Mohon tunggu...
Narendra Ardhana
Narendra Ardhana Mohon Tunggu... Akuntan - ODHA

(bukan nama sebenarnya) tidak ada yang berbeda dengan saya, saya hanya seorang pengidap HIV (ODHA) yang terdiagnosa sejak awal 2014 ketika berusia 26 tahun dan menjalani terapi ARV hingga saat ini. Masih aktif bekerja full time sebagai back office, sedang belajar berwirausaha dan tidak di bawah naungan suatu lembaga atau yayasan sosial ODHA. Bagi yang ingin sekedar berbagi cerita, saran dan kritik bisa melalui email narendra.ardhana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makna 1 Desember Bagi Saya

2 Desember 2016   00:06 Diperbarui: 2 Desember 2016   00:14 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bohong kalau saya bilang saya tidak kesepian selama ini, bohong kalau saya bilang saya tidak merasa sendiri. Walau di luar saya tampak baik-baik saja, bisa bercanda dan tertawa dengan orang lain tapi hati saya merasa sangat hampa. Sampai saya berusaha untuk mencari "pelengkap hidup" untuk mengatasi kesendirian dengan cara saya sendiri. Tapi ya saya tahu, meski pikiran saya menyangkali Tuhan tapi saya yakin bahwa Tuhan tidak akan memberikan "ular" kepada mereka yang meminta "roti". Sekeras apapun usaha saya, saya tidak akan menemukan kebahagiaan di luar sana. Sekeras apapun usaha saya untuk meninggalkan Tuhan, saya tahu bahwa saya tetap membutuhkan-Nya.

Meski dalam kehampaan yang saya lalui belakangan ini saya sadar bahwa sebenarnya saya sangat merindukan relasi saya dengan Tuhan. Dan melalui banyak hal yang tidak saya sadari sebenarnya saya selalu mencari Dia meski saya sedang "mogok", suara hati yang selalu merindukan sosok yang sangat begitu sulit dimengerti. Sampai pada akhirnya selalu ada jalan untuk kembali. Saya tidak pernah menutup diri untuk kembali kepada Tuhan sehingga belakangan saya terjaga dan memulai kembali untuk berelasi dengan-Nya. Tidak jadi persoalan seberapa sering jatuh, tapi seberapa sering saya berusaha untuk bangkit lagi. 

Saya tetap bersyukur bahwa di sekitar saya ada orang tua dan orang tua rohani yang dikirim Tuhan supaya saya selalu kembali ke jalan yang tepat. Saya yakin meski saya merasa ditinggalkan sendiri dalam lorong yang gelap tetapi sesungguhnya Tuhan tidak pernah meninggalkan saya, Ia tidak menunggu di ujung lorong gelap ini tetapi Ia berada di samping saya senantiasa untuk melewati lorong ini menuju cahaya terang.

Sekian tulisan saya kali ini. Untuk lebih dan kurangnya saya mohon maaf apabila tulisan saya kurang berkenan bagi para pembaca. Terimakasih sudah berkenan mampir untuk membaca ya, sebelum hari ini berlalu saya mengucapkan selamat hari AIDS sedunia. Salam sehat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun