia harus sudah mulai beradaptasi dengan perkembangan zaman juga beberapa keterampilan baru yang akan hadir beberapa dekade kedepan.  

Menurut saya, hal ini bisa dimulai dengan meningkatkan standar dari pengajaran tiap sekolah, dengan penekanan terhadap pemberian informasi secara menarik juga mengembangkan kompetensi guru. 

Pengembangan kurikulum yang membuat siswa bisa fleksibel dalam menghadapi perubahan zaman, juga penyetaraan kualitas pendidikan dari hal-hal seperti pengadaan alat-alat komputer yang menunjang pembelajaran siswa.

Pembentukan fondasi generasi yang berkarakter merupakan landasan untuk menghadapi era disruptif di zaman teknologi.


Produktivitas Sektor Agrikultur 

Peningkatan kelas konsumsi secara global diprediksi akan meningkat secara pesat dalam kurun waktu 15 sampai 20 tahun kedepan yang sebagian besar akan terjadi di kawasan Asia.  

Peningkatan jumlah konsumen yang tergolong makmur di kawasan Asia terutama India dan China bahkan Indonesia sendiri akan meningkatkan permintaan terhadap pangan dan produk dari sektor agrikultur secara signifikan. 

Fenomena Urbanisasi yang tidak dapat dipungkiri selalu meningkat merupakan salah satu alasan pentingnya meningkatkan tingkat produktifitas dari sektor agrikultur.  Peran pemerintah dibutuhkan memberikan penyuluhan secara berkelanjutan dimulai dari pemilihan pupuk untuk menunjang tanaman, pelatihan teknik pangan yang membuat hasil panen tidak bergantung pada musim-musim tertentu, juga pemberian bantuan secara berkala dan membantu mencarikan pasar yang lebih luas bagi sektor tersebut. Pengenalan dan pengaplikasian teknologi untuk menunjang efisiensi sektor tersebut juga harus dimulai saat ini. 

Tentunya juga pemerintah harus memastikan birokrasi yang tidak berbelit-belit terutama untuk menunjang sektor ekspor bagi sektor agrikultur yang akan menjadi satu dari sekian sektor yang akan menunjang kuat nya ekonomi Indonesia pada 20 tahun kedepan. Kedepan jika hal tersebut dapat berjalan dan terealisasikan dengan baik, Indonesia akan menjadi salah satu negara eksportir terbesar dari sektor pangan dan agrikultur.


Investasi pada Sumber Daya Manusia Berbasis Teknologi

Dalam beberapa dekade kedepan Indonesia akan menjadi negara yang terkoneksi dengan internet.  Menurut laporan dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) di tahun 2017, setidaknya lebih dari 50 persen atau sekitar 143 juta penduduk Indonesia sudah terkoneksi dengan Internet.  

Tentunya angka tersebut akan meningkat seiring pesatnya perkembangan teknologi.  Oleh karena itu menjadi penting bahwa perkembangan ekonomi di Indonesia sangat membutuhkan masyarakat yang beradaptasi dengan didukung oleh penguasaan keterampilan baru. 

Sektor Industri menjadi sektor terpenting untuk berinvestasi terutama pada bidang sumber daya manusia.  Bahkan perusahaan e-commerce asal Tiongkok, Alibaba, sudah mengaplikasikan teknologi robot yang menunjang 70% kinerja dari gudang penyimpanan perusahaan tersebut.  

Tentunya banyak profesi yang akan hilang terutama buruh di pabrik yang mulai digantikan oleh robot.  Pelatihan secala berkala dan pengenalan terhadap teknologi dalam sektor industri menjadi hal yang harus dilakukan untuk menghadapi fenomena Revolusi Industri 4.0 yang sudah didepan mata.

Jika saat ini kita sudah memulai investasi dibidang Sumber Daya Manusia, bukan tidak mungkin hal tersebut bisa paling tidak mengurangi angka urbanisasi.  Dari sektor pertanian, faktanya luas lahan pertanian menyusut setiap tahun yang juga berdampak pada penurunan hasil pertanian.  Jumlah penduduk kian meningkat sedangkan luas pertanian lahan semakin mengecil.  Akibatnya akan berdampak pada beberapa petani yang kehilangan lapangan pekerjaan.

Dengan teknologi, angka tersebut bisa ditekan.  Mari kita ambil contoh dari Kampung Inggris di Kediri.  Kedepan bisa diaplikasikan kampung berbasis komputer dibeberapa desa.  

Hal tersebut akan membuka lapangan pekerjaan baru juga peningkatan keterampilan bagi masyarakat tersebut. Misalkan dalam satu desa disediakan satu 3D-Printing dan memberikan pelatihan terhadap warga desa, dalam beberapa saat kedepan desa tersebut bisa menjadi desa unggul yang pendapatannya tidak hanya bergantung kepada sektor pertanian, namun juga pada sektor industri kecil berbasis teknologi skala desa dalam hal ini design dengan 3D-Printing. 


Infrastruktur Sebagai Jembatan Mengatasi Ketimpangan 

Ditengah fenomena Revolusi Industri 4.0, peningkatan dari jumlah pengguna Internet di Indonesia, dan perkembangan skala global dari berbagai sektor di dunia, kita tidak bisa tutup mata bahwa masih terdapat angka buta huruf bahkan kesulitan untuk mendapatkan akses kesehatan juga pendidikan terutama di wilayah Maluku dan Papua yang mempunyanyi angka tingkat kemiskinan terbesar di Indonesia yakni 21,2%. 

Hal ini disebabkan salah satu faktornya adalah infrastruktur yang belum memadai didaerah tersebut.  Keterbatasan infrastruktur menyebabkan harga-harga menjadi tinggi.  Keterbatasan untuk memperoleh akses pendidikan yang baik juga menjadi alasan mengapa tingkat buta huruf yang cukup tinggi berada di provinsi Papua.

Dengan membangun infrastruktur secara bertahap, harapan nya bisa memberikan akses bagi masyarakat disana.  Juga pengenalan tentang industri pertanian yang berbasis teknologi secara bertahap sehingga masyarakat bisa lebih produktif dalam mendapatkan sumber pendapatan.


Kesimpulan 

Tepat pada 100 tahun Indonesia merdeka nanti, saya percaya tingkat ketimpangan di Indonesia, meski tidak secara mutlak hilang, akan turun secara signifikan.  Hal ini terjadi sesuai amatan saya dikarenakan pembangunan Infrastruktur yang mulai digencarkan pemerintah terutama didaerah-daerah tertinggal.  

Saya juga percaya terhadap beberapa hasil studi yang mengatakan bahwa Indonesia pada tahun 2045 keatas akan menempati negara yang masuk dalam lima besar ekonomi kuat di dunia.

Perkembangan industri kreatif yang sangat pesat meyakinkan saya akan potensi Indonesia yang besar pada tahun 2045 mendatang.  Sebagai contoh, ketika GoJek memperoleh investasi besar dari perusahaan teknologi besar Google, juga Tokopedia yang memperoleh investasi besar dari e-Commerce asal Tiongkok pimpinan Jack Ma, Alibaba.

Hal ini mengindikasikan tingkat kepercayaan investor yang cukup tinggi terhadap Indonesia dan merupakan sesuatu yang positif.  Saya juga percaya bahwa pengembangan teknologi dalam sektor pertanian juga akan mendongkrak produktivitas hasil pertanian yang akan menjadi salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia kedepan.

Meskipun menurut saya kemiskinan secara absolut tidak akan tercapai pada tahun 2045, saya percaya bahwa angka kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia akan menurun secara signifikan.  Sebuah tantangan bagi pemimpin-pemimpin di Indonesia di zaman ini juga kedepan yang harus beradaptasi dengan perubahan dunia, yang saat ini sedang menghadapi perkembangan teknologi yang pesat dari berbagai sektor, Revolusi Industri 4.0.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun