Assalamualaikum Wr. Wb.
Shalom, Salam Sejahtera.Â
Om Swastiastu.Â
Namo Buddhaya.
Salamku untuk semua Saudaraku diseluruh penjuru Tanah Air, maupun para Diaspora yang sedang menimba ilmu atau mengadu nasib di negeri orang. Kita semua sama, dibawah payung Konstitusi yang sama dengan hak dan kewajiban yang sama. Kita semua sama, tidak ada kata mayoritas atau minoritas, karena kita semua berpijak di rumah yang sama, tanah air kita, Indonesia.Â
Ingat lagi nilai-nilai ke Indonesiaan ini, perbincangan dengan kawan-kawan di warung kopi semasa SMA, bermain catur dan bercengkrama bersama, tanpa melihat perbedaan, hanya ingin bersenang-senang sesaat.Â
Ingat lagi masa-masa saat dimana menemani Ibu ke pasar, bercengkrama dengan para pedagang pasar, terkadang sedikit mendengar keluh-kesah dan melihat raut wajah yang sangat berharap besar pada Negeri ini.
Ingat lagi masa-masa dimana dengan riangnya kita mengikuti lomba 17 Agustus di lingkungan Rumah, dari lomba menghias sepeda, makan kerupuk, balap karung, dan tersadar bahwa pada momen itu kita melupakan semua perbedaan untuk melebur menjadi satu bangsa yang menjunjung Kebhinekaan.
Salamku untuk semua Saudaraku di penjuru Tanah Air, lupakan segala dikotomi untuk bergandeng-tangan bersama sebagai anak Negeri.Â
Salam Hangat,
Narendra Ning Ampeldenta.
Ruesselsheim, 11 Juni 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H